Ekonomi Global Diprediksi Melambat, Pelaku UMKM Diyakini Mampu Bertahan
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diyakini mampu bertahan di tengah prediksi perlambatan ekonomi dunia. Para pelaku UMKM pun didorong untuk memperluas pasar ke ritel modern hingga ekspor.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat berdiskusi dengan puluhan pelaku UMKM di Bandar Lampung, Kamis (2/3/2023).
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia diyakini mampu bertahan di tengah prediksi perlambatan ekonomi global tahun 2023. Untuk mengembangkan usahanya, para pelaku UMKM diminta terus memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Hal itu dikemukakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat berdiskusi dengan puluhan pelaku UMKM di Bandar Lampung, Kamis (2/3/2023). Acara itu merupakan rangkaian acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan dan temu bisnis yang berlangsung selama dua hari di Lampung.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli menceritakan pengalamannya membangun bisnis saat krisis moneter tahun 1998. Berkat kegigihan dan kejelian melihat peluang, Zulkifli mengaku mendapat keuntungan besar kala itu. Namun, dia juga mengingatkan, pelaku usaha tidak boleh terlalu takut menghadapi risiko rugi. ”Jangan berhenti belajar kalau mau usahanya terus berkembang,” ujarnya.
Di tengah perkembangan teknologi digital saat ini, Zulkifli mendorong pelaku usaha untuk terus memperluas pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk membantu memperluas pasar di dalam negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong agar semakin banyak produk UMKM yang bisa masuk ke berbagai ritel modern.
Pelaku UMKM di Lampung berjualan aneka produk makanan dan kerajinan tangan di Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan, Senin (25/4/2022).
Dalam kesempatan itu, para pelaku UMKM juga mengikuti proses kurasi produk untuk bisa dipromosikan ke berbagai ritel modern. Namun, agar bisa masuk ke ritel modern, produk UMKM harus memenuhi sejumlah persyaratan, misalnya memiliki nomor izin berusaha.
Untuk produk pangan juga harus dilengkapi sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) serta sertifikat halal. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan konsumen.
Selain itu, Zulkifli menyebut, pemerintah juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk mempromosikan produknya hingga ke pasar internasional. Upaya itu dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan ekspor dan pertemuan dagang.
Di tengah prediksi perlambahan ekonomi global tahun ini, Zulkifli juga optimistis perekonomian Indonesia dapat bertahan. Sektor UMKM diyakini menjadi sektor yang akan menopang perekonomian Indonesia ke depan.
Menurut Zulkifli, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi prediksi perlambatan ekonomi global, misalnya dengan mencari pasar ekspor baru. Selain Amerika dan Eropa, industri dan pelaku UMKM juga dapat membidik pasar ekspor ke wilayah Timur Tengah hingga Afrika.
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Seorang pekerja sedang menggoreng keripik pisang di ruang produksi keripik ”Shinta” yang terletak di sentra keripik Gang PU, Kota Bandar Lampung, akhir Januari 2023. Lokasi itu menjadi pusat penjualan aneka keripik dan berbagai jenis oleh-oleh lain di Bandar Lampung.
Sementara itu, Riki Junaidi (50), pelaku usaha keripik pisang dari Kabupaten Lampung Selatan, mengaku mengikuti kurasi yang difasilitasi Kemendag agar bisa memasukkan produknya ke ritel modern.
Selama ini, Riki memasarkan keripik pisangnya melalui gerai yang dia bangun di dekat Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan. Selain itu, ia juga menitipkan produknya di toko oleh-oleh di Dermaga Eksekutif Bakauheni dan toko oleh-oleh di Bandar Lampung.
Riki berharap penjualan produknya semakin meningkat jika bisa masuk ke berbagai toko ritel. Saat ini, ia memproduksi sekitar 150 kilogram keripik aneka rasa setiap bulan.
Sektor UMKM diyakini menjadi sektor yang akan menopang perekonomian Indonesia ke depan.