Mulai 7 Maret, Pembelian Solar Bersubsidi di NTT Wajib Menggunakan QR Code
Mulai 7 Maret 2023, pembelian BBM bersubsidi di NTT wajib menggunakan QR Code. Metode itu untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Terhitung mulai 7 Maret 2023, pengguna solar bersubsidi di Nusa Tenggara Timur diwajibkan menggunakan Quick Response Code atau QR Code ketika melakukan pembelian di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum. Motode itu dilakukan untuk memastikan penyaluran bahan bakar bersubsidi tepat sasaran.
Deden Mochamad Idhani, Area Manager Communication Relations dan CSR PT Pertamina Patra Niaga Region Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara, menyampaikan hal itu dalam acara sosialisasi penggunaan QR Code untuk pembelian bahan bakar minyak bersubsidi di Kota Kupang, NTT, Selasa (28/2/2023).
Menurut dia, penggunaan QR Code bertujuan untuk mengawal distribusi BBM bersubsidi yang dalam satu tahun nilainya sekitar Rp 500 triliun. Sejauh ini, dalam penyalurannya terjadi berbagai kasus penyalahgunaan.
”Tujuan penggunaan QR Code ini agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran. Selain itu, mengurangi beban pemerintah pusat terkait besaran subsidi yang dikeluarkan setiap tahun,” katanya.
Di Provinsi Jawa Timur, penggunaan QR Code dalam pembelian solar bersubsidi sudah diberlakukan di 38 kabupaten/kota. Adapun Bali berlaku di 9 kabupaten/kota dan Nusa Tenggara Barat 10 kabupaten/kota. Selanjutnya, pada 7 Maret 2023, mulai diberlakukan di 22 kabupaten/kota di NTT.
Nuriva Joko Wibowo, Sales Branch Manager Rayon III Pertamina NTT, menambahkan, subsidi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara itu jumlahnya terbatas dan diperuntukkan bagi kalangan tertentu. Hal ini yang perlu dipahami masyarakat.
Hingga akhir Februari 2023, lebih kurang 52.000 orang mencoba mendaftar QR Code. Dari jumlah itu, 29.846 yang sudah aktif menggunakan QR Code dan selebihnya masih terkendala.
Untuk mendapatkan QR Code, para pengguna harus mendaftar terlebih dahulu di setiap tempat penyaluran, seperti stasiun pengisian bahan bakar. Persyaratannya adalah kartu tanda penduduk, surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan membawa kendaraan.
”Nanti ada petugas kami yang standby membantu mereka yang mendaftar. Jika ada kendala, akan diberi toleransi satu kali saja. Pun kuotanya maksimum 20 liter. Kali berikutnya harus pake QR Code,” ujar Joko.
Menurut dia, kendala yang biasa terjadi ketika pendaftaran adalah STNK kendaraan tidak lagi aktif. Ini menyebabkan pendaftaran QR Code gagal. Pemilik kendaraan dipersilahkan untuk memperpanjang STNK.
Hingga akhir Februari 2023, lebih kurang 52.000 orang mencoba mendaftar QR Code. Dari jumlah itu, sebanyak 29.846 yang sudah aktif menggunakan QR Code dan selebihnya masih terkendala.
Ia pun berharap masyarakat segera mendaftar agar mendapatkan kuota subsidi yang sudah dialokasikan. Tahun 2023, NTT mendapat kuota solar subsidi sekitar 0,18 juta kiloliter, pertalite 0,47 juta kiloliter, dan minyak tanah 0,1 kiloliter.
Gregorius Neo (51), pengguna QR Code, mengatakan, proses pembelian dengan metode itu lebih mudah. Tak ada antrean panjang. ”Prosesnya agak lama itu waktu pendaftaran. Harus buat e-mail dan lain-lain. Kami dibantu petugas,” katanya.
Andre Talok (50), sopir truk, mengatakan, banyak sopir tidak mendaftar karena tidak memiliki telepon pintar. Untuk membeli telepon pintar, mereka harus mengeluarkan uang paling sedikit Rp 1,5 juta.