Tanah di Lokasi Longsor Trans-Timor Terus Bergerak
Longsor susulan berpotensi terjadi di tempat tersebut. Kestabilan material dan cuaca harus diperhatikan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Seorang remaja memikul jeriken berisi bahan bakar melewati lokasi longsor Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (20/2/2023). Longsor menghambat mobilitas logistik, termasuk bahan bakar.
OELAMASI, KOMPAS — Pembersihan lokasi longsor yang menghambat akses utama di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, terus dilakukan. Namun, upaya itu terkendala dengan kondisi tanah yang terus bergerak. Longsor susulan berpotensi terjadi di jalan transportasi Timor Raya itu.
Hingga Selasa (21/2/2023) pagi, petugas terus berjibaku menyingkirkan material yang masih menggunung. Longsor menutup badan jalan sepanjang 250-300 meter dengan ketinggian rata-rata 6 meter.
Tujuh ekskavator dan dua louder dikerahkan sejak Sabtu pekan lalu atau beberapa jam setelah terjadi longsor. Selain menggeser material, petugas juga membuka jalur darurat di sisi longsoran.
Namun, material tanah masih terus bergerak turun. Ketika terjadi hujan, lokasi yang sudah dibersihkan kembali tertutup longsoran. Demi keselamatan, pekerjaan dihentikan sementara.
Jalan darurat pun ditutup sementara. ”Ini masih sangat berisiko karena tanah masih terus bergerak. Tanah masih sangat labil,” kata Teldi Sanam, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Louder meratakan jalan darurat di lokasi longsor Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (20/2/2023). Dua louder dan tujuh ekskavator dikerahkan ke lokasi itu.
Lokasi longsor itu berada di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, yang berjarak sekitar 85 kilometer dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT. Longsor mulai terjadi pada Jumat (17/2/2023) malam hingga Sabtu dini hari.
Struktur geologi
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Hendra Gunawan, sebagaimana dikutip dari laman resmi Badan Geologi, mengatakan, berdasarkan hasil analisis dari foto dan video yang diperoleh, mereka menilai pergerakan tanah di Takari cukup luas.
Kejadian itu berupa longsoran dengan bidang gelincir dipengaruhi struktur geologi. Percepatan pergerakan tanah juga dipengaruhi tingkat kejenuhan material penyusunannya. Pemicunya adalah hujan yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Dikatakan, untuk memastikan detail mekanisme dan faktor penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan di areal tersebut. Tidak ada penjelasan mengenai kapan tim dari Badan Geologi akan turun ke sana.
Kegiatan pembersihan material dan aktivitas kendaraan di jalur darurat agar memperhatikan kestabilan material dan cuaca.
Badan Geologi juga mengingatkan masyarakat, termasuk pengguna jalan, agar meningkatkan kewaspadaan akan potensi terjadinya longsor susulan. Kegiatan pembersihan material dan aktivitas kendaraan di jalur darurat agar memperhatikan kestabilan material dan cuaca.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Setelah lumpuh total selama tiga hari akibat longsor di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, kendaraan mulai bergerak pada Senin (20/2/2023). Lokasi tersebut merupakan jalur transportasi darat paling ramai di NTT.
Sejumlah pengemudi kendaraan pun mengaku tidak akan nekat melewati jalur darurat itu ketika terjadi hujan. Mereka khawatir mobil terjebak dalam lumpur mengingat struktur jalan itu masih berupa material longsor yang diratakan.
”Kemarin pas longsor, ada truk tronton yang nekat lewat sehingga akhirnya terkubur. Beruntung semua orang yang di dalam cepat lari dan selamat. Ini jadi pelajaran berharga bagi kami para sopir,” kata Alex Bana (34), sopir angkutan.