Hormati Pengunduran Diri Lucky Hakim, Bupati Indramayu Akui Pernah Selisih Paham
Bupati Indramayu Nina Agustina menghormati keputusan wakilnya, Lucky Hakim, untuk mundur dari jabatannya. Meski terdapat selisih paham, Nina mengklaim hubungan mereka harmonis.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Bupati Indramayu Nina Agustina menghormati keputusan wakilnya, Lucky Hakim, untuk mundur dari jabatannya. Meski terdapat selisih paham, Nina mengklaim hubungan mereka harmonis. Pihaknya pun memastikan roda pemerintahan Indramayu tetap berjalan.
”Bagaimanapun saya menghargai keputusan dari Pak Lucky Hakim karena itu adalah hak politik dan hak pribadinya untuk mengundurkan diri (sebagai Wakil Bupati Indramayu),” ujar Nina kepada awak media di Pendopo Bupati Indramayu, Jawa Barat, Senin (20/2/2023).
Sebelumnya, Sekretariat DPRD Indramayu menerima surat pengunduran diri itu pada Senin (13/2/2023). Dalam surat tertanggal 8 Februari 2023 itu, Lucky menyatakan mengundurkan diri sebagai Wakil Bupati Indramayu periode 2021-2026 karena ketidakmampuannya mengemban jabatan.
”Berkenaan dengan hal tersebut, saya berharap pimpinan DPRD Kabupaten Indramayu menindaklanjuti permohonan pengunduran diri dan berhenti atas permintaan sendiri ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” tulis Lucky dalam surat tersebut.
Nina mencoba mengonfirmasi surat pengunduran diri itu secara langsung kepada Lucky. Namun, ia mengaku sulit menghubungi nomor telepon Lucky. ”Nanti saya bicarakan dengan Mas Lucky. Yang jelas, pemerintahan Kabupaten Indramayu tetap berjalan dengan baik,” katanya.
Anak mantan Kepala Polri Jenderal (Pol) Da’i Bachtiar ini juga menampik anggapan disharmonisasi antara bupati dan wakilnya. ”Kalau saya pribadi, tidak ada ketidakharmonisan itu. Tapi, yang namanya dalam suatu organisasi atau perjalanan kinerja, pasti ada selisih paham,” ungkapnya.
Nina tidak menyebutkan kesalahpahaman antara dirinya dan Lucky. Namun, pihaknya meyakini setiap permasalahan bisa diselesaikan secara bersama-sama. Apalagi, lanjutnya, masyarakat memilih keduanya sebagai pemimpin Indramayu dari 2021 hingga nanti berakhir tahun 2024.”Terakhir ketemu (Lucky) saat (rapat terkait hak) interpelasi (Februari 2022). Dan, sudah saya sampaikan, yuk kita sama-sama (memimpin Indramayu) sampai 2024. Tapi, perjalanannya waktu kita tidak tahu,” ungkap Nina. Ia juga menampik jika Lucky tidak mendapatkan tugas sebagai wakil bupati.
DisharmoniKetua DPRD Indramayu Syaefudin menyayangkan pengunduran diri Lucky sebagai wakil bupati. Ia menilai keputusan pengunduran diri itu dipicu ketidakharmonisan Nina dengan Lucky. ”Soal ketidakharmonisan ini sudah dibahas di hak interpelasi,” ucapnya.
Awal 2022, DPRD Indramayu mengajukan hak interpelasi atau hak untuk bertanya kepada eksekutif. Salah satu bahasannya ketidakharmonisan bupati dan wabup. Pihaknya juga merekomendasikan agar bupati memberikan penugasan kepada wabup sesuai regulasi yang berlaku.Akan tetapi, lanjutnya, rekomendasi itu belum dijalankan. Saat rapat dengar pendapat dengan wabup tahun lalu, misalnya, Lucky menyatakan tidak mendapatkan penugasan dan fasilitas penunjang, seperti protokoler dan ajudan selama lebih dari setahun.
Syaefudin menilai pengunduran diri Lucky yang dipicu ketidakharmonisan dengan bupati bisa mengganggu roda pemerintahan. ”Masyarakat butuh pemimpin yang sejuk. Apalagi, ekonomi terganggu pascapandemi. Kemiskinan Indramayu juga harus menjadi perhatian,” ujarnya.
Pihaknya akan membahasnya dalam rapat paripurna, Rabu (22/2/2023). Dewan akan menelaah surat itu sesuai regulasi. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, misalnya, alasan pengunduran diri adalah meninggal, mengundurkan diri, dan diberhentikan.”Terkait diterima atau tidaknya (surat pengunduran diri Lucky), itu kewenangan Gubernur Jabar dan Kementerian Dalam Negeri. Kami bukan ranahnya di sana,” ungkap Syaefudin. Jika permintaan Lucky diterima, pihaknya akan membentuk panitia pemilihan untuk mengisi jabatan wabup.
Melalui akun Instagram-nya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan telah bertemu dengan Lucky terkait surat pengunduran diri tersebut. ”Sebagai gubernur, pembina kepala daerah akan segera dicarikan solusi-solusinya sehingga rakyat Indramayu tidak dirugikan,” tulis Emil, sapaannya.
Pengunduran diri kepala daerah di Indramayu bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun 2018, Anna Sophanah yang menjabat sejak 2010 mundur dari jabatannya sebagai Bupati Indramayu karena alasan mengurus keluarga.