Menelusuri Jejak Dosen UII yang Hilang Usai Kunjungan ke Norwegia
Informasi hilangnya dosen Universitas Islam Indonesia, Ahmad Munasir Rafie Pratama, mengejutkan banyak pihak. ”Kompas” menemukan jejak Ahmad saat menjadi pembicara di Riyadh, Arab Saudi, sebelum berkunjung ke Norwegia.

Informasi tentang hilangnya dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama, yang dimuat di akun Instagram Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabar hilangnya dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama, mengejutkan banyak pihak. Setelah mengikuti kunjungan ke Norwegia, Ahmad dijadwalkan pulang ke Indonesia melalui Istanbul, Turki, pada 12 Februari 2023. Namun, keberadaannya kemudian tak diketahui. Upaya menelusuri jejak Ahmad pun terus dilakukan.
Ahmad merupakan dosen Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia (UII). Selain itu, dia juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Teknologi Industri UII.
Ahmad meraih gelar sarjana dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 2008. Setelah itu, dia mendapat gelar master di Monash University, Australia, pada tahun 2011. Ahmad kemudian meraih gelar doktor dari Stony Brook University, Amerika Serikat, pada 2019.
Informasi ihwal hilangnya Ahmad disampaikan oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Instagram pada Jumat (17/2/2023). Dalam unggahan di akun @poldajogja itu, disampaikan info orang hilang atas nama Ahmad Munasir Rafie Pratama. Lelaki berusia 36 tahun itu disebut berangkat ke Oslo, Norwegia, dalam rangka tugas dari UII pada 4-11 Februari 2023.

Foto dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama.
Kemudian, pria yang tinggal di Kota Yogyakarta itu direncanakan pulang dari Oslo menuju ke Istanbul pada 12 Februari 2023. Namun, sampai sekarang, Ahmad tak bisa dikontak lagi. Keberadaannya pun tak diketahui sehingga keluarga kemudian melaporkan peristiwa tersebut kepada kepolisian.
Pada Sabtu (18/2/2023) pagi, Humas UII mengirimkan keterangan tertulis ihwal hilangnya Ahmad kepada para jurnalis di Yogyakarta. UII juga membuat laman khusus untuk menyampaikan informasi mengenai upaya penelusuran terhadap Ahmad. Laman khusus itu bisa diakses di alamat uii.ac.id/amrp.
Baca juga: Dosen UII Hilang Kontak Seusai Kunjungan ke Norwegia
Rektor UII Fathul Wahid menyampaikan, sejak 5 Februari 2023, tim UII yang berjumlah empat orang berkunjung ke University of South-Eastern Norway (USN), Norwegia. Kunjungan itu untuk menguatkan kerja sama di antara kedua universitas dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+. Fathul dan Ahmad ikut dalam kunjungan tersebut.
Pada Minggu (12/2/2023), tim UII meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo. Namun, para anggota tim itu terbagi ke dalam tiga penerbangan berbeda. Ahmad melakukan penerbangan sendirian, tidak bersama dengan anggota tim lain. Dia dijadwalkan melakukan penerbangan ke Indonesia dengan rute Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.

Rektor Universitas Islam Indonesia Fathul Wahid memberikan keterangan dalam konferensi pers, Senin (11/11/2019), di kampus UII, Yogyakarta.
Penerbangan Ahmad harus melewati Riyadh, Arab Saudi, karena sebagian tiket penerbangannya dibayar oleh panitia konferensi internasional di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut. Sebelum ke Oslo, Ahmad menjadi pembicara pada konferensi internasional di Riyadh. Namun, Ahmad tak menyampaikan informasi penerbangan secara detail kepada rekan dan istrinya.
Sebelum kembali ke Indonesia, Fathul Wahid berjumpa terakhir dengan Ahmad di Oslo pada Sabtu (11/2/2023) malam. Setelah itu, pada Minggu, Ahmad mengirimkan pesan kepada istrinya sebelum naik pesawat menuju ke Istanbul. Pesan itu berbunyi: ”menunggu boarding”. Namun, pesan tersebut merupakan pesan terakhir dari Ahmad.
Baca juga: KJRI Istanbul Bantu Telusuri Keberadaan Dosen UII yang Hilang Kontak
Fathul menyebut, sejak saat itu, Ahmad tidak pernah melakukan komunikasi lagi. ”Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk e-mail, diupayakan. Tetapi belum satu pun yang direspons,” tuturnya.
Fathul menambahkan, berdasarkan informasi lisan sebelumnya dan pesan Whatsapp kepada sang istri, Ahmad dijadwalkan mendarat di Jakarta pada Kamis (16/2/2023) pukul 18.00. Saat itu, adik Ahmad telah menunggu di pintu kedatangan bandara, tetapi sang dosen tidak muncul. Berdasarkan konfirmasi ke Angkasa Pura, nama Ahmad tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.

Nama dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama, ditampilkan di layar saat konferensi bertajuk 2nd Annual forum on Global Trends in E-Learning di Riyadh, Arab Saudi, pada 24 Januari 2023. Foto diambil dari tangkapan layar video di akun Youtube SaudiEUniversity.
Jejak di Riyadh
Sesuai informasi yang disampaikan UII, sebelum berkunjung ke Oslo, Ahmad menjadi pembicara dalam sebuah konferensi internasional di Riyadh. Berdasarkan penelusuran Kompas, konferensi internasional yang diikuti Ahmad itu bertajuk ”2nd Annual forum on Global Trends in E-Learning” atau GTEL.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat UII Rifqi Sasmita Hadi membenarkan bahwa Ahmad menjadi pembicara dalam konferensi tersebut. GTEL merupakan acara tahunan untuk mendiskusikan perkembangan, tren, teknologi, dan praktik terkini e-learning atau pembelajaran elektronik.
Penerbangan Ahmad harus melewati Riyadh, Arab Saudi, karena sebagian tiket penerbangannya dibayar oleh panitia konferensi internasional di Arab Saudi.
Berdasarkan informasi di situs resmi GTEL, acara tersebut diselenggarakan pada 23-25 Januari 2023 di Hotel Fairmont Riyadh. Di dalam situs resmi GTEL, nama Ahmad juga tercantum sebagai salah satu pembicara di konferensi tersebut. Dia dijadwalkan menjadi pembicara pada 24 Januari 2023.
Penelusuran Kompas lebih jauh berhasil menemukan rekaman video saat Ahmad menjadi pembicara di GTEL. Rekaman video itu ditemukan dari arsip siaran langsung acara GTEL di akun Youtube SaudiEUniversity. Dalam video berdurasi lima jam lebih itu, Ahmad mulai muncul pada bagian 2 jam 6 menit.

Dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama, berbicara dalam konferensi internasional bertajuk 2nd Annual forum on Global Trends in E-Learning di Riyadh, Arab Saudi, pada 24 Januari 2023. Foto diambil dari tangkapan layar video di akun Youtube SaudiEUniversity.
Di dalam video itu, Ahmad terlihat menggunakan jas warna hitam, kemeja putih, serta celana panjang dan sepatu hitam. Dalam konferensi tersebut, dia berbicara dengan bahasa Inggris bersama sejumlah pembicara dari beberapa negara. Meski begitu, belum diketahui sampai kapan Ahmad berada di Riyadh sebelum kemudian dia pergi ke Oslo.
Jejak di Istanbul
Pada Sabtu (18/2/2023) malam, UII kembali menyampaikan perkembangan terbaru terkait penelusuran Ahmad. Menurut Fathul Wahid, penelusuran jejak digital memastikan bahwa Ahmad sudah meninggalkan Oslo menuju Istanbul. Hal ini terlihat dari jejak digital yang ditinggalkan Ahmad di Istanbul.
Menurut Fathul, pada 12 Februari 2023 sekitar pukul 19.00-23.00 waktu setempat, Ahmad terhubung ke internet melalui koneksi Virtual Private Network eduVPN yang mengarah ke kampus UII. Hasil penelusuran digital menunjukkan, lokasi akses Ahmad itu berada di sekitar Istanbul. Selain itu, ada juga rekaman aktivitas sign out Google Drive milik Ahmad pada 13 Februari 2023 pukul 03.57 waktu setempat.
Fathul menyebut, informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Oslo juga mendukung kesimpulan bahwa Ahmad sudah meninggalkan Oslo. Sebab, kepolisian di Oslo menyebut, berdasarkan catatan pihak imigrasi di bandara Oslo, Ahmad sudah tidak berada di wilayah Schengen pada 12 Februari 2023. Wilayah Schengen mencakup sejumlah negara di Uni Eropa, termasuk Norwegia.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F30%2F49709066-4151-4481-b6a4-e3fc5f8b948a_jpg.jpg)
Bandara International Oslo dengan gaya interior Scandinavian.
Hingga sekarang, belum ada informasi pasti mengenai penerbangan yang digunakan Ahmad untuk bepergian dari Oslo ke Istanbul. Namun, dalam informasi sebelumnya, pihak UII menyatakan telah menghubungi maskapai Turkish Airlines di Oslo untuk memastikan bahwa Ahmad telah naik pesawat.
Dengan demikian, ada kemungkinan Ahmad menggunakan penerbangan Turkish Airlines dari Oslo ke Istanbul. Berdasarkan pelacakan Kompas di situs FlightAware, ada dua penerbangan langsung dari Oslo ke Istanbul. Keduanya sama-sama dioperasikan oleh Turkish Airlines. Dua penerbangan itu memiliki kode penerbangan TK1752 dan TK1754.
Penelusuran lebih jauh di situs FlightAware menunjukkan, dua penerbangan tersebut sama-sama beroperasi pada 12 Februari 2023 atau saat Ahmad dijadwalkan terbang dari Oslo menuju Istanbul.
Pada 12 Februari, penerbangan Turkish Airlines dengan kode TK1752 berangkat dari bandara Oslo pukul 12.04 waktu setempat dan sampai di Istanbul pukul 17.53 waktu setempat. Sebagai catatan, waktu Istanbul lebih cepat dua jam daripada Oslo.
Sementara itu, pada tanggal yang sama, penerbangan Turkish Airlines dengan kode TK1754 berangkat dari bandara Oslo pukul 18.02 waktu setempat. Penerbangan itu sampai di Istanbul pukul 23.36 waktu setempat.

Data penerbangan Turkish Airlines dengan kode TK1752 dari Oslo, Norwegia, ke Istanbul, Turki, tanggal 12 Februari 2023.
Jika melihat jejak digital Ahmad di Istanbul, ada kemungkinan dia menggunakan penerbangan TK1752 untuk terbang dari Oslo. Kompas telah berupaya menanyakan penerbangan yang dipakai Ahmad ke pihak UII, tetapi belum ada jawaban hingga berita ini dipublikasikan.
Di sisi lain, UII juga belum bisa memastikan apakah Ahmad sudah meninggalkan Istanbul menuju Riyadh. Hal ini karena UII masih menunggu informasi dari maskapai Turkish Airlines. ”Informasi status boarding yang masih kami tunggu dari Turkish Airline akan mengungkap dengan lebih jelas,” ungkap Fathul.
Fathul menambahkan, UII juga terus berkomunikasi dengan KBRI di Oslo dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul. UII juga mengajukan permohonan perlindungan Ahmad ke Kementerian Luar Negeri. Selain itu, UII mengirimkan surat kepada Sekretaris NCB-Interpol Indonesia untuk menerbitkan yellow notice untuk pencarian orang hilang.
Sementara itu, KJRI Istanbul menyatakan telah berkomunikasi dengan sejumlah otoritas terkait untuk mencari petunjuk tentang keberadaan Ahmad. ”KJRI sudah menghubungi imigrasi dan otoritas bandara untuk meminta sejumlah informasi yang bisa menjadi petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan,” ujar Konsul Jenderal Istanbul, Imam Asyari, dalam keterangan tertulis.
Selain itu, KJRI Istanbul juga menanyakan kepada simpul-simpul masyarakat Indonesia di Istanbul untuk mencari informasi ihwal Ahmad. Meski begitu, hingga sekarang, keberadaan Ahmad belum diketahui secara pasti. Semua pihak tentu berharap dia bisa segera ditemukan dalam kondisi sehat.