Berusaha Bebaskan Pilot Susi Air, Pemerintah Utamakan Persuasi
”Penyanderaan warga sipil, dengan alasan apa pun tidak dapat diterima. Upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·2 menit baca
FABIO MARIA LOPES COSTA
Pesawat Susi Air PK-BVJ yang melayani rute daerah pedalaman Papua. Kelompok kriminal bersenjata sempat menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat ini selama dua jam saat mendarat di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Jumat (12/3/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan, pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru, dari penyanderaan oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya. Upaya persuasif diutamakan demi keselamatan Philip.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud di Jakarta, Selasa (14/2/2023). Menurut dia, pemerintah akan mengutamakan keselamatan sandera. Pemerintah Republik Indonesia juga terus berkomunikasi dengan Pemerintah Selandia Baru untuk memantau dan mengakselerasi pembebasan Philips Mark Mehrtens.
”Penyanderaan warga sipil, dengan alasan apa pun tidak dapat diterima. Upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera,” ucapnya melalui keterangan resmi.
Meskipun demikian, pemerintah tidak menutup upaya lain. Mahfud tidak merinci apa upaya lain yang dimaksud. Dia hanya menegaskan bahwa Papua adalah bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), baik menurut konstitusi, hukum internasional, maupun secara de facto.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Oleh karena itu, Papua akan dipertahankan menjadi bagian yang sah dari NKRI. Dia juga meminta kepada pemerintah daerah, Polri, TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN) agar terus bekerja dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati dalam menangani masalah tersebut.
Sebelumnya, diberitakan, kepolisian masih menelusuri informasi perihal pilot pesawat Susi air yang diduga disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya. Kelompok itu juga diduga membakar pesawat yang dipiloti Philip saat mendarat di Lapangan Terbang Paro di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Papua, Selasa (7/2/2023).
Philip menerbangkan pesawat Susi Air dari Mimika, Provinsi Papua Tengah, menuju Nduga, Selasa pagi. Namun, manajemen Susi Air kehilangan kontak dengan awak pesawat beberapa menit setelah pesawat itu mendarat di Bandara Paro, Nduga.
Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka yang biasa disebut pihak kepolisian dengan sebuah kelompok kriminal bersenjata.
Pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar KKB ketika akan mengevakuasi 15 pekerja infrastruktur di Paro. Rencana evakuasi dilakukan setelah mereka mendapatkan ancaman dari Egianus. Lima penumpang pesawat dibebaskan, yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan seorang bayi bernama Wetina (Kompas, 9/2/2023).
Sementara itu, 15 pekerja infrastruktur yang mendapat ancaman dan diduga disandera KKB tersebut dievakuasi oleh tim gabungan TNI-Polri dari Nduga ke Mimika, Rabu. Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Sebby Sambom, mengatakan, Philip dalam kondisi sehat hingga kini. ”TPN-OPM akan menegosiasikan pembebasan Philip (Mark Mehrtens) dengan Pemerintah Indonesia,” kata Sebby.