Pengukuhan 10 Guru Besar Jadi Tonggak Transformasi Universitas Jambi
Sebanyak 10 guru besar yang dikukuhkan Rektor Universitas Jambi diharapkan memperkuat transformasi pembelajaran, penelitian yang kolaboratif, hingga pengabdian yang lebih luas kepada masyarakat.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Sebanyak 10 dosen Universitas Jambi dikukuhkan sebagai guru besar, Kamis (19/1/2023). Pengukuhan itu diharapkan menjadi tonggak transformasi dalam pembelajaran, penelitian yang kolaboratif, hingga pengabdian lebih luas kepada masyarakat.
MUARO JAMBI, KOMPAS — Universitas Jambi mengukuhkan 10 guru besar di berbagai bidang studi. Pengukuhan itu diharapkan menjadi tonggak bagi kampus memperkuat transformasi dalam pembelajaran, penelitian yang kolaboratif, hingga pengabdian yang lebih luas kepada masyarakat.
”Harapannya hal ini dapat mengakselerasi kampus dalam menjalankan semangat merdeka belajar,” kata Sutrisno, Rektor Universitas Jambi (Unja), Kamis (19/1/2023).
Dalam mewujudkan merdeka belajar, lanjutnya, kampus terus mendorong bertumbuhnya ide dan semangat berwirausaha, berjalannya riset keilmuan, hingga beragam kegiatan bersifat humanis. Dengan bertambahnya guru besar di perguruan tinggi itu diharapkan dapat semakin mendorong perbaikan tata kelola pembelajaran.
Sebanyak 10 guru besar yang dikukuhkan itu berasal dari lima fakultas. Dengan demikian, saat ini sudah ada 34 guru besar di Unja.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Dosen ilmu hukum administrasi negara Universitas Jambi, Helmi, dikukuhkan sebagai guru besar bersama sembilan dosen lain. Pengukuhan itu diharapkan menjadi tonggak transformasi dalam pembelajaran, penelitian yang kolaboratif, hingga pengabdian lebih luas kepada masyarakat.
Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, ada lima guru besar baru yang dikukuhkan, yakni Ali Idrus di bidang ilmu manajemen pendidikan, Maison di bidang pendidikan fisika, Syaiful dan Hadiyanto pada ilmu pendidikan matematika, Hadiyanto pada ilmu pendidikan bahasa Inggris, serta Sukendro untuk bidang pendidikan olahraga dan kesehatan.
Selanjutnya di Fakultas Peternakan ada M Afdal dari bidang ilmu nutrisi dan ruminansia serta Depison pada ilmu produksi ternak. Di Fakultas Hukum ada Helmi yang selama ini membidangi ilmu hukum administrasi negara. Di Fakultas Sains dan Teknologi, ada Revis Asra dari bidang ilmu biologi serta di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ada Syahmardi Yacob yang menggeluti bidang ilmu manajemen pemasaran.
Unja saat ini bertransformasi pada tiga bidang, yakni pembelajaran, organisasi dan tata kerja, serta revitalisasi sistem manajemen keuangan dan aset (Sutrisno).
Sutrisno menambahkan, Unja saat ini bertransformasi pada tiga bidang, yakni pembelajaran, organisasi dan tata kerja, serta revitalisasi sistem manajemen keuangan dan aset. Para guru besar tersebut dituntut untuk dapat memperkuat kelompok keahlian dan pengabdian yang berdampak bagi masyarakat. Selain itu, mereka juga didorong memperkuat kolaborasi pada riset dan penerapannya.
Sebelum dikukuhkan, para guru besar menyampaikan hasil pemikirannya. Helmi memaparkan perihal ketidakpastian perizinan bagi masyarakat dan pelaku usaha yang diatasi dengan berlakunya Undang-undang Cipta Kerja. Akan tetapi, undang-undang itu dinyatakan inkonstitusional bersyarat sehingga memerlukan perbaikan.
Untuk itu, ia mengusulkan agar dibuat lagi undang-undang tentang sistem perizinan yang terpadu. “Terpadu di sini mulai dari sisi pengaturannya, kewenangannya, hingga pengurusannya dari sisi biaya dan waktu. Semuanya diatur secara terpadu,” katanya.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Rektor Universitas Jambi, Sutrisno
Adapun, Syahmardi Jacob mengusulkan perlunya kecerdasan pemasaran di era digital ini. Ia menyebut makin banyak usaha-usaha kecil dan menengah yang tumbuh dan berkembang. Namun, untuk mendorong agar usaha-usaha tersebut dapat bertumbuh pesat, diperlukan kecerdasan pemasaran. Salah satunya, perlunya pemahaman lebih pada perilaku pembeli.
Sedangkan di bidang olahraga, Sukendro menciptakan senam haji. Itu diwujudkannya setelah mendapati banyak jamaah haji meninggal. Hal itu terjadi, katanya, karena kondisi mereka yang kurang bugar sehingga rentan sakit. Karena itulah, ia menciptakan senam haji yang dapat diterapkan bagi para calon jamaah agar tetap bugar selama menjalankan ibadah umroh maupun naik haji.