Jusuf Kalla Ingatkan Tugas Kemanusiaan PMI Bersifat Universal
Sebagai organisasi kemanusiaan terbesar, Palang Merah Indonesia hendaknya menjadi tempat pengabdian dalam tugas kemanusiaan yang bersifat universal untuk membantu sesama.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Acara Pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2022-2027 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu (18/1/2023).
BANJARMASIN, KOMPAS — Palang Merah Indonesia dituntut hadir dalam semua situasi konflik dan bencana. Sebagai organisasi kemanusiaan terbesar, PMI hendaknya menjadi tempat pengabdian dalam tugas kemanusiaan yang bersifat universal untuk membantu sesama.
Hal itu diingatkan Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla saat melantik Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2022-2027 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu (18/1/2023).
Kalla mengatakan, Palang Merah merupakan organisasi terbesar di dunia. Tidak ada negara ataupun kota di dunia yang tidak mempunyai Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Sebagai lembaga atau organisasi kemanusiaan, Palang Merah tidak memandang perbedaan. Siapa pun yang bermasalah, mengalami bencana, perang, kecelakaan, atau kesulitan kemanusiaan harus dibantu.
”Palang Merah itu bersifat semesta atau universal. Ketika terjadi bencana di suatu tempat, maka daerah lain ataupun negara lain harus ikut membantu,” ujarnya.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Muhammad Jusuf Kalla (tengah) di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (18/1/2023).
Ia mencontohkan, saat terjadi bencana tsunami di Aceh pada 2004, Indonesia mendapat bantuan dari 54 negara. Bantuan itu umumnya diberikan Palang Merah suatu negara yang bekerja sama dengan pemerintah. Indonesia juga melakukan hal yang sama ketika terjadi bencana di Filipina, Thailand, dan Pakistan, dengan mengirimkan satu kapal bantuan.
Menurut Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019 itu, PMI memegang prinsip harus sampai di lokasi bencana dalam waktu paling lambat enam jam. Hal itu dimungkinkan karena Palang Merah ada di mana-mana dan juga mempunyai pusat logistik di beberapa daerah.
”PMI memiliki pusat logistik di Kalimantan Selatan. Jadi, kalau ada bencana di Kalimantan Tengah, logistik PMI di Banjarmasin bisa cepat dibawa untuk membantu masyarakat di Kalteng,” katanya.
Kalla memastikan, prinsip PMI dalam tugas kemanusiaan sesuai dengan dasar negara Pancasila, yakni Sila Kedua yang berbunyi, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Prinsip PMI itu juga sejalan dengan ajaran agama apa pun di Indonesia, yang selalu mengajarkan kebaikan dan kewajiban membantu sesama.
”PMI adalah tempat pengabdian untuk tugas kemanusiaan dan membantu sesama. Maka, tugas itu harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Para pengurus yang barusan dilantik sudah berjanji dan harus siap untuk membantu sesama,” katanya.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Beberapa sukarelawan Palang Merah Indonesia berjaga di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, untuk membantu korban bentrokan massa yang terluka, Rabu (22/5/2019).
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor juga menyebut PMI sebagai organisasi kemanusiaan yang kegiatannya adalah membantu sesama makhluk di permukaan Bumi. Kehadiran PMI bertujuan untuk membantu sesama dan tidak pandang bulu. Selama itu menyangkut nilai-nilai kemanusiaan dan diperlukan para korban, PMI harus turun tangan.
”Gerakan PMI adalah gerakan kemuliaan. Karena sifatnya sukarelawan, nilainya juga tak terbatas. Nilai tertinggi itu datang dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang menggerakkan kita untuk membantu sesama,” katanya.
Ketua PMI Kalsel Gusti Iskandar Sukma Alamsyah mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, PMI Kalsel turut melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan sekaligus juga pertolongan kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan itu bekerja sama dengan pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI-Polri.
Di samping itu, menurut Gusti Iskandar, PMI Kalsel juga membenahi serta menambah unit transfusi darah (UTD) PMI di Kalsel dalam upaya memenuhi kebutuhan darah di Kalsel. Pada 2012, UTD PMI di Kalsel hanya dua unit, kini sudah ada tujuh unit. Kebutuhan darah juga meningkat, dari sekitar 55.000 sampai 60.000 kantong per tahun menjadi lebih dari 140.000 kantong per tahun.
”Tanpa dukungan pemda, kami juga tidak bisa melakukan kegiatan kemanusiaan dengan maksimal. Mudah-mudahan, PMI Kalsel bisa terus bergerak untuk kebaikan di Kalsel,” kata anggota DPR dari Partai Golkar itu.