Siam Kahayan dan Burung Tingang Diluncurkan untuk Dukung Kemandirian Pangan Kalteng
Pemerintah Kalimantan Tengah meluncurkan dua merek dagang beras Kalimantan Tengah yakni, beras Siam Kahayan dan Burung Tingang. Beras pera dan pulen itu sudah bisa dibeli dan dikonsumsi masyarakat dengan harga murah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Dua merek beras asal Kalimantan Tengah, Siam Kahayan dan Burung Tingang, diluncurkan. Mendapat subsidi harga dari pemerintah, keduanya diharapkan bisa menekan tingginya kebutuhan beras asal Jawa atau Kalimantan Selatan.
Peluncuran itu dilaksanakan di sela-sela kegiatan Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Daerah Se-Kalimantan Tengah Tahun 2023 di Aula Jayang Tingang, Kota Palangkaraya, Kalteng, Rabu (12/1/2023). Hadir dalam kesempatan itu Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo.
Edy menjelaskan, kedua beras itu adalah jawaban pemerintah atas banyaknya produksi beras Kalteng yang dijual ke Banjarmasin, Kalsel. Padahal, beras merupakan komoditas langganan penyumbang inflasi di Kalteng selama beberapa tahun terakhir.
”Siam Kahayan dan Burung Tingang sebelum diluncurkan diuji coba dulu, mulai dari varietas padi hingga pengemasannya. Semoga bisa menjadi alternatif untuk dinikmati masyarakat Kalteng,” ungkap Edy.
Pada Oktober 2022, Kalteng menjadi salah satu daerah dengan inflasi yang tinggi di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng menyebutkan, nilainya 6,9 persen atau tertinggi ketiga di Indonesia.
Data yang sama menunjukkan andil inflasi sepanjang tahun 2022 ada di Kota Palangkaraya, mencapai 6,13 persen, dan Sampit, sebesar 5,62 persen. Selain beras, komoditas lain yang menyumbang inflasi adalah bahan bakar minyak (BBM), daging ayam ras, dan kacang panjang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi menjelaskan, kedua merek dagang baru itu dijual dan didistribusikan Bulog Kalteng. Siam Kahayan, lanjut Riza, merupakan beras pera dengan jenis Inpari-42. Sementara beras Burung Kahayan merupakan beras pulen dengan jenis Inpari-46.
Keduanya dijual dengan harga terjangkau. Beras Siam Kahayan dijual Rp 9.500 per kilogram atau Rp 47.500 per 5 kilogram. Sementara beras Burung Tingang dipasarkan dengan harga Rp 13.500 per kg. Keduanya mendapatkan subsidi harga dari pemerintah.
”Siam Kahayan disubsidi sebanyak Rp 6.000 per kg dan Burung Tingang Rp 4.000 per kg,” kata Riza.
Riza berharap peluncuran beras ini bisa menyaingi produk dari Pulau Jawa dan Kalsel. ”Ini menjawab keresahan masyarakat selama ini,” katanya.
Data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kalteng tahun 2022 menunjukkan, stok beras di Kalteng mencapai 16.803 ton, termasuk stok di gudang Perum Bulog Divisi Regional Kalteng. Sementara jumlah produksi beras tahun 2022 berdasarkan produksi gabah sebesar 353.864,63 ton gabah kering giling (GKG) setara 233.338,34 ton beras.
Kondisi itu, lanjutnya, berdasarkan data Neraca Pangan Strategis Kalteng 16.803 ton, mencukupi untuk kebutuhan Kalteng mulai dari akhir 2022 hingga awal tahun 2023. ”Dua jenis merek beras baru ini diharapkan bisa terus diproduksi. Ini bukan bagian dari food estate (lumbung pangan). Ini inisiasi Bulog dan pemerintah daerah, tapi uji coba varietasnya memang di lahan food estate,” ungkap Riza.