Proyek Perumahan di Sleman Longsor, Satu Tewas dan Satu Lainnya Masih Dicari
Empat tertimbun longsor di proyek perumahan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (2/1/2023) sore. Dua selamat, tapi satu tewas dan seorang lagi masih dicari.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Satu tewas tertimbun longsor di proyek perumahan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (2/1/2023) sore. Sempat tertimbun, dua korban lainnya bisa diselamatkan. Namun, hingga Selasa (3/1/2023), satu korban masih dicari.
Longsor terjadi di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Senin sekitar pukul 15.00. Bencana alam itu berada pada lokasi pembangunan fondasi talud atau dinding pembatas perumahan. Semua korban adalah pekerja yang sedang menggali tanah di lokasi kejadian.
Kedalaman galian tersebut sekitar 5-7 meter. Sementara material yang menimbun korban diperkirakan sedalam 1-2 meter.
Kepala Seksi Operasi di Badan SAR Nasional (Basarnas) Yogyakarta Asnawi Suroso mengatakan, ada empat pekerja yang tertimbun longsor. Dua selamat. Namun, satu tewas dan satu lainnya belum ditemukan.
”Satu korban belum ditemukan bernama Surya. Alamat Bayat, Klaten, Jawa Tengah, usia 32 tahun. Status dia di proyek ini sebagai mandor,” kata Asnawi saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa pagi.
Asnawi memaparkan, sejak Selasa pukul 06.00, petugas gabungan sejumlah instansi mulai melanjutkan pencarian. Karena kondisi tanah di lokasi itu rawan longsor, petugas mengerahkan alat berat untuk mengurangi volume tanah di atas galian guna menjamin keselamatan petugas pencari.
”Kami akan mengurangi volume tanah terlebih dahulu karena salah satu kendalanya adalah kondisi lereng di kanan dan kiri lokasi itu tidak stabil. Kemarin kami mencari secara manual. Begitu mencangkul, ada guguran tanah sehingga membahayakan,” ungkap Asnawi.
Dia menambahkan, apabila volume material yang rawan longsor telah berkurang signifikan, petugas akan memasang terpal yang dilengkapi bambu untuk mengurangi potensi longsoran tanah. Setelah itu, tim SAR gabungan akan melanjutkan pencarian.
Proses pencarian kemungkinan dilakukan manual dengan menerjunkan petugas ke dalam lokasi galian. Namun, jika dimungkinkan, alat berat juga akan digunakan untuk memudahkan pencarian.
”Diharapkan hari ini korban bisa ditemukan. Sebenarnya dari sisi lokasi kan tidak luas, hanya kondisi konturnya yang membahayakan,” tutur Asnawi.
Pipit Eriyanto dair bagian Humas Basarnas Yogyakarta mengatakan, sejak Senin sore, petugas gabungan sejumlah instansi telah mencari korban. Pencarian dilakukan manual menggunakan cangkul, linggis, dan sekop. Selain itu, pencarian juga melibatkan anjing pelacak dari Kepolisian Daerah DIY.
Akan tetapi, pada Senin pukul 21.14, gerimis turun di lokasi kejadian. Oleh karena itu, petugas pencari di lubang galian kemudian ditarik ke atas. Setelah itu, pada Senin pukul 21.20, pencarian diputuskan dihentikan sementara. Pencarian dilanjutkan pada Selasa pagi.