Pemerintah Siapkan Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir Semarang
Pemerintah menyiapkan sejumlah solusi jangka panjang untuk membebaskan Semarang dari banjir. Solusi itu berupa penambahan pintu air, normalisasi sungai, dan peninggian jalan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·5 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hingga Selasa (3/1/2023), sebagian wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah, masih terendam banjir. Pompa air tambahan dikirim untuk menyedot genangan yang ada. Pemerintah juga menyiapkan solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir di Semarang dengan penambahan pintu air, normalisasi sungai, dan peninggian jalan.
Salah satu wilayah yang masih tergenang banjir pada Selasa siang adalah Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Semarang. Ketinggian air di kawasan itu mencapai 1 meter. Kondisi itu menghambat aktivitas masyarakat. Bahkan, kendaraan yang ditumpangi Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu sempat mogok saat melintas daerah tersebut.
Pada Selasa, Hevearita mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berkeliling Kota Semarang untuk meninjau lokasi terdampak banjir. Dalam kunjungan kerjanya itu, Basuki mengecek kondisi sejumlah infrastruktur pengendali banjir.
Salah satu lokasi yang dikunjungi Basuki adalah polder pengendali banjir Kali Sringin di Trimulyo. Di tempat tersebut, tersedia pompa yang memiliki kapasitas 12 meter kubik per detik. Menurut petugas, pompa yang ada tidak cukup untuk menyedot debit air pada saat hujan lebat 30-31 Desember 2022 lalu yang mencapai 60 meter kubik per detik.
Kekurangan kapasitas pompa sebelumnya juga dilaporkan terjadi di wilayah Kali Tenggang, Kecamatan Gayamsari. Lokasi itu disebut Hevearita hanya memiliki enam pompa. Idealnya, ada 12 pompa untuk menyedot air di wilayah itu. Dalam rapat penanganan bencana Jateng, Senin (2/1/2023), Hevearita meminta ada penambahan pompa.
Namun, menurut Basuki, penanganan banjir lebih tepat dilakukan dengan cara membuka pintu air. Pembukaan satu pintu air mampu mengurangi debit air hingga 2 meter kubik per detik. Ke depan, jumlah pintu air juga akan ditambah.
”Pompanya tetap ini, nanti kami tambah pintu airnya sebanyak 8 unit di Kali Sringin dan 6 unit di Kali Tenggang. Pintunya sudah kami pesan. Kira-kira tiga minggu lagi jadi, terus akan diinstal di sini untuk mengatasi banjir di wilayah timur Kota Semarang,” kata Basuki.
Sebanyak 14 unit pintu air itu disebut Basuki akan beroperasi secara otomatis. Saat air laut pasang, pintu akan ditutup supaya air tidak masuk ke darat. Kemudian, saat air laut tidak pasang, pintu akan dibuka supaya air sungai bisa mengalir ke laut.
Meski demikian, Basuki juga tetap mengirimkan sejumlah pompa dengan kapasitas sekitar 3.500 liter per detik untuk membantu mempercepat pengurangan genangan di Kota Semarang. Pompa itu didatangkan dari beberapa daerah lain.
”Kami datangkan pompa dari Kota Surakarta, Cirebon (Jawa Barat), DI Yogayakarta, dan DKI Jakarta. Mudah-mudahan segera sampai. (Dengan pompa ini) diharapkan paling lambat besok (genangan) harus sudah kering,” ucapnya.
Menurut Basuki, penanganan banjir lebih tepat dilakukan dengan cara membuka pintu air. Pembukaan satu pintu air mampu mengurangi debit air hingga 2 meter kubik per detik.
Basuki menambahkan, untuk solusi jangka panjang mengatasi banjir di wilayah timur Kota Semarang, akan ada peninggian Jalan Pantura Kaligawe yang selama ini langganan banjir. Peninggian itu akan dilakukan sekitar enam bulan lagi. Peninggian jalan itu telah dilakukan di Sayung, Kabupaten Demak, Jateng, dan disebut berhasil membuat jalan nasional di sana tidak terendam banjir lagi.
Adapun untuk mengatasi banjir di wilayah barat Kota Semarang, akan dilakukan normalisasi Sungai Plumbon dan Sungai Bringin. Normalisasi Sungai Bringin saat ini masih berlangsung. Kendati belum rampung, normalisasi itu membuat banjir tidak terjadi di wilayah tersebut pada akhir 2022 hingga awal tahun 2023 ini.
”Sungai Plumbon akan kami normalisasi sepanjang 33 kilometer dengan prioritas 4,6 meter untuk wilayah yang tanggulnya jebol. Untuk normalisasi ini perlu ada pembebasan lahan. Mudah-mudahan pada Januari-Februari sudah bisa dialokasikan anggarannya,” imbuh Basuki.
Hevearita menuturkan, pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi terkait rencana normalisasi Sungai Plumbon. Salah satu agenda yang akan dibahas adalah pembuatan peta bidang untuk inventarisasi lahan dan penganggaran dana ganti rugi.
”Pembebasan lahan akan menjadi prioritas program Pemerintah Kota Semarang di awal tahun ini. Kami mohon pengertian masyarakat agar tidak susah dilakukan ganti untung karena kita prinsipnya sama-sama menguntungkan dan saya yakin masyarakat di sini membutuhkan (normalisasi),” kata Hevearita.
Lalu lintas
Pada Selasa, Kepala Kepolisian Daerah Jateng Inspektur Jendral Ahmad Luthfi juga mengunjungi sejumlah lokasi yang masih terendam banjir di Kota Semarang, antara lain di Kaligawe, Genuk, dan kawasan Marina. Menurut Luthfi, tidak ada pengalihan arus lalu lintas yang diberlakukan di kawasan itu sebagai dampak banjir.
”Tidak ada pengalihan arus. Tadi kendaraan sedang dan besar sudah bisa lewat. Semoga nanti semakin surut supaya bisa lewat semuanya,” ucap Luthfi.
Sementara itu, perjalanan kereta api juga sudah berangsur normal. Sejak Senin, rel di petak Semarang Tawang-Alastua yang sebelumnya terendam banjir setinggi 25 cm sudah surut dan dapat dilalui kembali oleh kereta api. Hal itu berkat penanganan yang dilakukan dengan penambahan balas, pemadatan jalur, peninggian jalur rel, serta pembersihan saluran drainase di kanan dan kiri jalur rel.
Selama terjadinya gangguan perjalanan kereta, sampai dengan Senin kemarin, tercatat ada 5.903 pengguna jasa yang membatalkan tiket kereta. Jumlah itu terdiri dari 1.615 pengguna jasa yang membatalkan tiket pada Sabtu (31/12/2022), sejumlah 4.061 pengguna jasa pada Minggu (1/1/2023), dan Senin sebanyak 227 pengguna jasa.
”Selama terjadi gangguan perjalanan kereta akibat banjir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) IV Semarang menyediakan belasan bus untuk mengangkut pengguna jasa yang harus mengalihkan perjalanan ataupun membatalkan perjalanannya,” kata Manajer Humas PT KAI Daop IV Semarang Ixfan Hendri Wintoko.
Menurut Ixfan, PT KAI memberikan pengembalian biaya tiket hingga 100 persen bagi pengguna jasa yang terdampak. Proses pembatalan dapat dilakukan hingga tujuh hari setelah jadwal keberangkatan yang tertera pada tiket.