Negara Tujuan Ekspor Produk Pertanian Kalsel Bertambah
Penambahan negara tujuan ekspor produk pertanian dari Kalimantan Selatan menjadi peluang bagi daerah penghasil mineral dan batubara untuk meningkatkan ekspor produk non-pertambangan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Negara tujuan ekspor produk pertanian dari Kalimantan Selatan bertambah menjadi tiga pada 2022. Penambahan ini menjadi peluang bagi daerah penghasil mineral dan batubara itu untuk meningkatkan ekspor produk non-pertambangan.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Nur Hartanto menyampaikan, tiga negara tujuan baru untuk komoditas ekspor pertanian asal Kalsel adalah Turki, Filipina, dan Mesir.
Ketiganya menambah deretan negara tujuan ekspor komoditas unggulan produk sawit dan sarang burung walet dari Kalsel. Sebelumnya, produk serupa telah menembus Hong Kong, China, India, Singapura, dan Vietnam.
”Permintaan produk sawit ke Filipina, Mesir, dan Turki cukup tinggi karena kebutuhan negara tersebut terhadap bahan baku energi sumber terbarukan yang ramah lingkungan. Apalagi, cangkang sawit dari Kalsel juga telah memenuhi kualitas bahan baku yang dibutuhkan negara tujuan,” kata Nur Hartanto melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Selasa (3/1/2023).
Nur Hartanto mengungkapkan, data dari sistem otomasi perkarantinaan IQFast (Indonesian Quarantine Full Automation System) Karantina Pertanian Banjarmasin mencatat hingga November 2022, nilai ekspor komoditas pertanian asal Kalsel mencapai Rp 7,03 triliun.
Nilai ekspor tersebut didominasi dari subsektor perkebunan, yaitu produk sawit dan turunannya sebanyak 498.000 ton dengan nilai Rp 6,2 triliun. Sementara itu, dari subsektor komoditas hewan didominasi sarang burung walet sebanyak 1,5 ton dengan nilai Rp 25,2 miliar.
Sepanjang tahun 2022, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin setidaknya telah melakukan sertifikasi kegiatan ekspor komoditas pertanian sebanyak 650 kali dengan total volume mencapai 539.000 ton.
Menurut Nur Hartanto, pencapaian ekspor komoditas pertanian di Kalsel tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Karantina Pertanian, Bea dan Cukai, pemerintah daerah, Pelindo, Angkasa Pura, Garuda Indonesia, serta eksportir.
”Untuk menjaga kualitas, kami dari Karantina Pertanian Banjarmasin memastikan kondisi produk sawit dan sarang burung walet sesuai dengan permintaan negara tujuan dan telah melalui serangkaian tindakan karantina,” katanya.
Tindakan karantina yang dimaksud meliputi pemeriksaan dokumen dan fisik, pengawasan fumigasi, serta pemeriksaan alat angkut untuk menghindari adanya hama penyakit yang dapat mengurangi kualitas produk yang diekspor.
Adapun komoditas pertanian ekspor unggulan Kalsel meliputi refined bleached deodorized (RBD) palm olein, RBD palm stearin, palm kernel oil, palm kernel expeller, palm kernel meal, daun gelinggang, kayu lapis (plywood), dan sarang burung walet.
”Subsektor perkebunan sawit dan turunannya mendominasi lebih dari 86 persen dalam hal kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor di Kalsel,” ujar Nur Hartanto.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat nilai ekspor Kalsel pada November 2022 mencapai 1,55 miliar dollar AS. Lima komoditas ekspor terbesar Kalsel antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani dan nabati, logam mulia dan perhiasan/permata, kayu dan barang dari kayu, serta karet dan barang dari karet.
”Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor Kalsel pada November 2022, kelompok bahan bakar mineral memberikan kontribusi terbesar, sebesar 90,28 persen. Kemudian diikuti kelompok lemak dan minyak hewan dan nabati dengan kontribusi sebesar 6,90 persen,” kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kalsel, Fachri Ubadiyah.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Bambang mengatakan, pada 2022 ekspor dari sektor pertanian mengalami peningkatan untuk skala nasional. Hingga akhir 2022, ekspor pertanian membukukan transaksi senilai 4,32 miliar dollar AS. Capaian tersebut meningkat 12,44 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 (year on year).
Menurut Bambang, pencapaian itu sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk terus meningkatkan ekspor pertanian Indonesia melalui program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) Kementan.
”Kinerja ekspor pertanian terus dipacu melalui berbagai program dan kebijakan, di antaranya melalui program Gratieks dan peningkatan produksi pangan nasional,” katanya.