KRI Soeharso Melayani Transportasi ke Pulau Bawean
KRI Soeharso untuk sementara waktu dikerahkan guna melayani transportasi ke Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang hampir sepekan berhenti total akibat cuaca ekstrem.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA, BAHANA PATRIA GUPTA
·3 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Setelah sepekan berhenti total akibat cuaca ekstrem, pada Kamis (29/12/2022), transportasi laut ke Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kembali beroperasi dengan bantuan KRI dr Soeharso. Tidak hanya penumpang, pasokan berbagai logistik untuk penduduk di pulau itu pun kembali lancar.
Akibat gelombang tinggi hingga 2 meter, hampir sepekan terakhir transportasi ke pulau yang berjarak sekitar 80 mil laut (148 kilometer) dari Gresik itu berhenti total. Tidak adanya transportasi laut dan udara mengakibatkan banyak warga Bawean tertahan di Pelabuhan Gresik. Pasokan logistik pun terhambat.
Untuk mengangkut warga yang tertahan di Pelabuhan Gresik dan Pulau Bawean, termasuk pasokan kebutuhan pokok warga setempat, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani pun berkirim surat kepada TNI AL untuk memberikan bantuan kapal. ”Bantuan kapal untuk transportasi ke Bawean dilayani oleh KRI Soeharso hingga cuaca membaik,” katanya.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik Tarso Sagito, dampak cuaca ekstrem di wilayah perairan dalam sepekan terakhir membuat ribuan warga di Kepulauan Bawean kesulitan mobilitas. Stok kebutuhan bahan pokok pun kian minim.
Jikapun barang ada, kata Tarso, harganya melambung tinggi. Warga juga harus rela menikmati penerangan secara bergantian karena pasokan bahan bakar untuk pembangkit listrik di pulau itu terus berkurang.
Tarso menjelaskan, warga asal Bawean yang hampir sepekan ini tidak bisa pulang dari Gresik lantaran cuaca ekstrem akhirnya diangkut dengan KRI dr Soeharso. Mereka berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada pukul 14.00 WIB. ”Jumlahnya kira-kira 600 orang,” katanya.
Penghentian transportasi ke Bawean dilakukan sesuai pengumuman Nomor PG.2/BPTDXI/XII/2022 yang dikeluarkan Koordinator Satuan Pelayanan Balai Pengelola Transportasi Darat (Korsatpel BPTD) Wilayah XI Provinsi Jawa Timur tertanggal 23 Desember 2022. Selain itu, ada pula peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Perak Surabaya.
Kedua instansi itu meminta menunda pelayaran dari Pelabuhan Gresik ke Pulau Bawean karena ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 2 meter. Dampak penghentian pelayaran itu, antara lain, tersendatnya distribusi logistik bahan pokok dan mobilitas warga serta tertundanya pengiriman bahan bakar compressed natural gas (CNG) untuk suplai Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Bawean.
Dalam rangka operasi penanggulangan kedaruratan akibat gelombang tinggi dan pemadaman listrik yang menyebabkan lumpuhnya perekonomian di Pulau Bawean, Komando Armada (Koarmada) II mendukung AL dengan pengerahan KRI dr Soeharso (SHS–990). Kapal itu untuk mendukung pergeseran personel, material, dan logistik ke Pulau Bawean.
Menurut Panglima Koarmada II Laksamana Muda TSNB Hutabarat, yang diwakili Inspektur Koarmada II Laksamana Pertama Eriyawan, kapal jenis landing platform dock (LPD) ini membawa personel 743 orang dari Surabaya menuju Pulau Bawean.
Selain itu, kapal juga membawa bantuan sosial berupa empat unit genset PLN, 60 ton logistik bahan pokok, 200 kardus makanan instan, 21 unit peralatan komunikasi, dan 450 kilogram obat-obatan. ”Hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian TNI AL dalam menjaga kepercayaan negara dan rakyat melalui kerja nyata yang bermanfaat,” katanya.