Menangkal Ancaman Resesi Global lewat Wisata
Industri pariwisata Jawa Timur mampu berkontribusi signifikan pada kinerja perekonomian regional meski sektor ini termasuk yang mengalami pemulihan paling akhir setelah pandemi Covid-19.
Industri pariwisata Jawa Timur mampu berkontribusi signifikan pada kinerja perekonomian regional meski sektor ini termasuk yang mengalami pemulihan paling akhir setelah pandemi Covid-19. Kontribusi positif ini diyakini bisa menjadi modal menghadapi ancaman resesi global dan inflasi tahun depan.
Sejumlah busana berbahan kain wastra Jatim dan Nusantara ditampilkan dalam gelaran East Java Fashion Harmony di Segoro Wedhi, Gunung Bathok, Taman Nasional Bromo Tengger-Semeru (TNBS), Sabtu (3/12/2022). Busana karya 11 perancang ternama itu mengekspresikan keragaman dan keindahan kain Nusantara.
Keindahan wastra makin memesona saat berpadu dengan latar Gunung Bromo yang menawan. Perpaduan dua pesona inilah yang diharapkan mampu menjadi daya pikat bagi wisatawan. Dengan kian beragamnya pesona wisata di TNBS, jumlah wisatawan yang berkunjung diharapkan meningkat lebih banyak.
TNBS merupakan destinasi wisata unggulan Jatim, bahkan nasional, karena termasuk salah satu ”Bali” baru. Destinasi wisata prioritas ini mampu memikat banyak wisatawan domestik dan mancanegara. Salah satunya, Satria Wibawa (45), warga Sidoarjo, Jatim.
Baca juga : Industri Pariwisata Jatim Bergeliat Lagi
Karyawan swasta ini kerap ke Bromo saat memiliki waktu senggang. Dia menyukai bepergian bersama keluarga maupun teman kerja. Menurut dia, Bromo menyimpan eksotika yang sangat kaya sehingga tak pernah habis untuk dieksplorasi.
”Saya sedih banget waktu banyak tempat wisata ditutup, termasuk Bromo, karena pandemi. Berwisata telah menjadi kebutuhan karena mampu menghilangkan kepenatan akibat rutinitas kerja sehingga pikiran bisa lebih segar dan kembali produktif,” ucap Satria.
Selain Bromo, masih banyak obyek wisata Jatim yang bertaraf internasional, seperti blue fire atau api biru Gunung Ijen dan Pantai Plengkung Banyuwangi dengan wisata selancarnya.
Ada pula Gili Iyang di Kabupaten Sumenep, yakni pulau dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia. Di Pulau Madura tersebut juga terdapat desa wisata Aeng Tong Tong. Desa ini memiliki empu atau pembuat keris terbanyak di Indonesia. Keris produksinya telah merambah pasar ekspor sejumlah negara.
Peran krusial
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pariwisata merupakan salah satu sektor yang bisa menjaga roda ekonomi di wilayahnya. Perannya krusial karena membantu penguatan aspek ekonomi lokal. Pada saat bersamaan, meningkatkan potensi penerimaan devisa nasional.
Baca juga : Mengungkit Ekonomi Warga Surabaya lewat Wisata
Oleh karena itulah Pemprov Jatim berupaya mempercepat pemulihan industri pariwisata dan menjaga agar perkembangannya terus membaik. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, selama triwulan I-2022 produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sektor pariwisata sebesar Rp 36,9 miliar. Capaian itu meningkat pada triwulan II menjadi Rp 38,2 miliar.
Adapun pada triwulan III kembali naik menjadi Rp 39,4 miliar. Artinya, terjadi pertumbuhan sebesar 5,6 persen setiap triwulan. Peningkatan tersebut tentu harus terus dijaga bersama-sama oleh seluruh pelaku industri dan para pemangku kebijakan, terutama di daerah tujuan wisata.
”Kekuatan tourism bagi ekonomi Jawa Timur sangat luar biasa. Ketika sektor ini meningkat, hotel, makanan, transportasi, dan usaha kecil menengah (UKM) hingga industri kreatif semua akan tumbuh bersama-sama,” ujar Khofifah pada gelaran East Java Tourism Award Tahun 2022 di Ballroom The Singhasari Resort Kota Batu, Sabtu (10/12/2022) malam.
Mantan Mensos tersebut menambahkan, meningkatnya PDRB sektor pariwisata itu tidak lepas dari peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayahnya belakangan ini. Pemprov Jatim mendata hingga Oktober 2022 tercatat 45.660 kunjungan wisatawan mancanegara dan 52.731.514 kunjungan wisatawan nusantara.
Kekuatan tourism bagi ekonomi Jawa Timur sangat luar biasa. Ketika sektor ini meningkat, hotel, makanan, transportasi, dan usaha kecil menengah hingga industri kreatif semua akan tumbuh bersama-sama.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, pada Oktober 2022 kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim melalui pintu masuk Bandara Juanda Surabaya sebanyak 9.415 orang. Angka itu meningkat sebesar 25.345 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 37 kunjungan wisman.
”Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Jatim pada Oktober 2022 mencapai rata-rata 56,35 persen atau naik 1,68 poin dibandingkan bulan sebelumnya. TPK hotel bintang lima sebesar 61 persen merupakan yang tertinggi dibandingkan hotel lainnya,” ucap Dadang.
Jumlah wisatawan mancanegara pada triwulan pertama tahun 2022 sebanyak 1.139 orang. Jumlah itu naik pada triwulan kedua sebanyak 1.735 orang dan triwulan ketiga kembali meningkat menjadi 3.193 orang. Sementara itu, wisatawan nusantara pada triwulan pertama sebanyak 1.148.687 orang, triwulan kedua 1.556.274 orang, dan triwulan ketiga sebanyak 1.663.397 orang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim Hudiyono mengatakan, upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dilakukan dengan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas. Contohnya, membuka konektivitas Jatim dengan sejumlah negara potensial, seperti Singapura dan Malaysia.
”Ibu Gubernur telah meminta Kementerian Perhubungan untuk menambah penerbangan internasional langsung ke Bandara Juanda. Hal ini diyakini bakal meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jatim,” ujar Hudiyono.
Mantan Penjabat Bupati Sidoarjo ini menambahkan, tren positif di sektor pariwisata Jatim juga terus didorong dengan menjaga 1.316 daya tarik wisata yang sudah eksis. Dari jumlah tersebut, sebanyak 449 wisata alam, 354 wisata budaya, 513 wisata buatan, dan 596 desa wisata. Selain itu, terdapat pula 7.889 usaha industri pariwisata restoran bintang dan nonbintang serta 1.576 hotel dan 1.743 homestay yang tersebar di 38 kabupaten dan kota.
Upaya menggeliatkan industri pariwisata, lanjut Hudiyono, ditempuh dengan mengerahkan beragam strategi. Salah satunya, mempercantik destinasi wisata yang sudah ada agar lebih menarik serta melengkapi fasilitas pendukung, seperti tempat istirahat pengunjung, toilet, dan tempat ibadah.
Selain itu, mendorong pelaku usaha di sektor pariwisata meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung. Caranya dengan memberikan apresiasi atau penghargaan bagi pelaku pariwisata yang berprestasi, termasuk para seniman.
Tercatat 68 penghargaan dari 11 kategori diberikan, yakni daya tarik wisata alam, budaya dan buatan, lomba video profil desa wisata, dan lomba film pendek pesona wisata Jawa Timur. Selain itu, penghargaan usaha pariwisata kategori hotel nonbintang, kategori pondok wisata/homestay, kategori usaha restoran, dan kategori rumah makan.
Ada pula penghargaan festival makanan khas Jawa Timur, penghargaan video profil kuliner terbaik, penghargaan festival dalang terbaik, dan penghargaan warisan budaya tak benda. Saat ini terdapat 87 warisan budaya tak benda nasional di Jawa Timur.
Baca juga : Wisata di Jatim Dorong Tumbuhnya Beragam Sektor Ekonomi Baru
Sekretaris Daerah Jatim Adhy Karyono menambahkan, pengembangan industri pariwisata juga ditempuh dengan menumbuhkembangkan wisata olahraga atau sport tourism, seperti lomba lari Bromo Marathon dan balap sepeda di Ijen.
”Kota-kota tujuan wisata seperti Batu juga berpotensi mengembangkan wisata olahraga untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawannya,” ucap Adhy, Minggu (12/12/2022).
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, sebagai salah satu kota wisata di Jatim, pihaknya terus berupaya meningkatkan kinerja industri pariwisata. Salah satunya menggelar beragam acara untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Ancaman resesi global dan tahun politik yang penuh ketidakpastian kini tinggal beberapa hari lagi. Oleh karena itulah semua pihak, termasuk industri pariwisata, harus bergegas memacu kreativitasnya agar mampu menjadi ”jalan terang” di tahun yang menantang.