Sidoarjo Terapkan Strategi Atasi Problem Pengangguran Tertinggi di Jatim
Untuk mengatasi masalah pengangguran, Sidoarjo menerapkan strategi multidimensi agar dampaknya benar-benar signifikan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Proses pemotongan kayu menggunakan mesin pemotong otomatis untuk kerajinan tempat penyimpanan buku atau binder di bengkel kerja Hucravindo, salah satu industri kecil menengah kerajinan kayu di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (7/11/2022).
SIDOARJO, KOMPAS — Jumlah pengangguran terbuka di Sidoarjo tercatat tertinggi di Jawa Timur karena dampak pandemi Covid-19. Selain itu, banyak perusahaan hengkang karena biaya produksi tinggi, terutama upah minimum yang terus naik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, daerah yang menjadi salah satu jantung industri di Bumi Majapahit ini memilih strategi multidimensi agar dampaknya benar-benar signifikan.
Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sidoarjo pada Agustus 2022 mencapai 8,80 persen. Angka pengangguran di Kota Delta, julukan Sidoarjo karena berada di delta Sungai Brantas ini, turun 2,08 persen dibandingkan dengan Agustus 2021 lalu sebesar 10,87 persen.
Meski demikian, angka pengangguran tersebut merupakan yang tertinggi dari total 38 kabupaten dan kota di Jatim. Penyebabnya tidak lain dampak pandemi Covid-19 yang memukul dunia industri. Kondisi tersebut semakin diperburuk dengan hengkangnya sejumlah perusahaan karena upah minimum kabupaten yang tinggi dan terus naik setiap tahun.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, untuk mengatasi pengangguran yang tinggi tersebut, pihaknya memilih mengerahkan strategi multidimensi. Artinya, persoalan pengangguran ditangani secara gotong royong dengan melibatkan berbagai lembaga atau instansi.
”Masalah pengangguran tidak akan tuntas apabila hanya ditangani oleh dinas tenaga kerja. Butuh sinergi dengan instansi lain agar persoalan tersebut bisa segera tertangani dengan baik,” ujar Muhdlor, Kamis (8/12/2022).
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Proses pembuatan gambar tiga dimensi (3D) menggunakan mesin laser pada tempat penyimpanan dasi berbahan kayu di bengkel kerja Hucravindo, salah satu Industri kecil menengah kerajinan kayu di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (7/11/2022).
Pemerintah Kabupten Sidoarjo, lanjut Muhdlor, menggandeng badan usaha milik negara (BUMN) dan sektor swasta. Tujuannya tidak lain mempertahankan investor dan mencegah bertambahnya pengangguran.
Muhdlor mengatakan, di tengah tidak mudahnya mencari investor baru karena ancaman krisis global dan belum pulihnya ekonomi nasional secara penuh, pihaknya berupaya menumbuhkan ekonomi lokal.
Caranya dengan menggerakkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sidoarjo untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur, terutama jalan, agar mobilitas orang dan barang menjadi mudah dan lancar sehingga biaya transportasi lebih terjangkau.
Selain itu, sebagian APBD dialokasikan untuk program bantuan modal usaha dengan suku bunga rendah dan agunan yang tidak memberatkan melalui program Kurda Sayang. Suku bunganya 3 persen per tahun, jauh lebih rendah dari suku bunga komersial 12 persen per tahun. Dengan adanya modal usaha ini, ribuan unit usaha berbagai skala tercipta sehingga banyak menyerap pengangguran.
”Usaha yang sudah eksis, seperti UMKM, juga bisa meningkatkan kapasitasnya dengan adanya suntikan modal murah. Dengan demikian, bisnis UMKM ini menjadi lebih kuat sehingga mampu menumbuhkan lapangan kerja baru,” kata Muhdlor.
Selain menyediakan modal, pemda juga memperbaiki tempat usaha rakyat agar semakin berkembang. Contohnya, merenovasi warung rakyat agar lebih bersih, menarik, dan mencegah terjadinya kriminalitas, seperti pencurian barang. Warung rakyat diharapkan berkembang dengan baik agar masyarakat tak terus berorientasi mencari kerja di pabrik.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Sebanyak 40 warga korban pemutusan hubungan kerja dan lulusan SMA yang belum bekerja mendapat pelatihan pembuatan kue atau pastry di Sidoarjo, Rabu (31/8/2022). Pelatihan ini untuk mencetak wirausaha baru dan mengatasi tingginya pengangguran karena dampak pandemi Covid-19 lalu.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo Edi Kurniadi mengatakan, renovasi warung rakyat berjalan sejak 2022 dan akan berlangsung hingga 2026. Target total merenovasi sebanyak 2.000 warung dengan target tahunan 400 warung.
”Tahun ini, sebanyak 402 warung yang direnovasi dengan capaian pekerjaan 90 persen dari target. Selain perbaikan secara fisik pada bangunan warung, pelaku usahanya juga didampingi dalam mengelola usahanya agar bisa berkembang,” ucap Edi.
Pendampingan usaha itu, antara lain, mengajari cara memproduksi produk berkualitas, cara pengemasan produk agar menarik minat pembeli, dan cara memperluas jangkauan pasar. Pemilik warung diajari memasarkan secara dalam jaringan sehingga mereka bisa masuk lokapasar.
Usaha yang sudah eksis, seperti UMKM, juga bisa meningkatkan kapasitasnya dengan adanya suntikan modal murah.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo Ainun Amalia menambahkan, pihaknya mendorong masyarakat yang berusia produktif untuk menumbuhkan ekonomi kreatif. Mereka dibekali dengan keterampilan yang memadai serta didorong agar berupaya menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri.
Caranya dengan memberikan pelatihan keterampilan sesuai dengan minat warga, seperti meracik kopi (barista), menjahit, rias pengantin, dan tata boga. Pelatihan digelar di 18 kecamatan dengan peserta dari sejumlah desa atau kelurahan. Peserta pelatihan tidak hanya mendapat pengetahuan, tetapi juga uang saku dan pinjaman modal usaha dengan bunga ringan. Mereka juga akan didampingi hingga berhasil membuka usaha sendiri.
”Syaratnya, harus memiliki komitmen yang tinggi. Jumlah pendaftar cukup banyak, tetapi peserta akan diseleksi dan diambil yang benar-benar serius agar mereka mampu menuntaskan pelatihan hingga akhir,” ujar Ainun.