Tabrak Pohon Tumbang, Dua Orang Tewas di Palangkaraya
Pohon akasia di Kota Palangkaraya tumbang dan menyebabkan kecelakaan tunggal yang menelan dua nyawa.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Dua warga Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tewas dalam kecelakaan tunggal. Polisi menduga keduanya tewas setelah menabrak pohon tumbang pada Rabu (30/11/2022) dini hari.
Kedua korban tewas adalah Wahyudi (36) dan Richa Nadyae (21). Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Kota Palangkaraya Inspektur Satu Eko Nurhanto menjelaskan, dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.
Kedua korban, lanjut Eko, masing-masing mengendarai sepeda motor. Mereka berjalan dari arah yang sama di Jalan Ir Soekarno menuju Jalan G Obos XI, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya. ”Keduanya jalan di waktu yang tidak bersamaan dan mungkin dengan kecepatan tinggi,” kata Eko.
Eko menduga keduanya tidak melihat adanya pohon tumbang yang melintang di tengah jalan karena saat kejadian situasi di lokasi masih gelap. Keduanya tewas di tempat. Wahyudi jatuh dengan posisi sujud, sedangkan korban lainnya jatuh dengan posisi telentang. Keduanya terluka di sekitar kepala. Keduanya diduga tidak menggunakan pelindung kepala atau helm.
”Jenazah keduanya langsung dievakuasi petugas ke kamar jenazah di RSUD Doris Sylvanus untuk divisum,” kata Eko.
Dari pantauan Kompas di lokasi, Jalan Ir Soekarno dan Jalan G Obos XI tidak dilengkapi lampu penerangan jalan. Penerangan jalan hanya dari rumah warga di sekitar lokasi. Di sepanjang jalan itu didominasi lahan kosong, semak belukar, dan pohon akasia. Pohon yang tumbang adalah pohon akasia.
”Kalau dilihat dari luka memang bisa diduga kematian terjadi karena benturan keras di kepala dengan aspal jalan setelah menabrak pohon,” kata Eko.
Kasus tersebut, lanjut Eko, kini ditangani oleh Satuan Lalu Lintas Polresta Palangkaraya. Batang pohon yang tumbang di jalan pun sudah dibersihkan petugas pemadam kebakaran Kota Palangkaraya.
Komandan Regu Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangkaraya Sucipto menjelaskan, kejadian pohon tumbang yang menewaskan dua pengendara itu terjadi karena banyak faktor. Salah satunya tanah bergambut yang mendominasi wilayah Kota Palangkaraya.
Menurut Sucipto, pohon besar di Palangkaraya tumbuh di atas tanah bergambut yang memiliki tingkat asam tinggi. ”Akar pohon tidak menjalar ke dalam tanah, tetapi keluar sehingga pohon rapuh, apalagi pohon yang tumbang itu tingginya sampai 15 meter,” katanya.
Sucipto mengungkapkan, tanpa angin pun pohon dengan kondisi begitu bisa tumbang dengan sendirinya. ”Kejadian pohon tumbang di kota ini sangat-sangat sering,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada di cuaca ekstrem. Beberapa wilayah yang punya potensi pohon tumbang, menurut pihaknya, antara lain, Jalan Adonis Samad, Mahir-Mahar, dan sepanjang jalan Trans-Kalimantan, yakni Jalan Tjilik Riwut sampai Tangkiling.
”Kami tidak punya anggaran untuk itu, tetapi tiap ada laporan masuk, kami berupaya dengan tenaga yang hanya lima orang untuk bisa menanganinya semampu kami,” kata Sucipto.
Kota Palangkaraya memiliki luas wilayah 285.351, 28 hektar, sedangkan luas kawasan hutan mencapai 241.736,25 hektar, setidaknya 30.000 hektar di antaranya merupakan lahan gambut. Luas lahan gambut itu hampir dua kali luas Kota Jakarta Timur. Kejadian pohon tumbang jadi hal yang mewarnai kota cantik itu hampir setiap hari.
Selama November 2022, pemadam kebakaran Kota Palangkaraya telah menebang setidaknya 11 pohon yang dinilai membahayakan di Kota Palangkaraya. Penebangan itu dilakukan pada pohon yang berpotensi tumbang.
Sehari sebelum kejadian, tim dari pemadam kebakaran Kota Palangkaraya baru saja menebang pohon pinus di Jalan G Obos, dekat kantor Gubernur Kalteng. Pohon pinus tersebut tumbang lantaran cuaca ekstrem, yakni hujan yang disertai angin kencang.
”Selain karena struktur tanah, asam dan zat besi yang tinggi juga membuat hitam bagian tengah pohon. Busuk. Sehingga pertumbuhan pohon terganggu,” kata Sucipto.