Penambahan Kasus Polio, Alarm Serius bagi Pemkab Pidie
Penambahan kasus polio membuat tantangan bagi pekerja kesehatan kian besar. Mereka harus berupaya untuk menahan laju penyebaran. Tiga anak yang terpapar virus polio dapat menjadi ”carrier” atau pembawa penyebaran.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Petugas melakukan imunisasi untuk anak-anak di Banda Aceh, Aceh.
BANDA ACEH, KOMPAS — Kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, bertambah menjadi empat kasus. Penambahan kasus baru menunjukkan virus polio telah menyebar. Kondisi ini menjadi alarm serius bagi pemerintah setempat agar tidak semakin meluas.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Harapan, dihubungi pada Kamis (24/11/2022), mengatakan, penyakit polio berkaitan dengan imunisasi. Artinya, anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi berpotensi besar terpapar polio.
”Ini termasuk hal yang tidak terlalu mengejutkan karena vaksinasi anak kita (Aceh), kan, memang termasuk yang terendah di Indonesia,” kata Harapan.
Namun, ia mengingatkan pemerintah kabupaten setempat agar menjadikan kasus tersebut sebagai alarm serius dan menanganinya dengan cepat agar tidak semakin meluas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Arika Husnayanti mengatakan, tiga kasus baru terkonfirmasi pada 22 November 2022. Dengan demikian, jumlah kasus positif polio menjadi empat orang.
Arika mengatakan, meski telah terkonfirmasi positif, diperlukan uji laboratorium beberapa kali agar hasilnya lebih valid. ”Tiga anak penderita polio ini kondisinya baik-baik saja, tidak ada keluhan,” kata Arika.
Menurut dia, penambahan kasus polio membuat tantangan bagi pekerja kesehatan kian besar. Mereka harus berupaya untuk menahan laju penyebaran. Arika khawatir tiga anak yang terpapar virus polio dapat menjadi carrier (pembawa)penyebaran.
Ia mengatakan, kasus polio di Pidie merupakan dampak dari rendahnya cakupan imunisasi dasar. Bertahun-tahun Pidie menjadi daerah dengan cakupan imunisasi paling rendah di Aceh.
Pada 2017, cakupan imunisasasi Pidie 23 persen, 2018 sebesar 28 persen, dan pada 2019 hanya 13 persen. Angka cakupan provinsi juga menurun dari 61 persen pada 2018 menjadi 49 persen pada 2019.
Bukan hanya cakupan imunisasi yang rendah, pola hidup sehat juga belum sepenuhnya diterapkan. Kebiasaan buang air besar sembarangan di Pidie masih terjadi.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Seorang anak balita mendapatkan imunisasi dalam kegiatan posyandu di lingkungan RW 011 Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (24/8/2022).
Temuan kasus polio di Pidie menjadi pembelajaran penting bagi pemkab setempat untuk menyusun rencana penanganan jangka pendek dan jangka panjang.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto mengatakan, penanganan jangka pendek dilakukan dengan penelusuran dan imunisasi polio massal. Menurut rencana, imunisasi massal akan dilakukan pada 28 November 2022 dan 5 Desember 2022. Sementara upaya jangka panjang dilakukan dengan membangun pola hidup yang sehat.