Sebanyak 45 ton tepung mocaf dari singkong asal Banjarnegara, Jawa Tengah, diekspor ke Turki. Diharapkan mocaf kian dikenal dan bisa gantikan ketergantungan pada tepung terigu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS – Kabupaten Banjarnegara melalui Rumah Mocaf Indonesia mengekspor 45 ton tepung mocaf senilai Rp 1 miliar ke Turki. Tepung yang berasal dari singkong ini terus dikembangkan produksinya serta digencarkan pemasarannya dengan harapan bisa mengurangi ketergantungan masyarakat pada tepung terigu.
”Ini pengiriman kedua sebanyak 20 ton, dua minggu lalu sudah kirim sebanyak 25 ton ke Turki,” kata Founder Rumah Mocaf Indonesia Riza Azyumarridha Azra di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2022).
Riza menyampaikan, hingga saat ini di Banjarnegara terdapat sekitar 200 hektar tanaman singkong yang dikelola secara organik untuk diolah jadi tepung mocaf atau modified cassava flour. Terdapat total 650 petani singkong yang berada di bawah naungan Rumah Mocaf Indonesia. ”Per bulan produksi tepung mocaf mencapai 30 ton. Itu berasal dari 90 ton singkong,” tutur Riza.
Menurut Riza, selain ekspor ke Turki, Rumah Mocaf Indonesia juga pernah ekspor ke Oman, Inggris, serta Singapura. ”Rata-rata sekali ekspor sekitar 60 ton,” ujarnya.
Riza berharap penggunaan tepung mocaf di masyarakat Indonesia kian jamak lantaran tepung ini juga bisa dimanfaatkan untuk membuat mi, membuat dawet, membuat kukis, roti tawar, mendoan, juga ayam krispi.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengapresiasi produksi serta ekspor mocaf atas kolaborasi Rumah Mocaf Indonesia dengan pemerintah setempat yang bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto ini.
”Ini dari singkong dijadikan tepung dan bisa mengganti impor gandum. Memang harganya masih tinggi sedikit, itulah perlu kerja sama pemerintah dengan sektor lain agar kita beli dengan harga Rp 13.000 (per kg), tapi jualnya Rp 10.000. Nanti yang Rp 3.000 ini akan disubsidi bisa dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat,” papar Zulkifli.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto Rony Hartawan menyebutkan, pengembangan mocaf ini juga dalam rangka tindak lanjut program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan. Pihaknya telah memberikan pendampingan teknis serta mendorong perluasan pasar mocaf ke pasar global.
Selain itu, lanjut Rony, pihaknya juga mempromosikan penggunaan mocaf sebagai substitusi tepung terigu lewat lomba memasak menu kudapan dengan bahan dasar mocaf serta bahan non-tepung juga non-beras.
”Kita perlu melakukan upaya bersama menahan laju inflasi di wilayah Eks Keresidenan Banyumas. Salah satu upaya tersebut, dapat dilakukan realisasi pembangunan food station dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan, khususnya komoditas pangan strategis,” papar Rony.