Ritel Modern Harus Bantu Pasarkan Produk UMKM Lokal
Ritel modern harus bekerja sama membantu pemasaran produk UMKM lokal. Tidak hanya dalam skala dalam negeri, ritel modern diharapkan juga mambantu memasarkan produk secara global.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan
MAGELANG, KOMPAS — Ritel-ritel modern yang tersebar di seluruh Indonesia diminta tidak sekadar menjual produk pabrikan semata. Keberadaan jenis usaha ini di daerah diharapkan juga mampu menjual dan mempromosikan produk-produk usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM), terutama dari UMKM yang berlokasi di daerah sekitarnya.
”Produk UMKM sekitar yang bagus-bagus jangan sampai dilupakan. Untuk produk kerupuk atau keripik saja, misalnya, jangan sampai ritel modern justru mendatangkannya dari luar kota,” ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam paparannya dalam acara kuliah umum bertema ”Waralaba Lokal Go Global” di Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah, Selasa (1/11/2022).
Kerja sama ini, menurut dia, dijamin akan saling menguntungkan dan berdampak positif bagi keduanya. Seiring dengan perkembangan usaha yang dialami setelah pemasarannya dibantu ritel modern, maka UMKM tersebut pasti akan terus-menerus berbelanja barang-barang kebutuhannya, termasuk bahan baku produksi dari ritel modern yang menjadi mitranya. Mengacu pada kondisi tersebut, maka peningkatan omzet pun berpotensi terjadi pada dua jenis usaha tersebut.
Ritel-ritel modern yang sudah banyak mengembangkan unit usaha ke luar negeri juga bisa membantu memasarkan produk UMKM untuk skala internasional. ”Kerja sama pemasaran produk di luar negeri ini tidak perlu diragukan karena produk UMKM ini sebenarnya sangat disukai di mancanegara,” ujarnya.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Magelang, Selasa (1/11/2022).
Dibandingkan barang yang dihasilkan dari produksi secara massal, masyarakat luar negeri lebih menyukai produk UMKM karena menimbulkan rasa kepemilikan yang lebih dalam.
Produk dari UMKM ini disukai karena cenderung unik. Dia mencontohkan, manggis dan berbagai produk olahannya kerap menjadi komoditas rebutan di Amerika Serikat.
Zulkifli mengatakan, pemerintah pun saat ini berupaya membuka jalan lebih luas bagi UMKM agar produknya bisa dikenal dan menembus pasar luar negeri. Selain dengan mengandalkan peran dari ritel modern, pemerintah saat ini juga terus berupaya melakukan visi dagang dan perjanjian perdagangan dengan sejumlah negara di seluruh dunia.
”Saat ini, kami berupaya menembus pasar baru, yaitu negara-negara di Afrika,” ujarnya.
Menyikapi kondisi tersebut, dia menuturkan, pelaku UMKM pun diminta turut bergerak, mau membuka diri untuk bekerja sama dan bersinergi dengan pihak siapa pun. Kolaborasi atau kerja sama menjadi hal yang penting dilakukan untuk mengembangkan usaha.
Selain itu, dia pun mengingatkan bahwa pelaku UMKM harus melakukan pemasaran secara daring dengan melibatkan lokapasar (marketplace).
”Di era sekarang, pemasaran dan penjualan langsung di toko dan marketplace menjadi satu paket yang tidak mungkin dipisahkan,” ujarnya.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN
Seorang peserta pameran menunjukkan produk UMKM di salah satu stan pameran yang meramaikan Hari Pers Naaional di Kendari, Senin (7/2/2022).
Kepada para mahasiswa yang hadir, Zulkifli mengatakan, dunia wirausaha, termasuk UMKM, bisa diterjuni dari kalangan usia berapa pun. Jika sudah tertarik melakukan usaha sejak masih kuliah, mahasiswa tersebut diminta segera membuat rencana, melakukan riset dan memulai merintis usaha. Nasihat tersebut pernah disampaikannya kepada seorang mahasiswa, dan saat ini mahasiswa tersebut bisa mengelola enam kafe miliknya sembari kuliah.
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Lilik Andriyani mengatakan, kewirausahaan menjadi masalah penting di kampus Universitas Muhammadiyah Magelang. Hal ini di antaranya ditunjukkan dengan membentuk kelompok kerja (Pokja) Kewirausahaan. Di tahun 2020, pokja ini bahkan terlibat memberikan motivasi kepada mahasiswa pelaku usaha di Universitas Muhammadiyah Magelang dan pelaku usaha lainnya di seluruh Indonesia untuk kembali bangkit di masa pandemi.
Selain itu, Universitas Muhammadiyah Magelang juga memiliki program inkubator bisnis di sejumlah fakultas. Program ini dimaksudkan untuk mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru dari kalangan mahasiswa.