Bersembunyi Tiga Hari, Satu Korban Serangan KKB di Teluk Bintuni Ditemukan Selamat
Salah satu pekerja yang menjadi korban dalam serangan kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, ditemukan selamat. Total sebanyak 10 pekerja yang selamat dan 4 pekerja tewas.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan TNI dan Polri menemukan seorang pekerja yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, dalam keadaan selamat pada Minggu (2/10/2022). Pekerja bernama Devi Manise atau disapa Reva ini berhasil selamat setelah bersembunyi di rumah warga selama tiga hari terakhir.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat Komisaris Besar Adam Erwindi mengatakan, Reva berhasil selamat setelah bersembunyi di salah satu rumah warga di Kampung Inokra, Distrik Moskona Barat. Reva adalah pekerja yang bertugas sebagai juru masak bagi 13 para pekerja yang membangun jalan ruas Moskona Utara-Moskona Barat-Maybrat.
Ia menuturkan, keberadaan Reva diketahui setelah adanya laporan dari seorang warga bernama Marinus Orocomna kepada aparat keamanan di Pos TNI di Kampung Mayerga. Marinus melaporkan telah ditemukan seorang wanita bernama Reva yang berada di rumah kerabatnya bernama Barnabas Orocomna di Kampung Inokra.
Aparat keamanan pun segera menjemput Reva di Kampung Inokra dan membawanya ke pos TNI di Kampung Mayerga. Mereka memberikan pertolongan pertama bagi Reva yang mengalami luka memar di sekujur tubuh.
”Reva mengalami cedera pada lutut kiri dan kanan ketika menyelamatkan diri dengan melompat dari atas tebing. Kini tim gabungan TNI dan Polri telah membawanya dari Mayerga ke ibu kota Teluk Bintuni," kata Adam.
Berdasarkan data Polres Teluk Bintuni dan kesaksian salah satu korban, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Arnoldus Yancen Kocu menyerang 14 pekerja yang sedang dalam perjalanan menuju lokasi proyek pembangunan jalan ruas Moskona Utara-Moskona Barat-Maybrat di Kampung Mayerga pada Kamis (29/9/2022) sekitar pukul 15.00 WIT.
Terdengar empat kali tembakan ke arah pekerja. Sebanyak 10 pekerja berhasil melarikan diri ke Pos Koramil dan sungai di sekitar Kampung Mayerga dan Kampung Inokra. Sementara, empat pekerja tewas dibunuh anggota KKB dalam insiden tersebut. Adapun identitas keempat korban tewas adalah Abas, Yafet, Darmin, dan Armin.
Adam menambahkan, perbuatan para pelaku sangat sadis. Empat jenazah korban ditemukan dengan tubuh penuh luka bacok, sementara dua dari empat jenazah ini juga dalam kondisi hangus terbakar.
”Para pelaku juga membakar dua alat berat dan tiga truk yang digunakan untuk pembangunan jalan. Polres Teluk Bintuni telah melakukan olah tempat kejadian perkara saat mengevakuasi jenazah empat pekerja,” kata Adam.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Wilayah Papua Frits Ramandey menyatakan, sungguh menyayangkan tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata. Ia menilai aksi tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan kriminalitas sehingga pihak keamanan bisa mengambil upaya penegakan hukum.
Aksi kelompok ini dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin meluas.
Sementara itu, juru bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy mengatakan, sungguh disesalkan Organisasi Papua Merdeka yang dinyatakan aparat keamanan sebagai KKB lebih memilih jalan kekerasan daripada dialog damai dalam perjuangannya. Kelompok ini sering menuduh warga sipil yang tidak bersalah sebagai intelijen tanpa ada pembuktian sama sekali.
”Aksi kelompok ini dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin meluas. Akibatnya, masyarakat di kampung akan mengungsi dari tempat tinggalnya karena merasa ketakutan,” tutur Yan.
Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan para pekerja Jalan Trans-Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat. Aksi ini dipimpin oleh Arnoldus Yancen Kocu selaku pimpinan operasi OPM Wilayah IV Sorong.
Ia pun menyatakan OPM pimpinan Arnoldus membunuh empat pekerja dan melukai seorang pekerja lainnya dalam aksi ini. Pembunuhan empat warga ini karena dinilai sebagai anggota intelijen pihak keamanan yang menyamar sebagai pekerja jalan.