12 Pekerja Jalan di Papua Barat Diserang Orang Tak Dikenal
Sekelompok orang tak dikenal menyerang 12 pekerja jalan di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Organisasi Papua Merdeka menyatakan terlibat dalam aksi tersebut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sekelompok orang tak dikenal menyerang 12 pekerja proyek jalan di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Kamis (29/9/2022). Seorang pekerja terluka karena terkena tembakan di lengan bagian kanan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat Komisaris Besar Adam Erwindi saat dihubungi dari Jayapura pada Jumat (30/9/2022) pagi membenarkan insiden penyerangan 12 pekerja di Kampung Mayerga. Awalnya, aparat keamanan di Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS mendapatkan informasi tersebut berdasarkan laporan warga pada pukul 18.20 WIT.
Pihaknya telah mengklarifikasi informasi tersebut pada Kapolres Teluk Bintuni Ajun Komisaris Besar Junov Siregar. Pihak Polres Teluk Bintuni masih berupaya menuju lokasi kejadian.
”Aparat Polres Teluk Bintuni dan Brimob akan berupaya mengevakuasi para pekerja. Saat ini mereka telah menyelamatkan diri ke Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS,” papar Adam.
Ia menambahkan, para pekerja terdiri dari 11 pria dan seorang wanita. Mereka sedang mengerjakan pembuatan jalan Trans-Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.
”Kami juga sedang mengklarifikasi adanya video empat pekerja yang tewas. Sebab, informasi dari Polres Teluk Bintuni hanya satu pekerja yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut,” ujarnya.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menegaskan, pihaknya bertanggung jawab dalam penyerangan para pekerja jalan Trans-Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat. Aksi ini dipimpin oleh Arnoldus Yancen Kocu selaku pemimpin operasi OPM Wilayah IV Sorong.
Ia menyatakan, OPM pimpinan Arnoldus membunuh empat pekerja dan melukai dua pekerja lainnya dalam aksi ini. Pembunuhan empat warga ini karena dinilai sebagai anggota intelijen pihak keamanan yang menyamar sebagai pekerja jalan.
”OPM menyerang para pekerja ini karena kedapatan membawa senjata api. Mereka adalah anggota intelijen yang memantau pergerakan OPM,” ucap Sebby.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy menyesalkan peristiwa penyerangan para pekerja jalan di Kampung Mayerga. Ia menilai, seharusnya OPM tidak menggunakan cara kekerasan untuk memperjuangkan ideologinya.
Ia menilai, aksi kelompok tersebut dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin meluas. Hal itu akan berdampak pada kehidupan masyarakat setempat.
”Aparat TNI dan kepolisian akan terlibat dalam konflik di daerah tersebut. Akibatnya, masyarakat akan mengungsi dari tempat tinggalnya karena merasa ketakutan,” kata Yan.