Dari Pekarangan, Warga Kota Magelang Bisa Panen Sayuran Tiap Hari
Dari lahan sempit pekarangan rumah, warga Kota Magelang mampu memanen sayuran setiap hari. Tidak hanya untuk kebutuhan sendiri, hasil panen juga dijual ke lingkungan sekitar.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Sejumlah sayuran produksi kelompok tani di Kota Magelang, Jawa Tengah, dijual dalam acara Plaza Tani di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/9/2022).
MAGELANG, KOMPAS — Hanya dengan mengandalkan pekarangan dan tanah kosong di rumah dan kampung masing-masing, sebagian warga Kota Magelang, Jawa Tengah, kini mampu bercocok tanam sayuran secara mandiri. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sendiri, sayuran hasil bercocok tanam itu juga mampu menyuplai kebutuhan warga lain di sekitarnya.
Aktivitas menanam sayuran itu, antara lain, dilakukan oleh Kelompok Omah Sayur Songo Makmur Jos di Kelurahan Jurangombo Selatan, Kecamatan Magelang Selatan. Linarti, Ketua Kelompok Omah Sayur Songo Makmur Jos, menyebut, dari aktivitas kegiatan menanam sayuran di tanah pekarangan masing-masing, sebanyak 30 anggota kelompok itu bisa memanen sayuran setiap hari.
”Untuk satu jenis sayuran, terong misalnya, dalam satu hari saja kami pernah panen hingga 25 kilogram (kg),” ujar Linarti, Jumat (23/9/2022). Selain terong, sayuran yang bisa dipanen setiap hari adalah sawi, dengan volume panen mencapai 3-5 kg per hari.
Selain di pekarangan, Kelompok Omah Sayur Songo Makmur Jos juga menanam sayur di lorong-lorong gang, di bagian atas rumah, serta di tanah kosong di kampung dengan luas sekitar 150 meter persegi.
Aktivitas perdagangan di Plaza Tani di Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, Jumat (23/9/2022).
Sayuran hasil bercocok tanam itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga sendiri serta dijual kepada para tetangga. ”Panen selalu habis di lingkungan sekitar sehingga kami belum mampu menjual ke kelurahan lain ataupun ke luar Kota Magelang,” kata Linarti.
Kegiatan bercocok tanam itu juga dilakukan Kelompok Tani Arum Manis di Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara. Siti Muslimah, Ketua Kelompok Tani Arum Manis, mengatakan, sejak sekitar setahun lalu, 30 anggota kelompok itu menanam tujuh jenis sayuran di pekarangan dan tanah kosong di kampung.
Dari aktivitas kegiatan menanam sayuran di tanah pekarangan masing-masing, 30 anggota kelompok itu bisa memanen setiap hari.
Sama seperti Kelompok Omah Sayur Songo Makmur Jos, sebagian sayur hasil bercocok tanam Kelompok Tani Arum Manis itu juga dijual kepada pihak lain. ”Kami pernah menyuplai lebih dari 10 kg sayuran untuk kebutuhan salah seorang rekan kami yang membuka kedai makan di Yogyakarta,” kata Siti.
Selain menjual sayuran, Kelompok Tani Arum Manis juga menjual bibit sayuran. Beberapa waktu lalu, misalnya, kelompok tersebut berhasil menjual hingga 8.500 bibit sayuran dalam wadah polybag.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pekerja memanen sayur yang ditanam dengan metode hidroponik di Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022). Tren urban farming mulai berkembang dan banyak dilakukan anak muda yang memiliki minat bercocok tanam.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang Ery Widyo Saptoko mengatakan, saat ini baru terdapat puluhan kelompok tani di kota tersebut yang memanfaatkan pekarangan dan tanah kosong di kampung untuk bercocok tanam. Ke depan, Pemerintah Kota Magelang akan mendorong agar kelompok tani terbentuk di semua rukun tetangga (RT) yang berjumlah 1.032 RT.
Menurut Ery, luas tanah pertanian terbuka di Kota Magelang hanya 143 hektar. Namun, lahan pertanian itu bisa diperluas dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Total luas area pekarangan di Kota Magelang diperkirakan mencapai 400 hektar.
Untuk membantu akses pemasaran produk pertanian yang ditanam warga tersebut, Pemkot Magelang saat ini telah menggelar kegiatan rutin Plaza Tani. Kegiatan itu digelar setiap hari Jumat di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang. Ke depan, aktivitas perdagangan di Plaza Tani akan terus dikembangkan dengan menggandeng kelompok tani dari daerah-daerah sekitar.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz mengatakan, ke depan Kota Magelang diharapkan bisa menjadi pengumpul komoditas pertanian dan menjalankan aktivitas perdagangan hasil pertanian lintas daerah. Aziz pun mendorong warga Kota Magelang untuk terus mengembangkan aktivitas pertanian yang telah dijalankan.
”Jangan terlalu cepat puas, karena untuk beberapa produk sayuran dan ikan saja, kita masih tergantung pada suplai dari daerah lain,” ujarnya.