Hadir di Rapat Pemenangan PDI-P, Edy Rahmayadi Sebut Bersahabat dengan Djarot Saiful
Komunikasi politik jelang Pemilu 2024 di Sumut mulai menghangat. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi hadir di Rapat Pemenangan Pemilu PDI-P. Dia duduk berdampingan dengan Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat, rivalnya di 2018.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (kedua dari kanan) berbincang dengan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, yang juga anggota DPR, saat Rapat Koordinasi Pemenangan PDI-P Sumut di Medan, Jumat (26/8/2022). Komunikasi politik mulai menghangat menjelang Pilkada 2024.
MEDAN, KOMPAS — Komunikasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2024 mulai terjalin di Sumatera Utara. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi hadir dalam Rapat Koordinasi Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumut. Dia duduk berdampingan dengan Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat yang menjadi rivalnya pada Pilkada Sumut 2018.
”Yang saya hormati, Bapak Djarot ini sahabat saya, sekaligus rival saya. Kami pernah bersahabat di Jakarta menyelesaikan penertiban Kalijodo,” kata Edy saat memberikan sambutan, Jumat (26/8/2022), di Medan.
Baca Berita Seputar Pilkada 2024
Pahami informasi seputar Pilkada 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Edy pun tampak kompak dengan Djarot yang duduk bersebelahan. Hampir di sepanjang acara, mereka tampak mengobrol sambil menunjuk dokumen-dokumen di atas kertas. Edy tampil mengenakan batik coklat dengan sedikit corak merah. ”Tadi saya cari-cari baju merah. Inilah yang paling merah. Belum dikasih sama Pak Rapidin Simbolon (Ketua DPD PDI-P Sumut),” kata Edy disambut tawa peserta.
Edy menyebut, saat ia menjabat panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad), Djarot menjabat wakil gubernur DKI Jakarta kemudian menjadi gubernur. Mereka pun bekerja sama menyelesaikan penertiban kawasan prostitusi dan hiburan malam Kalijodo. Selain itu, kata Edy, mereka juga bersama-sama menggagas pembangunan Jakarta International Stadium.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memberikan sambutan saat hadir sebagai undangan dalam Rapat Koordinasi Pemenangan PDI-P Sumut di Medan, Jumat (26/8/2022). Komunikasi politik mulai menghangat menjelang Pilkada 2024.
Namun, tambah Edy, mereka menjadi rival pada Pilkada 2018 di Sumut. Suhu politik di Sumut pun memanas pada saat itu karena masyarakat terpolarisasi dalam dua kutub. Edy yang berpasangan dengan Musa Rajekshah maju diusung Partai Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan Nasdem.
Sementara Djarot Saiful yang berpasangan dengan Sihar Sitorus maju diusung PDI-P dan PPP. Djarot dan Sihar kalah di pilkada, tetapi terpilih menjadi anggota DPR pada 2019 dari Sumut.
Edy menyebut, dia hadir ke Rakor Pemenangan PDI-P untuk menghormati undangan terhadap dirinya. Meski tidak diusung PDI-P, menurut Edy, selama ini program kerjanya didukung oleh partai itu. Ia mencontohkan program pembangunan jalan provinsi yang direncanakan menelan biaya Rp 2,7 triliun dari anggaran tahun jamak. ”Pak Ketua DPRD Baskami Ginting (dari PDI-P) yang pertama menandatanganinya meskipun partai lain belum tanda tangan,” kata Edy.
Tadi saya cari-cari baju merah. Inilah yang paling merah. Belum dikasih sama Pak Rapidin Simbolon. (Edy Rahmayadi)
Senada dengan Edy, Djarot juga menyebut bahwa Edy adalah sahabatnya jauh sebelum Pilkada 2018. ”Pak Edy saya kenal lama, sejak saya di Jakarta. Beliau Pangkostrad, saya wagub, dan jadi gubernur. Ketika di Jakarta, kami selalu bekerja sama,” kata Djarot.
Djarot juga menyebut bahwa pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo tidak bisa diselesaikan tanpa bantuan Edy selaku Pangkostrad waktu itu.
Saat mengobrol dengan Edy di tempat duduknya, kata Djarot, ia menunjukkan data tengkes (stunting) di Sumut yang masih cukup tinggi, yakni 24 persen. Ia pun mendorong agar penanggulangan tengkes menjadi salah satu program utama di Sumut. Ia menyebut, program Indonesia Emas 2045 akan sulit dicapai jika angka tengkes masih tinggi.
Komunikasi politik
Komunikasi politik menjelang Pilkada 2024 di Sumut mulai memanas dalam beberapa waktu belakangan. Saat rapat koordinasi pemberantasan korupsi di DPRD Langkat, Rabu (10/8/2022), Edy menyebut Partai Golkar tidak mendukung program yang dibutuhkan rakyat karena tidak menyetujui rencana pembangunan jalan provinsi.
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, yang juga anggota DPR, memberikan sambutan saat Rapat Koordinasi Pemenangan PDI-P Sumut di Medan, Jumat (26/8/2022). Komunikasi politik mulai menghangat menjelang Pilkada 2024.
Sekretaris Partai Golkar Sumut Dato Ilhamsyah menyebutkan, pihaknya menyesalkan pernyataan Edy yang menyebut Partai Golkar tidak mendukung pembangunan yang dilakukan Pemprov Sumut. Pernyataan itu pun disebut mengindikasikan keretakan hubungan Edy dengan wakil gubernur karena Musa adalah Ketua Partai Golkar Sumut.
Namun, Edy dan Musa pun menanggapinya dengan memberikan pernyataan bersama dan menyebut hubungan keduanya tidak retak serta akan menyelesaikan masa jabatan hingga 5 September 2023. Namun, Edy dan Musa menyebut tidak ada pembicaraan apakah akan berpasangan lagi atau tidak pada Pilkada 2024. ”Jabatan politik itu bisa bersama lagi, bisa tidak bersama. Itu tergantung nanti. Dipikirkan berikutnya,” kata Edy (Kompas, 19/8/2022).
Ketua DPD PDI-P Sumut Rapidin Simbolon mengatakan, saat ini pihaknya berfokus memenangi Pemilu, Pilpres, dan Pilkada 2024. Ia pun meminta kader-kader di Sumut ikut serta memenangkan siapa pun yang dicalonkan partai itu.