Indonesia sangat berkepentingan dengan peta navigasi samudra karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Pemetaan perairan dan samudra menjadi penting karena hal itu berkaitan dengan keamanan dan keselamatan transportasi laut. Pertukaran informasi hidrografi dan perbaikan standar navigasi di antara organisasi hidrografi internasional menjadi penting dilanjutkan.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan, Indonesia sangat berkepentingan dengan peta navigasi samudra karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi negara maritim dunia. Perairan Indonesia juga digunakan sebagai jalur transportasi, baik nasional maupun internasional.
”Keamanan navigasi ini juga diwujudkan dengan peran hidro-oseanografi,” kata Yudo Margono seusai membuka pertemuan ke-21 Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara (North Indian Ocean Hydrographic Commission/NIOHC) di Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (23/8/2022).
Dalam pertemuan ke-21 NIOHC di Nusa Dua, Bali, TNI Angkatan Laut melalui Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) menjadi tuan rumah. Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara (NIOHC) merupakan bagian dari Organisasi Hidrografi Internasional (International Hydrographic Organization/IHO).
Sebelumnya, saat memberikan sambutan dalam pembukaan forum 21st Meeting NIOHC, Laksamana Yudo Margono mengatakan, TNI AL mendukung peran hidrografi samudra karena hidrografi samudra berperan penting dalam pengembangan dan pembangunan kawasan, selain berperanan strategis dalam menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran.
Yudo juga menyatakan peningkatan kapasitas menjadi penting dalam upaya mendukung pengembangan hidrografi samudra berdasarkan kemajuan sains dan teknologi.
Menurut Yudo Margono, mengacu pada kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mencapai transformasi ekonomi berbasis maritim menuju visi Indonesia 2045, peran Pushidrosal menjadi strategis dalam mengelola data hidro-oseanografi, termasuk dalam pelindungan lingkungan dan pengelolaan wilayah pesisir serta transportasi laut, yang aman dan efisien. Hal itu juga berkaitan dengan kepentingan pertahanan maritim Indonesia.
Adapun Direktur IHO Abri Kampfer mengatakan, pertemuan ke-21 NIOHC di Bali menjadi kesempatan bagi negara-negara anggota IHO region Hindia Utara. Menurut Abri, kawasan Hindia Utara merupakan kawasan strategis dan menjadi jalur penting dalam pelayaran dan ekonomi sehingga memerlukan produk navigasi yang berstandar internasional demi keamanan dan keselamatan pelayaran.
Pemetaan hidografi samudra, menurut Abri, juga penting bagi satu negara karena menyangkut potensi kekayaan sumber daya alam kawasan tersebut.
Ekonomi biru
Lebih lanjut, Yudo mengatakan, hidrografi samudra juga dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi biru dunia, yang mencakup pengembangan industri perkapalan, peningkatan sektor pariwisata, dan upaya konservasi ekosistem pesisir, termasuk mangrove yang sangat bermanfaat dalam mitigasi dampak bencana alam. Hal itu dinilai berkaitan pula dengan upaya bersama mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pertemuan ke-21 NIOHC di Badung, Bali, dinyatakan diikuti 16 delegasi, termasuk negara anggota NIOHC. Dalam sesi National Report, masing-masing lembaga hidrografi dari negara-negara anggota menyampaikan informasi perkembangan yang mereka capai, di antaranya penyelenggaraan kemampuan survei hidrografi, kegiatan pembangunan, serta peningkatan kapasitas dan kontribusi lembaga hidrografi.
Selain itu, dalam pertemuan juga dibahas perkembangan komite dan kelompok kerja dalam NIOHC.
Dari siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal) disebutkan, pertemuan NIOHC di Bali dipimpin Komandan Pushidrosal Laksamana Madya Nurhidayat, yang juga ketua delegasi Indonesia.
Dalam siaran pers itu disebutkan pula, Kepala Staf TNI AL menyebutkan peran hidrografi penting dalam menjamin keamanan navigasi pelayaran, di antaranya melalui pembuatan peta pelayaran internasional, selain dalam memetakan potensi sumber daya alam di dalam laut.
Dalam jumpa pers bersama Kepala Staf TNI AL dan Direktur IHO seusai acara pembukaan, Komandan Pushidrosal Laksamana Madya Nurhidayat menyatakan, Pushidrosal sedang melaksanakan survei lanjutan ekspedisi Jala Citra, yang juga memetakan potensi perairan Indonesia, termasuk kekayaan bawah laut Indonesia.