Pusat jajan ini berada di kompleks PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Surabaya di Kelurahan Ketintang yang berdampingan dengan kompleks Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, terus menambah sentra wisata kuliner untuk pemberdayaan usaha mikro kecil makanan minuman. Pembangunan pusat makan minum melibatkan swasta atau perusahaan.
Pada hari peringatan 77 Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Rabu (17/8/2022), seusai upacara Detik-detik Proklamasi, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri peluncuran awal sentra digital kuliner (SDK) Telkom Ketintang. Pusat jajan ini berada di kompleks PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Surabaya di Kelurahan Ketintang yang berdampingan dengan kompleks Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang.
Eri melanjutkan, pembangunan SDK melibatkan Telkom, badan usaha milik negara, untuk mengakomodasi setidaknya 35 lapak makanan minuman. Dengan SDK, pedagang tidak berjualan di tepi jalan atau di atas saluran air yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas atau keandalan utilitas.
Sebelumnya, pedagang berjualan di atas saluran air, bahkan meluber hingga ke tepi jalan sehingga mengganggu keandalan prasarana tersebut. Di musim hujan, sebelum ada proyek perbaikan saluran, Jalan Ketintang nyaris selalu kebanjiran. Lebar prasarana yang hanya dua lajur tak cukup untuk menjamin kelancaran lalu lintas. Jalan Ketintang menjadi prasarana utama lalu lintas aktivitas masyarakat, sivitas Unesa dan Institut Teknologi Telkom Surabaya.
”Pemindahan ke SDK Telkom Ketintang akan berdampak positif terhadap lingkungan,” kata Eri saat ditemui pada Kamis (18/8/2022). SDK dilengkapi dengan Wi-Fi, toilet, dan area parkir yang memadai. Pembayaran makan minum di SDK dapat dilaksanakan dengan sistem nontunai.
Dengan keberadaan SDK, kawasan Jalan Ketintang tidak boleh ada lagi pengasong atau lapak makanan minuman yang mengokupansi prasarana tersebut atau drainase. Jika ada pedagang baru yang mengokupansi, Eri meminta aparaturnya untuk menindak dengan tegas.
Keberadaan SDK Telkom menambah jumlah pusat jajan yang sudah ada di Surabaya menjadi 50 lokasi. Sentra kuliner mengakomodasi lebih dari 1.500 pedagang makanan minuman. Pemerintah akan berupaya menambah terus sentra kuliner sebagai bagian dari program besar penataan kawasan sekaligus pemberdayaan masyarakat.
General Manager Telkom Wilayah Surabaya Utara Hendro Setio Budi berharap SDK dapat dioptimalkan seperti co-working space atau ruang kerja sama. Sebab, SDK berada atau dapat melayani dua kampus yang berdekatan sehingga berpotensi bukan sekadar tempat jajan makan minum, melainkan tempat untuk memunculkan kreativitas.
”Kami yakin sentra kuliner ini dapat berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat,” kata Hendro.
Masih terkait dengan kuliner, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Surabaya Wiwiek Widyawati menyatakan akan mengoptimalkan rencana ”menghidupkan” kembali Jalan Kembang Jepun atau Kya-Kya sebagai pusat wisata kuliner dan sejarah kota tua bergaya kampung pecinan.
”Dulu di Kya-Kya dihidupkan dengan keberadaan street food (lapak makanan minuman) pada malam hari,” kata Wiwiek. Konsep serupa akan kembali diadakan, tetapi ditambah dengan kesempatan bagi seniman dan budayawan untuk mengekspresikan diri. Konsep ini akan mirip dengan yang telah berlangsung di Jalan Tunjungan, yakni Tunjungan Romansa. Pengunjung wisata Kya-Kya juga dapat menikmati obyek kota tua, misalnya di sekitar Pasar Pabean, Jalan Karet, dan Jalan Gula.