Unhan di Perbatasan Indonesia-Timor Leste, Wujud Nawacita
Tak hanya pembangunan fisik, pemerintah juga membangun sumber daya manusia yang berkualitas bagi masyarakat di perbatasan. Itu sebagai wujud nyata dari Nawacita.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
—
Pada Rabu (27/7/2022), Dekan Politeknik Ben Mboi Brigadir Jenderal Agus Winarna memimpin upacara pembukaan Pendidikan Dasar Kemiliteran bagi calon kadet mahasiswa Universitas Pertahanan dari Politeknik Ben Mboi. Peserta berjumlah 175 orang yang baru selesai mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi tersebut.
Dikatakan, kehadiran perguruan tinggi di perbatasan ini adalah wujud dari semangat membangun dari pinggiran yang menjadi visi Presiden Joko Widodo.
”Yang dibangun di sini adalah sumber daya manusia yang nantinya mengolah potensi lokal. Oleh karena itu, mahasiswa di kampus ini mayoritas putra dan putri asal NTT,” kata Agus.
Dari 175 calon kadet yang ikut dalam pelatihan dasar itu, sebanyak 122 orang atau 70 persen dari NTT dan selebihnya dari luar NTT yang tersebar di 20 provinsi.
Tahun akademik 2022/2023 merupakan angkatan kedua. Untuk angkatan pertama yang kini duduk di semester tiga juga berjumlah 175 orang dengan komposisi yang sama.
Sebanyak 122 orang asal NTT itu diseleksi dari semua kabupaten/kota. Terbanyak Kabupaten Belu sebanyak 71 orang, Ende 1 orang, Flores Timur 2 orang, Kupang 5 orang, Timor Tengah Selatan 10 orang, Malaka 8 orang, Timor Tengah Utara 15 orang, Sumba Tengah 1 orang, Sumba Timur 1 orang, Nagekeo 2 orang, dan Kota Kupang 5 orang.
Kampus tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2022. Ikut hadir saat itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Yang dibangun di sini adalah sumber daya manusia yang nantinya mengolah potensi lokal. Oleh karena itu, mahasiswa di kampus ini mayoritas putra dan putri asal NTT.
Kampus itu diberi nama Ben Mboi sebagai penghormatan kepada mantan gubernur NTT Ben Mboi yang memimpin daerah itu tahun 1978 hingga 1988. Ben Mboi yang berlatar belakang militer dianggap berjasa membangun daerah tersebut.
Agus menjelaskan, kampus tersebut membuka program studi pertanian lahan kering dan perikanan. Dua program itu dinilai cocok dengan potensi lokal di NTT. Provinsi dengan luas wilayah 47.932 kilometer persegi ini merupakan daerah kepulauan yang didominasi wilayah perairan. Sementara di darat condong pada pengolahan pertanian lahan kering.
Para lulusan dari kampus itu nantinya akan menjadi pelopor untuk pengolahan potensi lokal. Oleh karena itu, mahasiswa yang masuk ke kampus itu diutamakan putra dan putri asli NTT. ”Sistem pendidikan berasrama dan mereka mendapat beasiswa penuh,” ujarnya.
Linda Metom, salah satu orangtua calon kadet, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah menghadirkan kampus tersebut di daerah pinggiran. Di sana, banyak anak, terutama dari keluarga miskin, mendapat kesempatan untuk meraih cita-cita mereka tanpa mengeluarkan biaya untuk pendidikan.
Menurut dia, persiapan masuk ke perguruan tinggi itu tidak mudah. ”Anak kami belajar selama berbulan-bulan untuk tes akademik dan psikotes. Juga latihan fisik dan ikut tes IQ. Jadi, proses ini tidak main-main. Ada standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” kata Linda.
Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dalam beberapa kesempatan sebelumnya mengatakan, kehadiran lembaga pendidikan di perbatasan itu untuk menyempurnakan pembangunan fisik yang gencar dilakukan selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Pembangunan fisik dan pembangunan SDM berkualitas sama-sama berjalan.
Pembangunan fisik yang sudah dikerjakan selama ini adalah jalan, jembatan, fasilitas kesehatan, air bersih, dan perumahan. Selain itu, pembangunan pos lintas batas negara terpadu (PLBNT) di Motaain, Kabupaten Belu; di Motamasin, Kabupaten Malaka; dan di Wini serta Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Viktor berharap lulusan dari kampus tersebut akan menjadi motor pembangunan nantinya. Saat ini wilayah perbatasan menjadi fokus pengembangan program bertajuk ”Tanam Jagung Panen Sapi”.
Di sana kini sudah beroperasi bendungan dan lumbung pangan. Dua proyek strategis itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.