Terkendala Tenaga dan Akses ke Pelosok, Target Vaksin PMK Jateng Meleset
Vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah meleset dari target yang ditetapkan. Percepatan akan terus dilakukan untuk segera memutus penyebaran PMK di wilayah tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Vaksinator menyiapkan vaksin untuk sapi dalam rangka vaksinasi perdana penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2022). Daerah tersebut mendapat jatah vaksin 2.200 dosis. Semua vaksin diharuskan habis pada 2 Juli 2022.
SEMARANG, KOMPAS — Target vaksinasi penyakit mulut dan kuku di Jateng meleset. Hingga pekan pertama Juli, 78.900 dosis vaksin belum bisa dihabiskan semuanya. Jumlah sumber daya manusia yang terbatas dan sulitnya menjangkau daerah pelosok menjadi penghalang.
Berdasarkan Data Rekapitulasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, capaian vaksinasi PMK hingga Senin (11/7/2022) sebanyak 62.628 ekor. Daerah dengan jumlah ternak divaksin paling banyak, antara lain, Kota Salatiga 6.322 ekor, Grobogan 4.951 ekor, dan Cilacap 4.469 ekor.
Jumlah ternak yang divaksin hingga Senin mencapai 78,4 persen dari jumlah vaksin yang dialokasikan, yakni 79.900 dosis. Padahal, dalam berbagai kesempatan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Agus Wariyanto mengatakan, vaksinasi di wilayahnya ditargetkan rampung sebelum Sabtu (2/7/2022).
Vaksinator menyuntik sapi dalam rangka vaksinasi perdana penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2022). Daerah tersebut mendapat jatah vaksin 2.200 dosis. Semua vaksin diharuskan habis pada 2 Juli 2022.
Menurut Agus, ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam proses vaksinasi sehingga capaian vaksinasi meleset dari yang ditargetkan. Kendala itu, antara lain, terbatasnya tenaga sumber daya manusia yang berperan sebagai vaksinator. Di Jateng ada 1.569 vaksinator yang terdiri dari dokter, paramedis, dan inseminator.
”Kendalanya kita harus mendatangi ternak yang berada di pelosok, bahkan di hutan. Lokasinya tersebar dan medannya tidak seperti yang dibayangkan. Selain itu, sarana dan prasarana penunjang vaksinasi di sejumlah lokasi juga relatif terbatas,” kata Agus, Rabu (13/7/2022), di Kota Semarang.
Agus menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Polri dan TNI untuk mempercepat vaksinasi. Kendati tidak menyebut target spesifik, Agus berharap vaksinasi PMK di wilayahnya segera rampung. Sebab, pada akhir Agustus sudah akan dimulai vaksinasi massal menggunakan vaksin yang diproduksi dalam negeri.
KOMPAS/YOLA SASTRA
Sapi-sapi di kandang UPT Pembibitan Ternak Dinas Pertanian Kota Padang menunggu disuntik vaksin penyakit mulut dan kaki (PMK) di Kelurahan Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Rabu (29/6/2022).
Sementara itu, di Kabupaten Batang, vaksinasi PMK telah disuntikkan ke 2.845 sapi. Jumlah itu sekitar 94,8 persen dari jumlah vaksin yang dialokasikan untuk daerah tersebut, yakni 3.000 dosis.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Batang Syam Manohara mengatakan, vaksinasi hanya dilakukan di desa-desa yang berstatus sebagai zona hijau PMK. Desa zona hijau adalah desa yang ternaknya belum terpapar PMK.
Kendalanya kita harus mendatangi ternak yang berada di pelosok, bahkan di hutan.
Di Batang, jumlah desa zona hijau sekitar 40 persen. Desa zona hijau, di antaranya Desa Keteleng dan Kalisari di Kecamatan Blado serta Desa Sumurbanger, Kecamatan Tersono.
”Desa itu harus benar-benar tidak ada ternak yang pernah terpapar PMK. Kalau ditemukan ada satu sapi saja yang terpapar PMK di desa yang sama, vaksinasi dibatalkan. Jika dalam satu desa zona hijau hanya ada 30 sapi, maka petugas harus berpikir cepat untuk mencari 70 sapi lain di desa zona hijau lain di sekitar untuk mencapai target 100 ekor,” ujar Syam.
Para peternak menunggui sapi-sapinya yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di sebuah kandang komunal di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/6/2022).
Menurut Syam, satu botol vaksin PMK bisa digunakan untuk menyuntik 100 sapi. Dengan demikian, petugas vaksinator di lapangan harus memiliki data terlebih dahulu terkait desa-desa zona hijau beserta alamat sapi sasaran vaksinasi.
Adapun di Kabupaten Kendal, vaksinasi PMK juga terus digencarkan. Hingga Senin, ada 956 ternak yang sudah divaksin. Angka itu 95,6 persen dari vaksin yang dialokasikan sebanyak 1.000 dosis.
Selain vaksinasi, Pemerintah Kabupaten Kendal juga masih menutup tiga pasar hewan di wilayahnya. Hal itu untuk menekan risiko perluasan penularan PMK.
”Kami juga telah membuat selebaran berisi informasi terkait PMK dan cara penanganannya. Selebaran itu kami bagikan kepada para peternak supaya mereka teredukasi,” tutur Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Puji Yuwono.