Nenek di Malang Ditemukan Tewas dan Cucunya Terluka
Seorang nenek di Malang ditemukan meninggal dunia diduga akibat penganiayaan. Sementara cucunya terluka.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Wurlin, seorang nenek berumur 70 tahun, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dapur rumahnya di Dusun Manggisari, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (7/6/2022) pagi. Nenek naas ini diduga meninggal akibat penganiayaan.
Selain berlumur darah, kepala korban juga tertutup bantal. Pada saat yang sama, cucu korban, M Syafudin (18), didapati warga—keluar rumah sambil minta tolong—dalam keadaan terluka akibat benda tajam di bagian leher dan perut.
Syafudin atau Udin kemudian dilarikan oleh warga ke RS Prasetya Husada, Ngijo, untuk menjalani perawatan. Sementara jenazah Wurlin dibawa ke RS Syaiful Anwar untuk menjalani visum, dan hingga Selasa sore belum dikebumikan.
Peristiwa itu pun menggegerkan warga yang bermukim di kaki selatan Gunung Arjuno tersebut. Mereka tidak menyangka bakal terjadi peristiwa memilukan menimpa keluarga kecil yang bermukim di tepian desa itu. Mereka pun mengaku tidak tahu persis bagaimana peristiwa itu terjadi.
”Saya berangkat kerja pagi pukul 06.00 belum ada apa-apa. Suasana sekitar ini masih sepi seperti biasa. Saat saya pulang, baru tahu ada ramai-ramai. Informasi yang beredar peristiwanya pukul 07.30. Saat saya pulang, ternyata sudah banyak polisi dan ada ambulans,” ujar Jumaroh, salah satu tetangga korban.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Donny K Bara’langi mengungkapkan kesimpulan awal peristiwa ini murni penganiayaan atau pembunuhan. Namun, siapa pelakunya, polisi masih melakukan penyelidikan, termasuk mencari tahu motif dari peristiwa ini.
Polisi menemukan beberapa barang bukti di dalam rumah, antara lain pisau sepanjang sekitar 40 sentimeter yang dipakai untuk menganiaya korban serta telepon seluler yang diduga milik korban.
”Beberapa barang penting yang memiliki nilai jual ternyata tidak dibawa oleh pelaku dan ada di lokasi. Pelaku masih kami dalami dari saksi-saksi, tetapi sudah ada titik terang,” ujarnya.
Menurut Donny, ada tujuh saksi yang telah dimintai keterangan, mulai dari tetangga, kerabat korban, hingga saksi yang pertama kali menolong korban.
Selama ini, menurut warga, Wurlin tinggal bersama cucunya. Kedua orangtua Udin telah lama meninggal dunia. Sementara suaminya, yang bekerja sebagai pemulung, tinggal di tempat lain dan baru pulang sepekan sekali.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat Wurlin menyambung hidup dengan bekerja sebagai buruh tani. Saat bekerja, dia dibantu oleh sang cucu yang tamatan SMP.
Beberapa barang penting yang memiliki nilai jual ternyata tidak dibawa oleh pelaku dan ada di lokasi. Pelaku masih kami dalami dari saksi-saksi, tetapi sudah ada titik terang.
”Anaknya baik, fisiknya kecil, dan pendiam. Dia juga patuh kepada neneknya,” ucap warga yang enggan disebut namanya.
Penyimpangan seksual
Sementara itu, di tempat terpisah, Selasa siang, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota mengungkapkan bahwa mayat yang ditemukan di Sungai Bango, Jalan Teluk Bayur, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, 10 Februari silam, sebagai korban pembunuhan. Korban bernama Hari Setiawan (30), warga Pakis, Kabupaten Malang.
Kepala Polresta Malang Kota Komisaris Besar Budi Hermanto dalam konferensi pers mengatakan, setelah pihaknya melakukan penyelidikan dan pendalaman, ada kecurigaan jika kematian korban bukan disebabkan oleh bunuh diri ataupun hal lain. Dari situlah kemudian penyelidikan mengarah pada seseorang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.
”Sepeda motor milik korban berada dalam penguasaan tersangka. Kami dalami ada time line sejak sore, saat korban bertemu temannya di bengkel. Kami kejar lagi sampai beberapa saksi sehingga ditemukan alat bukti lainnya,” ujarnya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Malang Kota Ajun Komisaris Bayu Febrianto Prayoga menambahkan, dari hasil pendalaman diketahui bahwa korban memiliki teman yang biasa membeli barang-barang yang dijual oleh korban. Korban biasa menjual telepon seluler dan pakaian.
”Setelah didalami, ternyata tersangka membawa kendaraan korban yang digunakan saat peristiwa (pembunuhan) terjadi,” katanya.
Menurut Bayu, modus tersangka sakit hati dan cemburu kepada korban dan ingin memiliki sepeda motor miliknya. Hubungan korban dan pelaku sebagai teman.
Mengenai kecemburuan yang dimaksud, diduga pelaku memiliki penyimpangan seksual. Pelaku memiliki rasa cemburu terhadap korban dalam hubungannya dengan istrinya. Dan hal ini masih terus didalami oleh penyidik.
Pembunuhan terjadi saat korban sedang mabuk. Saat itu, dia dibonceng oleh pelaku ke pinggir sungai dan kondisi cuaca sedang hujan deras. Saat itulah korban dipapah dan diarahkan ke pinggir sungai, lalu dihanyutkan.