20 Desa di Borobudur Dilibatkan dalam Pembuatan Sandal Konservasi
Sebanyak 20 desa di Kecamatan Borobudur akan dilibatkan dalam proses produksi upanat. Selain memproduksi, warga desa pun akan diberdayakan sebagai pemasok bahan baku sandal.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 20 desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilibatkan dalam aktivitas produksi membuat upanat, sandal yang direncanakan dipakai wisatawan untuk naik ke Candi Borobudur. Sejumlah desa akan dilibatkan sebagai sentra produksi pembuatan sandal dan tas, sedangkan sebagian desa lainnya akan dijadikan daerah pemasok bahan baku.
”Sebagai bagian dari upaya memberdayakan masyarakat sekitar, kami berupaya agar nantinya semua bahan baku dan aktivitas produksi, benar-benar dihasilkan oleh masyarakat di sekeliling Candi Borobudur,” ujar Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Pemeliharaan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Bramantara dalam acara Workshop Penyiapan Bahan untuk Pembuatan Upanat Borobudur di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (7/6/2022).
Terkait hal tersebut, Bramantara mengatakan, pihaknya saat ini sudah menyebarkan formulir ke setiap desa. Upaya ini dilakukan untuk menggali dan mendata potensi bahan-bahan alam di desa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku sandal.
Inisiasi membuat upanat sudah dilakukan BKB sejak tahun 2020. Ketika itu, sempat dilakukan uji coba membuat alas telapak kaki dengan menggunakan tiga jenis bahan, yaitu mendong, goni, dan pandan. Goni diputuskan tidak dipakai karena dianggap kurang nyaman.
Menyesuaikan kondisi tanah di kawasan Borobudur yang cenderung kering, maka bahan baku yang disarankan untuk ditanam adalah pandan. Kendati demikian, BKB juga tetap terbuka pada pilihan bahan-bahan alam lainnya.
Sandal upanat dibuat untuk meminimalkan gesekan alas kaki pengunjung dengan batuan candi. Mempertimbangkan hal itu, alas sandal sebelumnya dirancang dengan menggunakan spons lunak. Namun, penggunaan spons juga tidak berlaku mutlak.
”Kami masih terbuka adanya alternatif lain karena bahan alam seperti batang pisang pun sebenarnya juga cukup lunak, dan bisa dimanfaatkan sebagai alas sandal,” ujarnya.
Produksi upanat ini diharapkan bisa menjadi kegiatan yang menggerakkan semua desa di Kecamatan Borobudur. Upanat, menurut Bramantara, bisa menjadi cenderamata khas yang bisa dijual di outlet khusus milik warga Borobudur.
”Oleh-oleh upanat akan benar-benar menjadi cenderamata yang khas karena hanya ada di Borobudur,” ujarnya. Pembuatan upanat ini terinspirasi dari panel 150 relief Karmawibhangga Candi Borobudur.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Hetty Herawati mengatakan, pihaknya sangat mendukung ide pembuatan upanat sebagai bagian dari upaya menekan gesekan alas kaki pengunjung ke batuan candi.
Namun, untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, warga desa yang dilibatkan dalam pembuatan sandal diharapkan mampu bekerja secara kontinu dan konsisten.
”Warga diharapkan juga siap untuk secara konsisten dan terus-menerus memproduksi sandal dengan standar kualitas yang sama, sesuai yang ditetapkan sebelumnya,” ujarnya.
Warga juga harus mampu membuat 1.200 pasang sandal, sesuai dengan kuota batasan pengunjung yang nantinya diizinkan naik ke bangunan Candi Borobudur.
M Hely Rofikun, kepala Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, mengatakan, warga siap untuk mendukung proses pembuatan upanat. Namun, terkait dengan penyiapan bahan baku, masyarakat Desa Karangrejo belum siap dan belum paham tentang teknis pengembangan dan penanaman pandan.
”Banyak warga yang tidak tahu apa-apa perihal menanam pandan. Sekalipun ada di beberapa lokasi, tanaman pandan yang tumbuh di Desa Karangrejo hanya sebatas tanaman liar yang tidak dirawat,” ujarnya.
Menurut dia, Desa Karangrejo hanya siap menjadi pemasok jika sebelumnya terlebih dulu dilatih dan diberi pemahaman tentang teknis menanam pandan.
Menyikapi kondisi tersebut, Hely mengatakan, desanya siap menjadi sentra produksi sandal. Namun, sebelum aktivitas berjalan, dia berharap semua sandal yang diproduksi benar-benar terserap pasar.