Pelabuhan Alternatif Bantu Urai Kepadatan Penyeberangan Sumatera-Jawa
Pengoperasian pelabuhan alternatif penyeberangan dari Sumatera ke Jawa dinilai ikut membantu mengurai kepadatan saat arus balik Lebaran. Dengan begitu, antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Bakauheni bisa dikurangi.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Antrean kendaraan pemudik menunggu giliran masuk ke feri penyeberangan pelabuhan penyeberangan Merak, Cilegon, Banten, Kamis (28/4/2022) malam.
JAKARTA, KOMPAS — Pengoperasian pelabuhan alternatif untuk penyeberangan dari Sumatera ke Jawa dinilai ikut membantu mengurai kepadatan saat arus balik Lebaran. Dengan adanya pelabuhan alternatif itu, antrean panjang kendaraan saat arus balik di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, serta Pelabuhan Merak, Banten, bisa dikurangi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Senin (9/5/2022), mengatakan, kondisi arus balik penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak lebih baik dibanding saat arus mudik. Dia menyebut, sampai Minggu (8/5/2022), tidak terjadi antrean panjang kendaraan di dua pelabuhan itu.
Saat arus balik, pemerintah mengoperasikan sejumlah pelabuhan alternatif, misalnya Pelabuhan Panjang di Lampung dengan rute ke Pelabuhan Ciwandan, Banten. Ada juga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bakauheni, Lampung, dengan rute ke Pelabuhan BBJ Bojonegara, Banten.
Menurut Budi, keputusan untuk pengoperasian pelabuhan alternatif itu efektif mengurai kepadatan kendaraan. Tanpa pelabuhan alternatif itu, kepadatan sulit diurai karena kapasitas Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni sehari-hari hanya sekitar 19.500 kendaraan, sementara jumlah kendaraan yang hendak menyeberang saat lonjakan arus mudik mencapai 37.000 kendaraan.
Foto udara pelabuhan penyeberangan Merak, Cilegon, Banten, yang dipadati kendaraan pemudik pada puncak arus mudik, Jumat (29/4/2022) pagi.
Itulah kenapa, saat arus mudik lalu, sempat terjadi antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Merak. ”Dengan pelajaran dari Merak-Bakauheni (arus mudik), penanganan dari Bakauheni-Merak (arus balik) lebih bagus,” kata Budi. Dia menyebut, pengoperasian pelabuhan alternatif itu bakal dipertimbangkan untuk dilaksanakan pada mudik Lebaran selanjutnya.
Selain pengoperasian pelabuhan alternatif, Budi menuturkan, arus balik relatif lebih lancar karena pemudik tidak kembali dari kampung halaman secara serentak. Oleh karena itu, kendaraan yang menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak saat arus balik cenderung terbagi ke beberapa hari berbeda. Sebaliknya, kendaraan yang menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni saat arus mudik cenderung datang bersamaan.
”Pas arus balik lebih tertata dan tidak bersamaan. Itu mungkin juga karena Menteri Perhubungan sudah menyampaikan agar pemudik kembali tidak saat puncak arus balik pada 8 Mei. Jadi sebagian pulang belakangan,” ujar Budi.
AGUIDO ADRI
Sejumlah kendaraan roda empat menunggu di parkiran khusus sebelum masuk dermaga Pelabuhan Panjang, Lampung, Sabtu (7/5/2022).
Dukungan Pelindo
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo selaku pengelola Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Ciwandan mendukung pengoperasian dua pelabuhan itu untuk mengurai kepadatan arus mudik dan balik. Pada masa mendatang, pengoperasian itu diharapkan bisa disiapkan lebih awal.
”Sebagai badan usaha milik negara, kami sangat mendukung pemerintah agar arus mudik dan balik bisa lancar. Maka jika direncanakan lebih awal, akan lebih bagus sehingga kami dapat mengatur kapal-kapal yang masuk di kedua pelabuhan tersebut,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.
Pelindo mencatat, pada 30 April-9 Mei 2022, Pelabuhan Panjang melayani lebih dari 4.300 kendaraan dan 9.500 penumpang. Di pelabuhan itu, Pelindo menyediakan tiga tambatan untuk kapal ukuran besar. Pelindo juga menyiapkan petugas pelayanan dan keamanan 24 jam, fasilitas terminal, area parkir kendaraan, tenda tempat istirahat, musala, toilet, dan ruang laktasi.
AGUIDO ADRI
Pengendara roda dua menunggu di Dermaga 1 Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Minggu (8/5/2022).
Salah seorang pemudik, Sidik (24), mengapresiasi pengoperasian pelabuhan alternatif itu karena bisa mencegah terjadinya antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Bakauheni. Saat arus mudik, Sidik sempat terjebak 5 jam di jalan tol serta 4 jam di jalan arteri dalam perjalanan naik bus menuju Pelabuhan Merak karena antrean panjang kendaraan di pelabuhan. Namun, kondisi itu tak terjadi saat arus balik.
”Langkah itu (pengoperasian pelabuhan alternatif) kan bisa dilakukan saat mudik,” tutur Sidik.
Selain pengoperasian pelabuhan alternatif, hal lain yang dinilai berhasil mencegah kepadatan saat arus balik penyeberangan Sumatera-Jawa adalah pemberlakuan delay system atau sistem penundaan kendaraan.
Sejumlah kendaraan roda empat di dermaga Pelabuhan Panjang, Lampung, mengantre masuk KM Ciremai, Sabtu (7/5/2022).
Pengamat transportasi Institut Teknologi Sumatera (Itera), Lampung, IB Ilham Malik, mengatakan, saat arus balik lalu, petugas memberlakukan delay system dengan memeriksa tiket kapal penyeberangan milik para pemudik di rest area atau tempat istirahat jalan tol. Dengan pemeriksaan itu, kendaraan para pemudik akan tertahan sementara di rest area sehingga tidak menumpuk di Pelabuhan Bakauheni.
”Delay system ini menunda kendaraan masuk ke pelabuhan secara bersamaan,” ujar Ilham. Dia pun menyarankan agar sistem tersebut dioptimalkan saat arus mudik dan balik Lebaran mendatang.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan, untuk mendukung kelancaran lalu lintas penyeberangan, dibutuhkan pemisahan angkutan penumpang dan barang. Selain itu, pelabuhan alternatif yang dioperasikan harus diperbanyak.
”Semua potensi dan fasilitas yang ada mesti dimaksimalkan. Namun, untuk pemudik pengguna sepeda motor, lebih baik diarahkan mengikuti mudik gratis menggunakan bus,” ujar Djoko.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Pemudik keluar dari kendaraannya saat terjebak macet di Kilometer 96 jelang pintu keluar gerbang tol Merak di Cilegon, Banten, Kamis (28/4/2022).
Djoko mengingatkan, seiring makin panjangnya Jalan Tol Trans-Sumatera, jumlah pemudik dengan kendaraan pribadi dari Jawa ke Sumatera juga makin banyak. Oleh karena itu, potensi kepadatan di pelabuhan penyeberangan juga berpotensi meningkat.
Djoko menambahkan, faktor keamanan juga menjadi salah satu penyebab penumpukan pemudik di Pelabuhan Merak pada malam hari. Hal ini karena pemudik ingin tiba di Pelabuhan Bakauheni pada pagi hari karena dinilai lebih aman untuk melanjutkan perjalanan darat. ”Diperlukan jaminan keamanan pemudik di Sumatera,” katanya.