Meski belum ditemukan kasus hepatitis akut, Pemerintah Provinsi Kalteng aktifkan kewaspadaan dini di 14 kabupaten dan kota. Mereka memastikan dan mengawasi terus semua fasilitas kesehatan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Penyakit hepatitis akut yang mulai merebak di Pulau Jawa diantisipasi di Kalimantan Tengah. Pemerintah menyiapkan skema kewaspadaan dini meski sampai saat ini kasus tersebut belum ditemukan Kalteng.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul di Palangkaraya, Senin (9/5/2022). Suyuti mengungkapkan, pihaknya intensif melakukan pengawasan di setiap rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk penyakit misterius tersebut.
”Kalau kasus hepatitis akut misterius ini belum terdeteksi (di Kalteng). Meski demikian, kami sudah mengaktifkan kewaspadaan dini di seluruh wilayah Kalimantan Tengah,” kata Suyuti.
Suyuti menjelaskan, sistem kewaspadaan dini dilakukan dengan berbagai cara. Selain koordinasi lintas instansi kesehatan di 14 kabupaten dan kota, pihaknya juga memastikan seluruh fasilitas kesehatan di Kalteng sudah memahami prosedur standar operasi (SOP) penanganan kasus tersebut.
Suyuti menambahkan, sistem kewaspadaan dini diaktifkan meski kasus belum ditemukan sebagai bentuk penanganan cepat. ”SOP akan mengatur apa yang harus dilakukan petugas kesehatan jika ketemu kasus tersebut,” ungkapnya.
Fenomena penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak hingga menyebabkan kematian tentunya menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalteng. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Riza Syahputra menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua fasilitas kesehatan dan belum mendapatkan laporan kasus hepatitis akut misterius tersebut.
”Kami menggelar rapat internal untuk membahas langkah-langkah selanjutnya dan tetap berkoordinasi dengan pihak Kementerian Kesehatan terkait kasus hepatitis misterius ini,” kata Riza.
Riza menjelaskan, penyakit misterius tersebut memiliki gejala, seperti perubahan warna cairan urine, beberapa bagian tubuh penderita menjadi kuning terutama perubahan warna pada bagian putih bola mata, nyeri sendi dan pegal-pegal, demam tinggi, mual,muntah, disertai nyeri perut, lesu, dan hilang nafsu makan, diare disertai kejang. Pihaknya juga menyiapkan serum aspartate transaminase (AST)/SGOT atau alanine transaminase (ALT)/SGPT untuk mendeteksi penyakit tersebut.
”Kami mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan, terutama pascamudik Lebaran, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas pun sudah memahami dan mewaspadai gejala penyakit ini,” kata Riza.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya Andjar Hari Purnomo menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan untuk waspada penyakit hepatitis akut ini. Pihaknya meminta semua fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit hingga puskesmas pembantu untuk bersiap dan waspada.
”Imbauan kami kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup sehat,” kata Andjar.
Penyakit misterius tersebut, menurut Andjar, sangat rentan menyerang anak-anak dengan imunitas tubuh yang rendah. Untuk itu, ia meminta agar orangtua selalu mengawasi kebersihan anak-anak agar terhindar dari paparan penyakit hepatitis akut
”Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” kata Andjar.