Harga Turun, Minyak Goreng di Lampung Sulit Dicari
Saat harga minyak goreng sudah turun, stok minyak goreng di pasaran kini menipis. Masyarakat berharap, pemerintah menjamin ketersediaan minyak goreng.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Stok minyak goreng di sejumlah ritel modern dan pasar tradisional di Lampung semakin menipis. Pemerintah daerah menyatakan, hal itu dipicu meningkatnya antusiasme masyarakat membeli minyak goreng setelah harga jualnya lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya.
Pada Selasa (8/2/2022), stok minyak goreng kemasan di sejumlah ritel modern dan pasar tradisional di Bandar Lampung menipis. Di rak penjualan minyak, hanya tersisa beberapa liter minyak kemasan.
Santi (24), pegawai di salah satu toko ritel modern di Bandar Lampung mengatakan, stok minyak goreng selalu habis diborong pembeli setiap hari. Kondisi ini terjadi sejak satu minggu terakhir setelah pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng, Rp 14.000 per liter.
”Sebelumnya, harga minyak goreng kanmasih mahal sampai Rp 18.000 per liter. Setelah harganya turun, memang jumlah pembeli minyak goreng meningkat,” katanya.
Sementara itu, Rini (45) pedagang kebutuhan pokokdi Pasar Tugu, Kota Bandar Lampung, menuturkan, belum mendapat stok minyak goreng dari agen. Agen beralasan minyak goreng habis karena sudah dibeli oleh pedagang lain. Ia berharap, pemerintah daerah meningkatkan pengawasan distribusi minyak goreng agar tidak terhambat. Dengan begitu, semua pedagang sembako di pasar tradisional bisa menjual minyak goreng untuk masyarakat.
Elpi (40), pelaku UMKM di Bandar Lampung mengatakan kesulitan mencari minyak goreng. Setiap hari, dia harus berkeliling ke beberapa ritel moder di Bandar Lampung untuk membeli minyak goreng untuk kebutuhan berdagang gorengan. Elpi juga harus harus mengantre berjam-jam demi membeli minyak goreng di acara pasar murah yang digelar pemerintah.
Menanggapi ini, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung M Zimmi Skil mengatakan, produsen masih memproduksi minyak goreng setiap hari. Tapi permintaannya diklaim memang meningkat.
”Akibatnya, berap apun yang disetorkan selalu habis. Apalagi, harganya kini sudah turun,” kata Zimmi.
Menurut dia, pihaknya sudah memeriksa secara berkala ke gudang distributor di Bandar Lampung. Hasilnya, stok minyak goreng di sejumlah gudang distributor masih tersedia.
Saat ini, stok minyak goreng di gudang distributor di Lampung sekitar 600.000 liter. Distributor juga telah diminta mempercepat penyaluran minyak goreng ke ritel modern dan pasar tradisional.
Selain meningkatnya permintaan, kekosongan minyak goreng terjadi karena belum semua pedagang di pasar tradisional terdaftar oleh distributor. Akibatnya, saat penyaluran minyak goreng di pasar tradisional, tidak semua pedagang mendapat stok minyak goreng yang bisa dijual sesuai HET.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menetapkan HET minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana (Rp 13.500 per liter), dan minyak goreng kemasan premium (Rp 14.000 per liter). Kebijakan itu berlaku sejak 1 Februari 2022.
Zimmi menyatakan, telah mengimbau masyarakat tidak membeli minyak goreng secara berlebihan. Alasannya, stok minyak goreng disebut masih aman. Pemerintah juga telah menetapkan HET sehingga harga jual minyak tidak akan melonjak.
Selain itu, pemda juga menggelar pasar murah minyak goreng secara berkala di sejumlah lokasi. Ada 3.000 liter minyak goreng untuk setiap kegiatan pasar murah.