Golkar NTT Dekati Milenial dan Perempuan, Sosok Calon Gubernur Dinanti Publik
Golkar NTT terus melakukan konsolidasi menuju Pemilu 2024. Kesungguhan partai tersebut mengusung kadernya menjadi calon gubernur, kini dinanti publik.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Partai Golkar di Nusa Tenggara Timur berusaha mendekati kelompok milenial dan perempuan sebagai bagian dari konsolidasi politik menuju Pemilu 2024. Di sisi lain, Golkar diingatkan untuk mengusung kadernya sendiri menjadi calon gubernur NTT. Sikap politik ini memengaruhi tingkat keyakinan publik akan kesungguhan partai tersebut berjuang untuk rakyat.
Konsolidasi kaum milenial dan perempuan itu dikemas dalam acara bertajuk ”Temu Akbar Milenial dan Perempuan”, di Kota Kupang, Jumat (4/2/2022). Ketua Dewan Pimpinan Daerah I Partai Golkar NTT Emanuel Melkiades Lakalena bersama sejumlah pengurus partai hadir dalam acara tersebut.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Melkiades mengatakan, pertemuan digelar untuk meminta masukan dari kelompok perempuan dan milenial. Ia meyakini, masukan dari arus bawah akan memperkuat konsolidasi internal partai dalam hajatan politik ke depan. Hal ini, kata dia, juga untuk mendorong keterlibatan partai membantu menyelesaikan persoalan masyarakat.
Menurut dia, Golkar NTT telah memberi banyak ruang bagi perempuan dan kelompok milenial dalam kontestasi politik. Banyak anggota DPR hingga DPRD asal Golkar menjadi representasi kelompok perempuan dan milenial. Wakil Ketua DPRD NTT Ince Sayuna, misalnya, merupakan kader Golkar. Pada Pemilihan Legislatif 2019, kuota calon perempuan dari Golkar hampir 40 persen.
Dalam acara itu, sejumlah perempuan tampil menyampaikan masukan terkait nasib perempuan. ”Sampai saat ini, perempuan masih dianggap nomor dua. Tempatnya di belakang. Biasanya kalau ada acara hanya di seksi konsumsi. Kalau perempuan punya potensi, kenapa tidak diberi posisi strategis?” ujar Liby Sinlaeloe, pemerhati masalah perempuan dan anak di NTT.
Ia juga berharap, Partai Golkar memperjuangkan nasib perempuan dan anak di NTT. Dalam catatan Kompas, NTT menjadi daerah rawan terjadi perdagangan manusia. Banyak perempuan NTT menjadi tenaga kerja ilegal di luar negeri. Pada periode 2018-2020, kasus yang menimpa pekerja migran asal NTT mencapai 1.225 kasus. Sejumlah 1.152 kasus di antaranya terkait penempatan tenaga kerja ilegal.
Seorang anak makan nasi putih di perumahan eks pengungsi Timor Timur di Oebelo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada, Jumat (14/2/2020). Hidup di bawah garis kemiskinan menyebabkan gizi anak tidak terpenuhi.
Kesungguhan Golkar
Pengamat politik di NTT, Ahmad Atang, berpendapat, Golkar NTT memiliki sejumlah program kerja dan inovasi untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Golkar termasuk yang paling dominan menyentuh kalangan masyarakat bawah lewat berbagai program, seperti pemberdayaan usaha kecil dan menengah saat pandemi Covid-19.
Dalam peta politik, NTT menjadi ”milik” Golkar. Sejak masa Orde Baru hingga saat ini, Golkar selalu memenangi pemilu legislatif, kecuali pemilu 2019. Kendati sama-sama mengoleksi enam kursi di DPRD NTT, Golkar kalah perolehan suara dari PDI Perjuangan. ”Golkar punya enam kursi dan punya fraksi sendiri. Golkar bisa mengusung calon sendiri, " katanya.
Akan tetapi, Atang menilai, belum ada kesungguhan dari kader Golkar untuk maju dalam pemilihan gubernur NTT. Melkiades, misalnya, hingga kini belum menyatakan sikap. ”Banyak orang kecewa kenapa Golkar tidak mengajukan calon gubernur saat Pilgub 2018. Itu yang ikut memengaruhi suara Golkar pada Pileg 2019 turun,” katanya.