Kasus Covid-19 di Lingkungan Sekolah Bermunculan di Jateng
Temuan kasus positif di sejumlah sekolah di Jateng diharapkan bisa segera ditangani. Sekolah diminta mengetatkan protokol kesehatan. Vaksinasi anak usia 6-11 tahun juga didorong segera tuntas.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah sekolah di berbagai daerah di Jawa Tengah mulai melaporkan adanya temuan kasus positif Covid-19 selama penerapan pembelajaran tatap muka 100 persen. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau sekolah terkait menghentikan pembelajaran tatap muka dan segera melakukan tes kontak erat.
Kasus positif Covid-19 kembali ditemukan di sejumlah sekolah di Jateng pada pekan keempat pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen atau PTM penuh. Beberapa kasus di antaranya terdapat di Kabupaten Kebumen, Klaten, dan Kabupaten Wonogiri.
”Enggak apa-apa, sama kayak waktu kita menangani (varian) Delta saja. Begitu terjadi kasus, tutup (lalu) tracing. Memang ada beberapa catatan yang saya sampaikan kepada dinas pendidikan untuk mengawasi (PTM),” kata Ganjar di Kompleks Kantor Gubernur, Kamis (27/1/2022).
Ganjar meminta dinas pendidikan di kabupaten/kota untuk melaporkan pelaksanaan PTM penuh setiap hari. Data itu akan digunakan untuk mengedukasi masyarakat.
Selain itu, meski PTM penuh sudah diterapkan di hampir seluruh sekolah di Jateng, Ganjar tetap membolehkan apabila ada orangtua yang ragu-ragu mengikutkan anaknya. ”Yang penting anaknya tetap belajar. Bisa belajar daring atau hibrida,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Suyanta meminta agar PTM dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Sekolah-sekolah yang menggelar PTM penuh disarankan membagi jadwal menjadi dua sif dalam sehari.
”Sif satu bisa dilakukan pagi hari dan sif dua bisa siang hari,” kata Suyanta.
Menurut Suyanta, sekolah-sekolah perlu kembali mengetatkan penerapan protokol kesehatan selama PTM. Sebab, berdasarkan pengamatannya, sejumlah sekolah mulai mengendurkan langkah penting itu. Dia khawatir, hal itu memicu munculnya temuan kasus positif di sejumlah sekolah di Jateng.
”Kami minta semua sekolah kembali mengaktifkan satuan tugas Covid-19. Pembaruan data terkait temuan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah juga harus dilakukan setiap hari,” katanya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jateng juga prihatin dengan penularan Covid-19 varian Omicron pada siswa. Beberapa waktu lalu, seorang pelajar sekolah dasar di Kota Semarang dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron.
”Varian Omicron ini penyebarannya 10 kali lebih cepat dari varian Delta. Bukan tidak mungkin, kalau penyebarannya sudah masif ke seluruh daerah, PTM bisa dihentikan atau ditinjau ulang,” ujar Sekretaris IDAI Jateng M Syarofil Anam.
Ke depan, ia mengingatkan agar program vaksinasi untuk warga sekolah, termasuk siswa yang berusia 6-11 tahun, segera dituntaskan. Sebab, vaksinasi dosis lengkap dinilai mampu mencegah pemburukan kondisi apabila seseorang terpapar Covid-19.
”Upaya melindungi anak tidak cukup dilakukan sekolah. Orangtua juga harus memantau kondisi anaknya. Jika memang anaknya sedang tidak sehat, lebih baik tidak usah ikut PTM dulu,” ucapnya.