Ribuan Orang yang Terdampak Banjir Papua Berpotensi Bertambah
Berdasarkan data sementara terdapat 3.039 keluarga yang terdampak banjir di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Pemerintah bersama TNI dan Polri terus menyalurkan bantuan bagi para korban.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Warga yang menyelamatkan barang-barangnya dari salah satu lokasi banjir di Komplek Organda, Kota Jayapura, Minggu (9/1/2022). Sebanyak 630 keluarga di Kompleks Organda yang terdampak banjir sejak Jumat (7/1/2022).
JAYAPURA, KOMPAS — Warga terdampak banjir di Kota dan Kabupaten Jayapura berpotensi terus bertambah. Para penyintas masih berharap bantuan makanan hingga air bersih.
Senin (10/1/2022) sore, banjir masih menggenangi kawasan Kompleks Organda, Kota Jayapura, dengan ketinggian air 20-30 sentimeter. Sementara di daerah Youtefa air terpantau mulai surut. Pedagang pun mulai membersihkan dan beraktivitas di Pasar Youtefa.
Data Pemerintah Kota Jayapura pada Senin menyebutkan, ada 2.098 rumah tangga atau 8.703 orang terdampak banjir. Mereka warga Distrik Jayapura Selatan, Abepura, dan Distrik Heram. Sebagian masih tinggal di kediamannya, tapi ada juga yang mengungsi ke posko yang disediakan pemerintah. Jumlah warga terdampak ini berpotensi bertambah.
Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru mengatakan, jumlah penyintas di Posko Gedung Olahraga Trikora tercatat 198 orang, Balai Diklat Sosial Jayapura 125 orang, dan Posko Polimak 71 orang. ”Jumlah warga yang meninggal dunia delapan orang dan enam warga luka-luka akibat bencana,” ujar Rustan.
Aparat Polda Papua membersihkan jalan umum yang tertimbun lumpur akibat banjir di Kota Jayapura, Senin (10/1/2022).
Ia menuturkan, Pemkot Jayapura menyediakan makanan siap saji, pakaian, dan obat-obatan bagi penyintas. Selain bantuan uang Rp 250 juta, peralatan matras, pakaian bayi, dan mi instan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ada juga bantuan pokok dari Kementerian Sosial.
Ia menambahkan, tim Balai Wilayah Sungai Papua juga telah terjun ke daerah aliran sungai, yakni Sungai Acai, Sungai Borgonji, dan Sungai Entrop. Tim akan melakukan desain rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) berupa pelebaran dan pengalihan arus air.
”Desain itu akan digunakan untuk normalisasi daerah aliran sungai. Selama ini, banyak warga membangun rumah di bantaran sungai walau tidak mendapat izin Pemkot Jayapura,” ungkapnya.
KOMPAS/DOKUMENTASI HUMAS PEMKOT JAYAPURA
Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru memberikan bantuan makanan bagi warga yang terdampak banjir di salah satu permukiman pada Jumat (7/1/2022). Banjir dan longsor menerjang empat distrik di Kota Jayapura karena hujan lebat selama berjam-jam sejak Kamis (6/1/2022).
Sementara itu, Wakil Kepala Polresta Jayapura Ajun Komisaris Besar Supraptono mengatakan, 300 personel Polri/TNI diterjunkan membersihkan jalan, sekolah dan perkantoran. ”Proses pembersihan tersebar di 18 lokasi. Kami mulai membersihkan fasilitas publik mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIT,” ujarnya.
Maria Kaisma (22), penyintas banjir warga Kompleks Organda, Kota Jayapura, mengatakan, sudah mendapatkan bantuan makanan dari pemda setempat. Maria mengungsi bersama delapan anggota keluarganya.
”Kami berharap pemda juga memberikan bantuan pakaian dan obat-obatan hingga air bersih,” katanya berharap.
KOMPAS/DOKUMENTASI BPBD KABUPATEN JAYAPURA
Wakil Bupati Jayapura Giri Wijayanto (kaos hijau) meninjau lokasi banjir di Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Minggu (9/1/2022).
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Cory Simbolon mengatakan, tercatat 941 rumah tangga terdampak banjir. Mereka tersebar di kawasan Nimbokrang, Nimborang, Kompleks Gajah Mada, Kehiran, dan Yongsu.
”Sebagian besar mengungsi ke tempat ibadah dan rumah keluarganya. Kami juga telah berkoordinasi dengan Pemprov Papua untuk menyalurkan bantuan barang kebutuhan pokok bagi para korban,” kata Cory.
Koordinator Data dan Informasi Pusat Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre mengatakan, dari hasil analisis pada 8 Januari pukul 21.00 hingga 9 Januari pukul 07.00 WIT, masih teridentifikasi adanya awan-awan konvektif. Fenomena ini, kata dia, menyebabkan hujan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan badai di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Keerom.
”Mulai Senin, kami tidak mengeluarkan peringatan cuaca buruk untuk tiga hari ke depan. Kondisi cuaca mulai membaik dan gelombang atmosfer yang memicu hadirnya awan hujan sudah tidak terlihat lagi,” kata Ezri.