Kapal Tanker Dibajak di Perairan Morosi, ABK Disekap Semalaman
Sebuah kapal tanker bermuatan minya, SPOB Graha 21, dibajak perompak di perairan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara. Selain menyekap dan mengambil barang ABK, pelaku sempat membawa kapal menjauh dari tempat asal.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sejumlah perompak membajak sebuah kapal tanker di perairan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara. Pelaku menyekap anak buah kapal, menyuruh kapal menjauhi perairan, dan menyita barang berharga. Baru pertama kali terjadi, motif peristiwa ini masih diselidiki.
Kejadian itu menimpa kapal muatan minyak atau self propelled oil barge (SPOB) Graha 21. Lokasinya sekitar 1,5 kilometer dari dermaga PT Virtue Dragon Nickel Industry. Kejadian ini perdana di perairan Morosi.
Kepala Subdirektorat Patroli Airud Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Sultra Komisaris Wahyu Adi Waluyo menyampaikan, perompakan terjadi pada Kamis (6/1/2022) sekitar pukul 21.30 Wita. Sebanyak empat orang bertopeng dan bersenjata tajam naik ke kapal tanker dan menyandera delapan anak buah kapal (ABK). Dua pelaku lainnya bersiaga di kapal yang mereka gunakan untuk menjalankan aksi.
Di atas kapal tanker, para perompak mengikat semua ABK dengan tali plastik. Dua ABK lalu diminta menjalankan kapal ke arah Pulau Saponda, sekitar tiga jam perjalanan. Dalam perjalanan, pelaku mengecat identitas dan tanda selar (informasi ukuran dan nomor surat) kapal.
Setelah tiba di tujuan, tambah Wahyu, ABK kembali disekap. Sekitar pukul 03.15 Wita, ABK merasakan ada kapal lain yang bersandar. Perompak lalu menunjukkan sebuah botol berisi BBM yang diambil dari kapal tapi tidak bisa dijual.
”Setelahnya, pelaku mengambil barang berharga di kapal, mulai dari telepon genggam, laptop, jam tangan, handy talky, hingga alat GPS. Mereka mengambil semua alat telekomunikasi di kapal tanker sebelum kabur,” katanya.
Setelah itu, ABK Graha 21 menjalankan kapal kembali ke perairan Morosi sekitar Jumat pagi. Setelah berlabuh, mereka melaporkan kejadian ini ke kapal lain, yang diteruskan kepada pihak kepolisian.
Menurut Wahyu, pihaknya belum mengetahui pasti motif pelaku membajak kapal. Pihaknya masih melakukan pencarian, dan penyelidikan terkait kasus ini. Berdasarkan penyelidikan awal, pihaknya telah mengantongi ciri kapal dan ciri-ciri pelaku.
”Apakah motifnya menjalankan kapal sampai di mana, mengambil BBM, atau mengambil barang, kami belum bisa pastikan. Yang jelas, tim sedang bekerja. Ke depannya, kami juga akan meningkatkan patroli di wilayah perairan tersebut,” ungkapnya.
Kejadian perompakan, terlebih kapal tanker sepanjang puluhan meter, merupakan hal baru di perairan Morosi. Perairan ini dilayari ratusan kapal berbagai jenis, khususnya tongkang pengangkut ore nikel ataupun barang lainnya.
Sosiolog Universitas Halu Oleo Kendari, Bahtiar, menjelaskan, kejadian ini merupakan sinyal kejahatan baru. Pelaku mencari cara baru meraup keuntungan dengan cepat di sebuah kawasan industri. Dia meminta aparat keamanan mewaspadainya.
”Morosi merupakan kawasan industri gemerlap di Sultra, bahkan di Indonesia. Kawasan ini mengundang orang berniat jahat, apalagi mereka yang tidak mendapat apa-apa dari kawasan industri ini. Selain penegakan hukum, pemerintah nanti juga harus memikirkan strategi sosial dan ekonomi agar kesejahteraan merata,” kata Bahtiar.