Pasokan Terbatas, Harga Cabai Rawit di Palangkaraya Naik 50 Persen Lebih
Harga cabai rawit di Kota Palangkaraya melonjak drastis. Dari harga normal Rp 80.000 per kilogram, saat ini harganya mencapai Rp 130.000 per kilogram.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Jelang akhir tahun, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, melonjak. Kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit yang mencapai Rp 130.000 per kilogram, Minggu (26/12/2021).
Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok itu sudah terjadi lebih kurang seminggu sebelum perayaan Natal 2021. Kompas memantau kenaikan harga tersebut di dua pasar induk di Kota Palangkaraya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, yakni Pasar Kahayan dan Pasar Besar Palangkaraya.
Di Pasar Besar Kota Palangkaraya, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, harga cabai rawit merah dan hijau kini mencapai Rp 130.000 per kilogram. Suharni (30), pedagang sayuran dan bumbu masak di Pasar Besar Kota Palangkaraya, mengungkapkan, seminggu lalu harga cabai rawit baru sekitar Rp 120.000 per kilogram. Sementara saat kondisi normal, harganya hanya Rp 80.000 per kilogram.
”Nyari-nya susah, pasokan juga terbatas. Dari sana (tengkulak) harganya sudah mahal dari seminggu lalu,” kata Suharni, Minggu (26/12/2021).
Suharni mengatakan, pasokan cabai rawit yang ia jual dikirim dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Cabai dikirim dari Jawa Timur. ”Semua bumbu di sini, sayuran itu dikirim dari Banjarmasin semua,” katanya.
Hal serupa disampaikan Sobirin di Pasar Kahayan. Ia pun menjual cabai rawit merah dan hijau dengan cara dicampur dan harganya sama seperti patokan harga Suharni. ”Biasanya di sini lebih mahal lagi harganya karena di sini, kan, sebagian besar ngambil (beli) dari Pasar Besar,” kata Sobirin.
Menurut Sobirin, kenaikan harga sudah biasa menjelang akhir tahun. Hal itu terjadi karena setiap akhir tahun, pasokan pasti menipis. ”Mungkin ada yang nimbun, enggak tahu juga,” ujarnya.
Tak hanya cabai rawit, gula pasir yang sebelumnya seharga Rp 12.500 per kg saat ini dijual Rp 14.000 per kg. Lalu harga daging sapi yang sebelumnya Rp 125.000 per kg kini menjadi Rp 135.000 per kg. Harga daging ayam yang normalnya Rp 40.000 per kg pun kini dijual berkisar Rp 50.000-Rp 55.000 per kg.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah membentuk Tim Satuan Tugas Pangan Kalteng dengan tujuan melakukan inspeksi mendadak di sejumlah tempat. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalteng Aster Bonawati menjelaskan, banyak faktor yang memengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas.
Khusus cabai rawit, menurut Aster, terjadi kenaikan harga karena masa tanam dan panen di sejumlah sentra pertanian sudah selesai. ”Kalau tidak salah, cabai sudah panen sejak September lalu, jadi saat ini hasil panennya tidak banyak,” katanya.
Menurut Aster, timnya secara berkala terus memantau harga di sejumlah tempat, khususnya di pasar-pasar. Pihaknya bahkan sudah berkoordinasi dengan sejumlah pengusaha hingga ke petani. Tingkat konsumsi yang tinggi pada akhir tahun juga memengaruhi kenaikan harga. ”Tetapi, kami memastikan pasokan tetap aman,” katanya.
Kenaikan harga sejumlah komoditas itu sejalan dengan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah yang mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,28 persen sejak November lalu. Angka tersebut merupakan akumulasi dari dua tempat sampel BPS Provinsi Kalteng, yakni Kota Palangkaraya dan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kepala BPS Provinsi Kalteng Eko Marsoro dalam siaran pers menyebutkan, komoditas yang menyumbang inflasi daerah antara lain minyak goreng, telur ayam ras, cabai rawit, ayam pedaging, dan beberapa komoditas lainnya. ”Semangka, ketimun, hingga tomat juga menyumbang inflasi,” ujarnya.