Bantuan di Penanggal, Lumajang, Jawa Timur, melimpah. Kebutuhan makan pengungsi tercukupi.
Oleh
NINO CITRA
·3 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Jumlah bantuan yang ada di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021) melimpah. Sebagian besar terdiri dari bahan pokok hingga makanan instan. Namun, penyaluran logistik per keluarga masih akan menunggu pengungsi memperoleh hunian sementara.
Berdasarkan pantauan, bantuan berupa mi instan dan air mineral dalam kardus terlihat bertumpuk-tumpuk di pendopo Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu pagi. Di sisi lain, terlihat berkarung-karung beras juga menyebar dalam pendopo tersebut. Bantuan serupa juga tersedia di tenda yang berada persis di sebelah pendopo tersebut.
”Kalau logistik, kami belum mendistribusikan per KK (kepala keluarga). Karena, rumahnya tidak ada. Untuk sekarang ini, sebetulnya yang terpenting buat pengungsi adalah tidur nyaman dan perutnya tidak kelaparan. Pendistribusian nanti pada saat dia sudah diberikan hunian sementara. Bentuk logistiknya berupa kebutuhan pokok,” kata Kepala Sub-Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang Amni Najmi.
Berdasarkan data sementara dari BPBD Lumajang, jumlah pengungsi mencapai 580 orang. Mereka terdiri dari 220 orang perempuan, 215 orang laki-laki, 37 orang lansia, 104 orang anak-anak, dan 4 ibu hamil. Para pengungsi berasal dari berbagai tempat, seperti Dusun Kajarkuning, Dusun Sumberwuluh, dan Dusun Curahkobokan.
Amni menjelaskan, lokasi yang dipilih para pengungsi menyebar. Ada yang menempati balai desa, rumah kerabat, dan rumah-rumah warga lainnya. Jumlah pengungsi juga diperkirakan masih bisa bertambah mengingat data yang ada terus berkembang. Pasalnya, sebagian orang juga ada yang belum ditemukan.
Di Balai Desa Penanggal, ada sejumlah ruangan dimanfaatkan sebagai tempat pengungsian. Tempat mengungsi yang berbentuk gedung diprioritaskan untuk kelompok rentan, seperti lansia, perempuan, ibu hamil, dan anak-anak.
Selain di balai desa tersebut, terdapat lapangan yang juga dijadikan posko pengungsian. Lapangan itu jaraknya hanya sekitar 200 meter. Di sana terdapat beberapa tenda untuk ditempati para pengungsi. Mereka tidur di atas matras dan beralaskan terpal.
Fiki Nur Hasanah (25), warga Dusun Kajarkuning, telah mengungsi di Balai Desa Penanggal sejak Sabtu (4/12/2021). Pihaknya mengungsi bersama ketiga anak dan suaminya. Ia merasa bersyukur bisa mengungsi dengan anggota keluarga lengkap.
”Alhamdulilah semuanya dalam kondisi sehat. Kami tidak sampai terpencar. Kalau terpencar susah. Apalagi kalau dengar sampai meninggal. Hati saya lebih tidak kuat lagi,” kata Fiki.
Fiki menambahkan, selama di pengungsian, kebutuhannya tercukupi. Ia tak kekurangan makan. Pakaian pantas pakai pun tersedia dan bisa diambil kapan saja. Baginya, kesehatan dan kelengkapan keluarga menjadi yang terpenting saat ini.
”Saya tidak tahu lagi harus bilang seperti apa. Saya bersyukur sekali diberi keselamatan. Sekarang masih hidup. Sandang dan pangan tidak ada yang kekurangan,” kata Fiki.
Saya tidak tahu lagi harus bilang seperti apa. Saya bersyukur sekali diberi keselamatan. Sekarang masih hidup. Sandang dan pangan tidak ada yang kekurangan.
Akibat erupsi, Fiki menceritakan, rumahnya hancur lebur dan tidak bisa dihuni sama sekali. Rumah itu juga sudah ditempatinya sejak ia masih kecil hingga kini beranak tiga. Sekarang, ia berharap agar kelak ada rumah pengganti yang diberikan. Tidak bisa mereka terus-menerus tinggal di pengungsian.
”Rumahku ambruk. Harapannya ini segera selesai dan dicarikan tempat tinggal baru. Semoga diberi rumah walaupun bukan gedung. Daripada terus seperti ini, kan, kasihan anak-anak,” kata Fiki.