Belasan Rumah di Bener Meriah Diamuk Gajah, 120 Warga Mengungsi
Pada 2012 diperkirakan pada koridor Peusangan terdapat 60 gajah. Konflik gajah dengan manusia di kawasan itu memakan korban lima warga meninggal dan empat gajah mati.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·2 menit baca
DOKUMEN BPBD BENER MERIAH
Salah satu rumah warga di perkebunan di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Aceh, rusak diamuk gajah liar, akhir November 2021. Konflik gajah di kawasan itu belum mereda meski telah dibangun parit dan pagar listrik.
SIMPANG TIGA, KOMPAS — Sedikitnya 16 rumah warga di perkebunan di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, sepanjang November 2021 rusak diamuk gajah liar. Untuk menghindari jatuh korban, 120 warga mengungsi.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto, Rabu (1/12/2021), menuturkan, kawanan gajah liar masuk ke permukiman dan perkebunan karena ada kabel pagar listrik (power fencing) yang putus. Diduga, kabel itu dipotong, tetapi belum diketahui siapa pelakunya.
Gajah-gajah liar itu menabrak rumah warga yang terbuat dari kayu. Tanaman warga, seperti pinang dan pisang, juga tak luput dari amukan gajah.
Gajah-gajah liar itu menabrak rumah warga yang terbuat dari kayu. Tanaman warga, seperti pinang dan pisang, juga tak luput dari amukan gajah. Konflik gajah di kawasan itu tergolong tinggi, bahkan gajah liar pernah melintasi jalan nasional Bireuen-Aceh Tengah dan masuk ke pekarangan sekolah dasar.
”Laporan sementara ada 120 warga yang mengungsi. Sementara bangunan yang rusak, sebagian rumah di kebun,” kata Agus.
Selain itu, konflik di kawasan tersebut dipicu oleh alih fungsi lahan untuk perkebunan dan pembalakan liar yang juga memperparah konflik gajah. Pada 2012, diperkirakan pada koridor Peusangan terdapat 60 gajah. Konflik gajah dengan manusia di kawasan itu memakan korban lima warga meninggal dan empat gajah mati.
Agus mengatakan, pihaknya telah maksimal menangani konflik gajah di koridor Peusangan dengan membuat barrier (parit) dan memasang power fencing. Khusus di Bener Meriah, BKSDA Aceh telah mamasangi power fencing sepanjang 18,7 kilometer.
Warga terus menjadi korban atas konflik gajah. Tidak terhitung berapa kerugian warga, tetapi tidak pernah ada ganti rugi. (Nasruddin)
Kepala Dusun Menderek, Desa Arul Gading, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Nasruddin mengatakan, sepanjang hari warga merasa waswas karena gajah liar bisa muncul kapan saja ke permukiman warga. Biasanya warga akan menghindar sebentar, lalu kembali ke rumah saat gajah liar telah masuk ke hutan.
DOKUMEN BKSDA ACEH
Pemasangan pagar kejut di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, November 2021. Pagar kejut untuk membatasi pergerakan gajah liar ke kawasan budidaya warga.
Nasruddin mengatakan, warga terus menjadi korban atas konflik gajah. Warga di kecamatan tersebut mayoritas berprofesi sebagai petani. ”Tidak terhitung berapa kerugian warga, tetapi tidak pernah ada ganti rugi,” kata Nasruddin.
Dia berharap pemerintah mencari solusi jangka panjang untuk menyelesaikan konflik gajah agar satwa itu terlindungi dan warga bisa bertani dengan aman.