Kebanyakan UMKM Jateng Kurang Perhatikan Aspek Pemasaran
Banyak pelaku UMKM tidak memikirkan target pasar dan masih kacau mengelola keuangan. Mereka semata-mata menjalankan usaha sebatas rutinitas dan sekadar memenuhi kebutuhan keluarga.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Tokoh usaha dan konsultan bisnis Bio Hadikesuma dan Wahyu Toto Waskito, analis pengembangan ritel Divisi Ritel dan UMKM Bank Jateng (dari kanan ke kiri), memberikan paparan terkait usaha dalam acara Pawone Sinau di Balkondes Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (21/11/2021).
MAGELANG, KOMPAS — Kebanyakan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah menjalankan aktivitas usaha tanpa memperhatikan pasar. Padahal, target pasar perlu dipetakan secara spesifik sebelum membuat sebuah produk. Strategi pemasaran juga mesti dijalankan secara konsisten.
Dalam keseharian, mereka terbatas menjalani rutinitas memproduksi barang saja, tanpa memikirkan target pasar.
”Rata-rata UMKM hanya sibuk untuk membuat barang yang diinginkan tanpa tahu akan melemparnya pada target pasar seperti apa,” ujar Analis Pengembangan Bisnis Ritel Divisi Ritel dan UMKM Bank Jateng, Wahyu Toto Waskito, pada acara pelatihan UMKM Pawone Sinau yang diselenggarakan dalam rangkaian Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di Balkondes Candirejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (21/11/2021).
Wahyu mengatakan, agar suatu produk berhasil dijual di pasar, target pasar perlu dipetakan lebih spesifik karena terkait banyak detail. Jika target sasarannya kelompok anak-anak, misalnya, produk tersebut harus dirancang dengan desain lucu, gambar, dan warna-warna mencolok yang menarik perhatian anak. Hal tersebut tentu akan berbeda jika target sasaran yang dituju adalah kelompok dewasa yang lebih memilih nilai fungsional atau desain dengan unsur seni di dalamnya.
Tingkat penghasilan konsumen yang akan menjadi sasaran penjualan, menurut dia, juga wajib ditetapkan karena hal ini akan berpengaruh pada harga barang dan pilihan bahan-bahan yang digunakan. ”Jika sasarannya adalah masyarakat dari kelompok ekonomi menengah ke bawah, harga produk yang murah jelas akan menarik perhatian mereka,” ujarnya.
Konsultan bisnis Bio Hadikesuma memaparkan pentingnya penetapan target pasar dan upaya promosi dengan menyapa konsumen setiap hari dalam acara Pawone Sinau di Balkondes Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Minggu (21/11/2021).
Padahal, menurut Wahyu, penetapan target pasar secara spesifik dan pembuatan produk sesuai kebutuhan pasar bisa menjadi bekal efektif di masa pandemi seperti sekarang. Alasannya, pelaku UMKM tidak lagi bisa berjualan secara langsung dan dituntut menjaring konsumen lebih banyak dengan pemasaran secara daring melalui media sosial. Produk yang dibuat dengan sasaran pasar spesifik biasanya akan langsung menarik perhatian.
”Dengan menetapkan target sasaran secara spesifik dan membuat produk sesuai permintaan pasar, situasi pandemi justru bisa dimanfaatkan dan menambah berkah karena pelaku UMKM bisa dengan mudah menjaring konsumen dari berbagai daerah,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, tokoh pengusaha dan konsultan bisnis Bio Hadikesuma memaparkan, target dan kebutuhan pasar perlu ditetapkan dari awal karena dua hal tersebut menjadi komponen mendasar pengembangan bisnis. Ia juga menyarankan setiap pelaku UMKM punya target bertemu orang baru setiap hari. Mereka ini nantinya mesti dirangkul untuk menjadi sasaran pasar selanjutnya.
Agar bisa menjual produk, Bio mengatakan, para pelaku UMKM juga harus membiasakan diri melakukan promosi. Promosi tidak perlu dilakukan secara vulgar dengan mengiklankan sesuatu, tetapi cukup rajin menyapa sebanyak mungkin orang yang nomor teleponnya tersimpan dalam daftar kontak di telepon seluler.
”Sapalah rekan, teman, atau siapa pun dengan hal-hal ringan, seperti mendoakan, tetapi tetap dengan mencantumkan identitas Anda sebagai produsen apa. Dengan melakukannya secara rutin, upaya semacam ini akan jauh lebih efektif daripada mengiklankan barang secara langsung,” ujarnya.
FOTO PRIBADI PEMPEKK AVARA
Pempek Avara produksi Sunarto di Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Sunarto (58), pemilik usaha Pempek Avara di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, mengakui bahwa saat memulai usaha di tahun 2013, dirinya sama sekali tidak memiliki target pasar atau target usaha apa pun. ”Dahulu, saya sekadar mencoba-coba memperkenalkan produk makanan dari Sumatra ke masyarakat di lingkungan desa saya,” ujarnya.
Pada tahap selanjutnya, dia pun hanya menjalani semuanya sebatas rutinitas. Hingga saat ini, dia juga tidak memiliki catatan keuangan dan tidak pernah secara detail menghitung pengeluaran dan keuntungan. ”Saya cukup puas karena usaha ini bisa mencukupi kebutuhan keluarga, dan bisa dikembangkan dengan tambahan mesin-mesin baru,” ujarnya.