Pengelolaan Vaksin demi Penguatan Sistem Kesehatan
Budi mengatakan, seraya bersinergi dengan semua elemen publik, empat strategi dalam menekan laju kasus pandemi Covid-19, yakni deteksi, terapeutik, vaksinasi, dan perubahan perilaku, telah dilakukan. Dilakukan terpadu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi merupakan satu dari empat strategi terpadu dalam penanganan pandemi Covid-19. Kebijakan yang berkelanjutan diharapkan bisa berjalan optimal sehingga diharapkan ada penguatan sistem kesehatan.
Hal tersebut dikatakan Budi pada The 5th International Conference on Translational Medicine and Health Sciences yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/11/2021). Ia memberi sambutan pada acara tersebut melalui tayangan video.
Budi mengatakan, seraya bersinergi dengan semua elemen publik, empat strategi dalam menekan laju kasus pandemi Covid-19, yakni deteksi, terapeutik, vaksinasi, dan perubahan perilaku, telah dilakukan. Keempatnya terpadu agar optimal dalam menuju pemulihan pascapandemi.
Ia menambahkan, vaksinasi telah terbukti mengurangi angka kesakitan dan kematian selama pandemi. Selanjutnya, perlu ada analisis ekonomi mengenai kebiajakan terkait vaksin, dengan mempertimbangkan sejumlah hal, seperti incidence rate, harga vaksin, biaya vaksin, dan efikasi vaksin.
”Dengan cara tersebut, kita bisa mendukung semua pemangku kepentingan dalam mengatur, mengontrol, dan mengawasi implementasi kebijakan menuju resiliensi sistem kesehatan,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, mengatakan, semula semua orang gagap terkait dengan Covid-19. Termasuk di antaranya pertanyaan bahwa apakah vaksinasi benar-benar efektif dalam mencegah Covid-19.
Maka, peran para ahli sangatlah penting untuk segera melakukan riset, inovasi, dan memberi petunjuk dalam penanganan Covid-19. ”Kami berharap penelitian di bidang kesehatan terus masif hingga nantinya dapat menjadi jalan keluar dari berbagai tantangan yang sedang dihadapi ini,” ujarnya.
Ganjar menambahkan, dirinya pun selalu menunggu untuk berkolaborasi bersama para peneliti dan akademisi. Ia berharap berbagai penelitian dan karya ilmiah dapat menjadi panduan dan masukan dalam membuat berbagai kebijakan di bidang kesehatan.
Menkes Budi juga berharap seminar internasional dengan tema Covid-19 dapat memberi peserta pengetahuan yang mutakhir serta jalan dalam berinovasi. Dengan demikian, pemulihan dari pandemi Covid-19 ini bisa membuat situasi semakin baik.
Komparasi
Pada The 5th International Conference on Translational Medicine and Health Sciences, yang digelar secara virtual, dihadirkan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri.
Di antaranya Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Jarir At Thobari, serta Jan L Nouwen dari Erasmus MC UMC, Rotterdam, Belanda.
Dekan FK Undip Dwi Pudjonarko mengemukakan, seminar diisi oleh para ahli dari sejumlah disiplin ilmu berkait dengan kesehatan. ”Kami undang dari beberapa negara karena forum ini untuk sharing ilmu. Juga, melihat dan meng-compare apa yang dilakukan di bebrapa negara lain. Diharapkan nanti muncul ide-ide baru,” katanya.
Ketua panitia seminar tersebut, Firdaus Wahyudi, menambahkan, seminar tersebut tak hanya diisi oleh para dokter. Salah satu contoh ialah dari ahli gizi. Hal itu penting karena saat ini menjadi tantangan bagaimana pemenuhan gizi terpenuhi di tengah keterbatasan mobilitas saat pandemi.