Daerah di Jateng agar Terlecut Indikator Vaksinasi pada Level PPKM
Awal pekan ini, 12 daerah naik dari PPKM level 2 ke level 3 yakni Temanggung, Rembang, Pemalang, Pati, Kudus, Banjarnegara, Pekalongan, Jepara, Grobogan, Blora, Batang, dan Kota Pekalongan. Target vaksin belum terpenuhi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menilai positif dimasukkannya indikator vaksinasi untuk level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Kabupaten/kota dengan capaian vaksinasi masih rendah didorong semakin terlecut, dan diminta melapor jika kesulitan menyelenggarakan vaksinasi.
Menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2021 yang diterbitkan awal pekan ini, dari 35 kabupaten/kota di Jateng, ada 12 daerah pada level 2 dan 23 daerah level 3 PPKM. Dalam Inmendagri dua pekan sebelumnya, terdapat 17 daerah level 2 dan 18 daerah level 3 PPKM.
Sebanyak 12 daerah dengan level PPKM naik dari 2 ke 3 ialah Kabupaten Temanggung, Rembang, Pemalang, Pati, Kudus, Banjarnegara, Pekalongan, Jepara, Grobogan, Blora, Batang, dan Kota Pekalongan. Hal itu antara lain karena capaian vaksinasi di daerah itu belum memenuhi ketentuan untuk berada di level 2 PPKM.
Dalam Inmendagri Nomor 47/2021 disebutkan syarat penurunan dari level 3 ke level 2 PPKM, yakni capaian total vaksinasi dosis satu minimal 50 persen serta capaian vaksin warga lansia di atas 60 tahun minimal 40 persen. Apabila satu daerah yang sudah ada di level 2 PPKM, tetapi capaian vaksinasinya belum memenuhi target, maka naik ke level 3.
"Kalau belum 50 persen, level (PPKM) akan naik. Menurut saya itu bagus sehingga kawan-kawan (kabupaten/kota) bisa ngebut. Namun, jangan lagi ada daerah yang enggak tahu (input data melalui) aplikasi Smile. Harus tahu,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat (8/10/2021).
Ganjar menuturkan, pengisian aplikasi Smile setelah penyuntikan penting karena stok vaksin di daerah akan terdeteksi pemerintah pusat. Apabila sudah habis, makan akan ditambah oleh Kementerian Kesehatan. Maka, kedisiplinan pengisian aplikasi PCare ataupun Smile menjadi keharusan.
Ia juga meminta daerah untuk melapor jika kesulitan dalam menyelenggarakan vaksinasi. ”Nanti kami akan turunkan tim. Nanti ’dikeroyok’ bersama TNI-Polri. BKKBN juga menyatakan siap. Seluruh faskes dipakai saja, juga kantor kelurahan. Mudah sebenarnya asal ada kemauan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Pranowo mengatakan, pihaknya terus meminta penambahan stok vaksin ke daerah untuk mempercepat capaian vaksinasi. Sejak dua pekan lalu, kiriman vaksin dari pusat ke daerah-daerah di Jateng sekitar 2,6 juta dosis dalam sepekan.
Namun, Yulianto mengatakan, wilayah aglomerasi, seperti Semarang Raya dan Solo Raya, yang saat ini masih menjadi prioritas. ”Di kedua wilayah itu tidak ada masalah karena vaksin yang disediakan cukup banyak. Namun, di luar itu masih terbatas. Kami terus mengajukan untuk di luar aglomerasi,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Temanggung berharap mendapatkan dispensasi agar tetap menjalankan aturan sebagai daerah PPKM level 2 meski awal pekan ini masuk pada level 3. Alasannya, perkembangan kasus Covid-19 dinilai melandai.
”Kami merasa tidak perlu dibatasi dengan aturan-aturan untuk daerah level 3 karena satu-satunya masalah yang menyebabkan level PPKM berubah adalah capaian vaksinasi saat ini masih kurang dari 50 persen,” ujar Sekretaris III Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Temanggung Dwi Sukarmei (Kompas.id, 6/10).
Menurut data vaksin.kemkes.go.id yang dimutakhirkan Jumat (8/10/2021) pukul 12.00, capaian dosis 1 vaksinasi di Jateng adalah 13,9 juta atau 48,26 persen dari target. Kota Surakarta menjadi daerah dengan capaian dosis 1 tertinggi dengan 122,02 persen, sedangkan yang terendah adalah Banjarnegara dengan 26,65 persen.