Persiapan Pengabdian melalui Akademi Angkatan Laut
Melalui Akademi Angkatan Laut, para taruna atau calon perwira TNI Angkatan Laut mempersiapkan diri untuk pengabdian kepada bangsa dan negara sekaligus membawa kebanggaan keluarga dan daerah.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·5 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Anak-anak berfoto di atas panser amfibi BTR-4 seusai upacara peringatan HUT Ke-76 TNI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (5/10/2021). Sebanyak 112 alat utama sistem persenjataan TNI digelar di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara. Presiden Joko Widodo memimpin upacara peringatan HUT Ke-76 TNI di Istana Merdeka yang digelar secara terbatas tersebut. Upacara juga disiarkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden. Peringatan HUT Ke-76 TNI juga berlangsung di seluruh satuan TNI.
Menyambut Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia, Redaksi Kompas Biro Jawa Timur pada kamis (30/9/2021) mendapat kesempatan untuk wawancara taruna Akademi Angkatan Laut. Yang diwawancarai ialah Sersan Mayor Satu Taruna (T) Patih Riau Agung Purba dan Sersan Mayor Satu Taruna (S) Rahil Rahma Vinia.
Kenapa masuk AAL?
Patih: Pertama, mengabdi kepada bangsa dan negara. Dari sana, tentu juga untuk mengurangi beban orangtua. Saya juga harus bisa beradaptasi dengan dunia luar yang amat saya perlukan ketika berdinas sebagai perwira Angkatan Laut nantinya. Di AAL saya juga belajar menjadi sosok manusia yang mandiri.
Rahma: Untuk meringankan beban orangtua. Mengabdi kepada bangsa dan negara melalui AAL untuk menjadi personel Angkatan Laut yang baik.
Apakah ada teman sedaerah bahkan sesekolah yang juga menjadi taruna AAL? Adakah teman-teman di daerah tahu kalian masuk AAL dan bagaimana penerimaan mereka?
Patih: Sejauh ini belum ada. Saya dari SMA Santo Tarcisius Dumai dan belum ada yang menjadi taruna. Teman-teman tahu saya menjadi taruna di AAL dan sangat bangga. Apalagi, sekolah kami jauh di Sumatera sana. Sebenarnya, selama bersekolah saya tidak pernah memberi tahu teman-teman di sekolah bahwa akan ke akademi. Ketika cuti dan bertemu teman serta guru, mereka kaget sekaligus bahagia. Dari keluarga juga belum ada yang menjadi anggota TNI.
Rahma: Sejauh ini tidak ada. Tetapi, di AAL, teman itu bukan sekadar dari daerah yang sama melainkan satu korps dan satu lembaga di AAL. Teman-teman dari Sabang sampai Merauke. Iya, teman-teman di Padang tahu saya menjadi taruna di AAL. Reaksi mereka bahagia, kaget. Saat cuti dan bisa bertemu mereka saya bahagia bisa berbagi cerita tentang pengalaman di AAL.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO
Sersan Mayor Satu Taruna (T) Patih Riau Agung Purba.
Seperti apa pengalaman di AAL dan bisakah diceritakan pengalaman berkesan?
Patih: Sewaktu di SMA, saat menjadi masyarakat sipil, dalam hal kemandirian saya lakukan setengah-setengah. Bangun kesiangan, misalnya, sehingga terlambat ke sekolah. Di AAL, tidak bisa sehingga saya menjadi disiplin. Semua terkontrol dan semua diatur serta menjadi kebiasaan.
Pengalaman paling berkesan tentu Kartika Jala Krida tahun 2020. Kami berlayar keliling Indonesia dari Sumatera sampai Papua. Taruna AAL, ya, harus melaut karena nanti medan juang saya, ya, di kapal, di laut. Daerah paling berkesan ketika sandar adalah di Tual karena di sana cara penyambutannya amat menarik. Saya belum pernah ke Tual. Warga Tual, terutama keluarga Angkatan Laut di Tual, amat antusias. Makanannya dan adat istiadatnya luar biasa.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO
Sersan Mayor Satu Taruna (S) Rahil Rahma Vinia.
Rahma: Pengalaman amat banyak seperti tidak dirasakan sebelumnya. Aturan saat makan atau table manner, misalnya. Sebelumnya, saya tidak mengerti sama sekali. Selain itu, ketika masih sekolah di Padang, terkadang saya pergi ke pesisir pantai karena Padang di tepi pantai.
Saya sempat melihat lalu lalang kapal-kapal perang kita. Ketika itu sempat terpikir apakah suatu saat saya bisa masuk ke sana dan ternyata saat ini kesampaian. Yang saya pikirkan bisa terwujud sehingga amat bersyukur kepada Allah dan juga atas dukungan orangtua.
Pengalaman terbaik tentunya sampai saat ini pelayaran Kartika Jala Krida (saat tingkat tiga). Biasanya dilaksanakan tiga bulan dan bisa mengelilingi dunia atau Nusantara. Karena dalam masa pandemi Covid-19, pelayarannya keliling Nusantara. Waktu itu, bulan Agustus-Oktober 2020. Tempat berkesan ketika pelayaran mampir tentu saat sandar di Padang sehingga bertemu teman-teman dan keluarga. Saya merasa bahagia disambut keluarga Angkatan Laut di Padang dan tentu juga disambut orangtua dan teman-teman.
Bisa diceritakan latar belakang kalian dan keluarga?
Patih: Saya lahir dan besar di Dumai, Riau. Saya anak kelima dari enam bersaudara. Keluarga saya tidak mampu. Ayah bekerja sebagai buruh harian lepas. Ibu hanya ibu rumah tangga. Dua kakak saya sudah berkeluarga, sedangkan yang dua lainnya masih sekolah. Saya masuk AAL salah satunya ingin meringankan beban orangtua sekaligus ingin sekolah lagi. Di Dumai, saya sempat mendapat brosur AAL dan tertarik bergabung di sini. Seleksi di Pekanbaru dan ternyata saya bisa dan sangat bersyukur dapat bergabung dalam keluarga AAL. Makanan favorit saya ayam penyet dengan sambal terasi ala Jawa. Itu saya senang sekali.
Rahma: Saya lahir di Padang 2 Januari 1980. Saya anak pertama dari lima bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai penjual arloji sejak bujang sampai sudah berkeluarga. Ibu saya hanya ibu rumah tangga. Di keluarga, setahu saya hanya kakek yang pernah menjadi anggota militer, yakni Angkatan Darat. Makanan favorit saya sate madura kalau di kampung halaman. Di sini, saya selalu kangen sate padang.
Adakah prestasi yang bisa diceritakan?
Patih: Di AAL saya mendapat bintang trisaksi wiratama 2 emas, tanggap 3 emas, dan kepribadian 1 emas dan 1 perak. Sewaktu di SMA, tahun 2016, saya mewakili Riau untuk Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Manado. Kami ketika itu sampai di delapan besar. Kegiatan yanus saya saat ini badminton dari sebelumnya bola voli. Saya juga tergabung di Genderang Suling Gita Jala Taruna sebagai belira.
Rahma: Saya dianugerahi pin atau bintang dari AAL. Ada 2 emas dan 1 perunggu untuk trisakti wiratama. Untuk trengginas ada 2 emas dan 1 perunggu. Untuk tanggap 1 emas. Selain itu, saya pernah ikut lomba lari dalam rangka HUT Kodam V/Brawijaya dan menjadi urutan ketiga lari 10 kilometer. Lombanya tahun lalu (2020). Tahun 2019, saya urutan ketiga lomba renang 50 meter gaya punggung di Pekan Integrasi Taruna. Di AAL, yanus atau semacam ekstrakurikuler yang saya tekuni adalah renang.