Penataan Kawasan Kumuh di Kota Pontianak Mendorong Perekonomian Warga
Kawasan kumuh di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, terus dibenahi. Selain untuk memperindah kota sebagai kawasan pariwisata, penataan kawasan tersebut juga juga mendorong geliat perekonomian masyarakat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Wajah Teras Parit Nanas, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (15/9/2021), setelah ditata.
PONTIANAK, KOMPAS — Penataan kawasan kumuh di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, terus dilakukan pemerintah. Selain memperindah kawasan, upaya tersebut juga mendorong geliat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Apalagi, sebagian kawasan tersebut berlokasi di tepian parit dan sungai yang memiliki potensi pariwisata.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Kamis (16/9/2021), menuturkan, dari 74 hektar kawasan kumuh di Pontianak pada 2013, kini tersisa sekitar 4 ha yang berkategori kumuh berat. Sementara kawasan kumuh ringan tersisa sekitar 12 ha.
Pemerintah memiliki program khusus untuk menangani kawasan-kawasan tersebut malalui program Kota Ku. Ada potensi-potensi di kawasan tersebut yang bisa ditingkatkan dan dikembangkan dengan kolaborasi Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
”Program tersebut terus berkelanjutan. Masyarakat juga hendaknya mendukung pemeliharaan dan ketertibannya. Penataan kawasan kumuh diharapkan mendorong perekonomian masyarakat,” ujar Edi.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Wajah sekitar Teras Parit Nanas, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (15/9/2021), setelah ditata.
Salah satu kawasan kumuh yang telah ditata berada di daerah Parit Nanas, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, yang disebut Teras Parit Nanas. Kawasan tersebut telah diresmikan pada Rabu (15/9/2021) seusai dibangun. Di kawasan itu terdapat parit dan berada di tepi Sungai Landak yang melintasi Pontianak.
Di kawasan itu dibangun taman, kemudian terdapat jembatan yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lain. Selain itu, terdapat jalan di sepanjang parit dan di tepian Sungai Landak untuk tempat berwisata.
”Kawasan di sekitar Parit Nanas yang ditata sekitar 5 ha dan juga ada program bedah rumah sebagai program ikutannya untuk mengentaskan (warga dari) kemiskinan,” ujarnya.
Hunian warga di pinggir Sungai Kapuas terlihat dari atas kapal bandong hias di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (21/3/2018). Untuk sekali putaran, wisatawan membayar Rp 15.000.
Edi menuturkan, lokasi lain yang sudah lebih dulu ditata adalah tepian Sungai Kapuas, sekitar Alun-alun Kapuas, tepatnya di Kelurahan Benua Melayu Laut. Dampak ekonomi sudah mulai dirasakan masyarakat di lokasi tersebut. Penghasilan bersih secara total para pedagang di daerah itu berkisar Rp 50 juta-Rp 100 juta per hari.
Kawasan di sekitar Parit Nanas yang ditata sekitar 5 ha dan juga ada program bedah rumah sebagai program ikutannya untuk mengentaskan (warga dari) kemiskinan.
Catatan Kompas, pemerintah yang juga melaksanakan program Kota Ku pada Maret lalu, di lokasi berbeda, telah meresmikan Rumah Produksi Tenun di Gang Sambas Jaya, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara. Adanya Rumah Produksi Tenun tersebut diharapkan juga menjadi momentum meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Sebab, di sekitar Rumah Produksi Tenun terdapat perajin tenun.
Busana karya desainer Yogie Pratama pada pergelaran busana Jakarta Fashion and Food Festival, Kamis (15/8/2019). Yogie menampilkan busana berbahan kain tenun khas Sambas, Kalimantan Barat.
Jumlah perajin tenun di Kampung Tenun sebanyak 30 orang dengan produksi tenun 1.440 lembar per tahun. Nilai produksinya sekitar Rp 1,5 miliar per tahun. Dukungan infrastruktur yang sudah dibangun diharapkan dapat meningkatkan produksi menjadi 2.100 lembar per tahun dengan nilai produksi sekitar Rp 2 miliar.
Kurniati (42), Koordinator Perajin Tenun di Kampung Tenun, menuturkan, ia bersyukur memiliki rumah produksi tenun. Saat ada kunjungan tamu dalam jumlah besar, dengan adanya rumah poduksi tenun, tamu bisa diarahkan ke sana.
Jika ada siswa yang magang, misalnya untuk penelitian, praktik, dan kewirausahaan, mereka bisa diarahkan juga ke rumah produksi tenun. Di rumah produksi tenun akan dipasang pula produk-produk kerajinan karya para perajin sehingga setiap pengunjung dapat melihat hasil karya perajin di rumah produksi tenun.
Para perajin di Kampung Tenun tersebut pada umumnya memproduksi tenun songket Sambas. Selain itu, ada juga kain corak insang. Para perajin di Kampung Tenun menenun dengan alat tenun tradisional.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Rumah produksi tenun di Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang diresmikan pada Senin (15/3/2021).
Penataan kawasan kumuh juga dilakukan dengan peningkatan kualitas hunian. Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial Trisnadi Yulrisman menuturkan, kolaborasi peningkatan rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni di Kelurahan Siantan Hulu telah dilakukan sejak 2019.
PT SMF sebagai salah satu badan usaha milik negara di bawah pembinaan dan pengawasan Kementerian Keuangan memiliki tugas dalam kegiatan pembiayaan perumahan tidak layak huni menjadi rumah layak huni berkolaborasi dengan program Kota Ku.
Permasalahan rumah tidak layak huni merupakan persoalan yang terjadi hampir di semua kota besar, termasuk Pontianak. Kualitas rumah di Siantan Hulu yang semakin baik bisa berdampak baik secara sosial maupun ekonomi dalam jangka panjang.
Dari sisi sosial, kualitas hunian warga yang semakin baik dapat memberikan tingkat kesehatan lebih baik. Kondisi kesehatan dan lingkungan yang baik diharapkan memberikan dampak ekonomi seiring masyarakat yang semakin produktif karena kualitas kehidupan dan kesehatan lebih baik. Kota Pontianak adalah kota kelima yang pada tahun 2019 melaksanakan peningkatan kualitas rumah di kawasan kumuh dan resmi selesai.