RS Lapangan Surabaya Pantau Ketat Pasien Pekerja Migran
Situasi pandemi Covid-19 yang sedang menurun tetap harus diwaspadai karena ancaman potensi serangan balik varian Delta yang paling berbahaya atau varian lainnya sehingga disiplin protokol kesehatan tetap penting.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Rumah Sakit Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 Surabaya, Jawa Timur, masih memantau perkembangan pasien pekerja migran. Tujuannya, mengantisipasi potensi serangan varian Delta dan Mu yang rawan memperburuk kembali situasi pandemi.
Hingga Kamis (9/9/2021), RS Lapangan dalam kompleks Museum Kesehatan Dr Adhyatma MPH itu telah merawat 149 pasien pekerja migran dan 8 pasien umum yang terjangkit Covid-19. Para pekerja migran tiba dari Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam melalui Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo. Sebagian besar dari mereka kembali ke Tanah Air setelah kontrak kerjanya di luar negeri habis.
Penanggung Jawab RS Lapangan Laksamana Pertama Ahmad Samsulhadi mengatakan, meski situasi pandemi menurun, semua pihak diminta tetap waspada. Kurun Juni-Agustus, situasi memburuk terkait serangan mutasi Delta. Saat ini dunia mewaspadai varian Mu yang katanya resisten terhadap vaksinasi.
Dalam pemantauan tim kesehatan, ada pasien pekerja migran dengan CT value di bawah 2, padahal telah menjalani perawatan hampir dua pekan. Ada pasien lainnya dengan CT value di bawah 15 meski sudah dirawat 10 hari.
”Bagi kami, ini fenomena baru dan aneh sehingga harus ditindaklanjuti dan terus dipantau,” kata Ahmad, mantan Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut.
Menurut Ahmad, RS Lapangan sebenarnya tidak didesain untuk menangani pasien bergejala berat. Namun, semua berubah saat penularan memburuk kurun Juni-Agustus. ”Kewaspadaan penting karena ketika situasi memburuk RS Lapangan pernah merawat 222 pasien yang mayoritas atau 80 persen gejala berat,” kata Ahmad.
Fauqa Arinil Aulia, spesialis patologi klinis RS Lapangan, menambahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan potensi serangan varian Mu yang telah melanda 39 negara dan bisa saja menular di Indonesia. ”Mu ini termasuk variant of interest yang sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan penyakit, dan terapinya. Semoga tidak menjadi variant of concern, seperti Delta yang paparannya amat cepat,” katanya.
Untuk memantau kondisi pasien, lanjut Fauqa, RS Lapangan telah mengirimkan 78 sampel whole genome sequencing ke Universitas Airlangga, Surabaya. Tujuannya, mengetahui karakteristik virus korona dalam tubuh pasien apakah varian Delta atau Mu.
Menurut Fauqa, secara normal, pasien yang ditangani dan membaik seharusnya CT value meningkat. Bahkan, dalam dua pekan, kebanyakan pasien sudah dinyatakan negatif Covid-19. Namun, beberapa pasien malah memperlihatkan CT value yang rendah bahkan ekstrem meski sudah ditangani hampir dua pekan.
”Kami menunggu hasil pemeriksaan sequencing apakah pasien terkena varian atau bagaimana,” ujarnya.
RS Lapangan telah beroperasi selama 15 bulan seiring serangan pandemi sejak Maret 2020. Fasilitas kesehatan dengan kapasitas 410 tempat tidur ini telah menangani 10.274 pasien dengan 9.631 orang di antaranya sembuh. Tingkat kesembuhan pasien 98,34 persen. RS Lapangan berkontribusi terhadap kesembuhan nasional 0,27 persen, Jatim (2,6 persen), dan Surabaya (16,3 persen).
Secara terpisah, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi, mengatakan, aparatur dan masyarakat tetap perlu waspada. Untuk antisipasi varian Mu, pengawasan dan pemeriksaan di kedatangan mancanegara di bandar udara dan pelabuhan ditingkatkan.
”Kami berharap masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan dan mematuhi kaidah-kaidah dalam penanganan situasi pandemi untuk menekan risiko situasi memburuk kembali,” kata Makhyan.
Berdasarkan penilaian atau asesmen situasi Kementerian Kesehatan, di Jatim tidak ada kabupaten/kota masuk kategori 4. Daerah terbaik adalah Lamongan dengan kategori 1.