Berjalan Enam Bulan, Vaksinasi Lansia di Sultra Baru 12 Persen
Meski telah berjalan hampir setengah tahun, vaksinasi lansia di Sulawesi Tenggara masih sangat rendah, yaitu baru 12 persen dari target 157.296 orang. Pemerintah dituntut lakukan upaya jemput bola agar capaian meningkat.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Memasuki enam bulan program vaksinasi berjalan, capaian vaksinasi lansia di Sulawesi Tenggara baru mencapai 12 persen. Sebagian besar daerah bahkan baru mencapai kisaran 1 persen dari total sasaran 157.296 orang. Pemerintah diharap lakukan upaya jemput bola agar vaksinasi lansia bisa meningkat.
Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas menuturkan, berdasarkan data capaian vaksinasi, kategori lansia termasuk yang paling rendah sejauh ini. Capaian vaksinasi baru mencapai 12 persen meski vaksinasi telah berlangsung selama lima bulan terakhir.
”Pemerintah daerah, hingga pihak TNI/Polri, terus lakukan upaya sosialisasi agar masyarakat khususnya warga lanjut usia mau ikut untuk vaksinasi. Karena ini penting untuk menciptakan herd immunity di masyarakat,” kata Lukman selepas kegiatan Vaksinasi Serentak Pesantren dan Rumah Ibadah di Kendari, Selasa (7/9/2021).
Capaian vaksinasi lansia ini, tutur Lukman, tertinggal jauh dari vaksinasi kategori lainnya. Para tenaga kesehatan, misalnya, telah lebih dari 100 persen dan mulai untuk vaksinasi dosis ketiga. Para pelayan publik, khususnya TNI/Polri, juga telah melebihi sasaran.
Menurut Lukman, diperlukan upaya lebih agar vaksinasi lansia ini bisa berjalan maksimal. Sebab, saat ini animo masyarakat sedang tinggi untuk mengikuti vaksinasi yang tengah berlangsung di sejumlah tempat dan fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data Pemprov Sultra, dari 157.296 warga lansia yang menjadi sasaran, baru 19.522 orang yang telah menjalani vaksinasi tahap pertama atau sekitar 12,41 persen. Dengan vaksinasi yang berjalan enam bulan, rata-rata capaian vaksinasi hanya 2 persen setiap bulannya. Sementara itu, vaksinasi tahap kedua di angka 7 persen. Daerah dengan vaksinasi lansia tertinggi berada di Kendari dengan capaian 52 persen dan terendah di Buton yang baru mencapai 159 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Usnia mengatakan, beberapa kendala yang menghambat capaian vaksinasi lansia adalah masih adanya ketakutan akan dampak vaksin. Oleh sebab itu, sosialisasi terus dilakukan agar meningkatkan pemahaman di masyarakat.
Tidak hanya itu, ia menambahkan, sejumlah program juga telah dijalankan, seperti keluarga pendamping juga divaksinasi ketika membawa lansia untuk divaksin. Petugas fasilitas kesehatan paling bawah juga diarahkan untuk turun dan mengajak masyarakat mengikuti vaksinasi.
Meski begitu, lanjut Usnia, saat ini belum ada program jemput bola vaksinasi lansia yang dilakukan. ”Kami akan bentuk tim yang melakukan pendataan hingga turun melakukan vaksinasi di rumah-rumah lansia,” katanya.
Ramadhan Tosepu, epidemiolog Universitas Halu Oleo, menilai, lambatnya proses vaksinasi warga lansia dipengaruhi kinerja pemerintah daerah yang tidak maksimal. Utamanya, pola pendekatan terhadap warga yang selama ini tidak memberikan pemahaman menyeluruh.
Akibatnya, masyarakat enggan untuk datang melakukan vaksinasi di lokasi yang telah ditentukan. Selain itu, sejumlah kasus vaksinasi yang diikuti dampak hingga meninggal menambah keengganan masyarakat. Tidak hanya itu, tambah Ramadhan, pemerintah juga diharapkan melakukan jemput bola terhadap warga lansia yang belum menjalani vaksinasi.
”Pemerintah harus lakukan upaya percepatan dengan langsung turun ke rumah-rumah warga. Jadi tidak hanya dengan sosialisasi semata. Kalau tidak begitu, bisa delapan hingga sepuluh tahun lagi baru akan tuntas,” tambahnya.
Vaksinasi di rumah Ibadah
Mengikuti program pemerintah pusat, Polri bersama pemerintah daerah dan sejumlah pihak terkait melakukan vaksinasi serentak di rumah-rumah ibadah dan pesantren. Di Sultra, tiga lokasi menjadi sasaran vaksinasi serentak dengan target 3.000 orang.
Pemerintah harus lakukan upaya percepatan dengan langsung turun ke rumah-rumah warga. Kalau tidak begitu, bisa delapan hingga sepuluh tahun lagi baru akan tuntas.
Kepala Polda Sultra Inspektur Jenderal Yan Sultra Indrajaya mengatakan, lokasi vaksinasi di Sultra dilakukan di masjid, gereja, dan pesantren di beberapa wilayah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan capaian vaksinasi sekaligus meningkatkan kekebalan bersama di masyarakat.
”Tapi tidak berhenti di sini karena upaya ini akan berlanjut terus. Kami terus mendukung program vaksinasi yang menjadi harapan kita bersama dalam menghadapi pandemi Covid-19,” katanya.
Dari target 2 juta orang, total capaian vaksinasi dosis pertama di Sultra mencapai 489.428 orang atau 24 persen. Sementara itu, vaksinasi dosis kedua mencapai 12 persen dengan total vaksin terpakai sebanyak 700.000 dosis. Vaksinasi harian di Sultra rata-rata sebanyak 3.000 orang.