Vaksinasi di Kalteng Ditargetkan Rampung November, Wajib Patuhi Prokes
Vaksinasi di Kalteng ditargetkan menjangkau seluruh sasaran pada November 2021. Meski demikian, pemerintah diingatkan untuk menyelenggarakan vaksinasi yang aman dan menaati protokol kesehatan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menargetkan vaksinasi mencapai 100 persen pada akhir November tahun ini untuk segera mencapai kekebalan kelompok. Dalam dua hari ini, setidaknya 30.000 orang divaksin. Walakin, pemerintah diingatkan wajib menjaga protokol kesehatan dalam proses vaksinasi.
Sugianto menyampaikan target tersebut di sela-sela memantau jalannya vaksinasi massal di Stadion Sanaman Mantikei, Kota Palangkaraya, Kalteng, Jumat (6/8/2021). Di Kota Palangkaraya, vaksinasi massal juga dilaksanakan di Stadion Universitas Palangka Raya (UPR). Vaksinasi juga dilakukan serentak di seluruh Kalteng dengan mekanisme masing-masing.
Dalam kesempatan itu, Sugianto mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi kepada masyarakat. Ia juga mendorong semua jajarannya bekerja keras memenuhi target 100 persen pada akhir November tahun ini.
”Saya harap 100 persen masyarakat Kalteng dapat divaksin paling lambat November nanti. Masyarakat juga jangan termakan hoaks, vaksin ini halal dan aman,” ucap Sugianto.
Dia mengungkapkan, meski vaksin tidak bisa mencegah sepenuhnya paparan virus korona baru pada tubuh manusia, fakta menunjukkan orang yang telah divaksin dua kali hanya mengalami gejala ringan dan lebih cepat pulih saat terpapar virus mematikan tersebut.
Fakta menunjukkan, orang yang telah divaksin dua kali hanya mengalami gejala ringan dan lebih cepat pulih saat terpapar virus mematikan tersebut.
”Vaksin itu seperti sabuk pengaman pada mobil, tidak sepenuhnya menghindari pengemudi dari cedera saat kecelakaan, tapi umumnya mereka mengalami cedera ringan dibanding yang tidak memakainya,” kata Gubernur.
Meskipun demikian, Direktur Lembaga Bantuan Hukum Palangkaraya Aryo Nugroho Waluyo mengingatkan pemerintah agar memperbaiki sistem pendaftaran dan proses vaksinasi. Dalam beberapa hari terakhir, vaksinasi massal selalu diwarnai kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan (prokes).
”Dari pantauan kami di lapangan, selalu ada kerumunan di setiap kegiatan vaksinasi, baik saat mendaftar maupun saat pemberian vaksinasi. Jadi, kejadian yang baru-baru bukan yang pertama,” kata Aryo.
Sebelumnya, antrean panjang terjadi di Jalan Yos Sudarso saat ribuan orang datang mendaftar vaksin yang diselenggarakan Pemerintah Kota Palangkaraya, Polres Palangkaraya, dan TNI Angkatan Darat. Vaksin massal itu dilakukan dalam rangkaian acara HUT Ke-76 Republik Indonesia.
Antrean sudah dimulai sejak Rabu (4/8/2021) malam di Pos Polisi Bundaran Besar. Malam itu, jalan menuju bundaran besar ditutup sehingga para pendaftar memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Antrean mulai padat sejak pukul 19.00 WIB. Apalagi petugas penerima pendaftaran hanya dua orang, yang kemudian baru ditambah beberapa jam berikutnya.
”Pemerintah perlu tegas, jangan hanya kepada masyarakat. Virus ini membahayakan semua orang. Jangan sampai ada kegiatan yang digelar pemerintah justru membahayakan masyarakat,” lanjut Aryo.
Jumlah tambahan kasus terkonfirmasi positif pada Jumat pagi di Kalteng sebanyak 279 kasus sehingga secara kumulatif telah mencapai 35.557 kasus positif. Angka kematian juga bertambah 18 orang dengan total kasus kematian mencapai 1.194 orang. Angka kesembuhan meningkat 324 kasus sembuh baru sehingga total mencapai 30.902 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, lonjakan kasus membuat obat-obatan dan pasokan oksigen menipis. Namun, pada Kamis pagi, Presiden Joko Widodo memberikan bantuan konsentrator oksigen sebanyak 133 koli.
Suyuti menambahkan, bantuan Presiden dilakukan secara bertahap. Total, Kalteng mendapatkan jatah 458 koli, tahap pertama sebanyak 133 koli telah dikirim. Gubernur Kalteng beserta jajarannya menerima bantuan tersebut di Bandar Udara Tjilik Riwut, Kota Palangkaraya. ”Oksigen ini kami bagikan sesuai kebutuhan di fasilitas kesehatan seluruh Kalimantan Tengah,” katanya.
Oksigen tersebut, lanjut Suyuti, dibagikan untuk mengatasi masalah di unit gawat darurat (UGD) sehingga pembagiannya tentu tidak merata. Beberapa rumah sakit kesulitan oksigen, apalagi rumah sakit yang semua tempat tidurnya dilengkapi alat bantu pernapasan. ”Kami akan petakan mana yang paling membutuhkan,” ujarnya.