Penumpang Berkurang, Maskapai Hentikan Operasi Sementara di Palangkaraya
Pembatasan kegiatan masyarakat membuat bandara jadi kian sepi. Setidaknya 12 perjalanan dari salah satu maskapai di Palangkaraya, Kalteng, berhenti beroperasi sementara.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sejumlah maskapai mengurangi bahkan menghentikan layanan penebangannya ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk sementara waktu. Penghentian ini akibat dari sedikitnya jumlah penumpang dari dan ke Palangkaraya karena pembatasan mobilitas.
Kalteng telah melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak Senin (2/8/2021) sampai 16 Agustus 2021. Warga yang datang ke provinsi itu harus bisa menunjukkan hasil uji usap (RT-PCR) negatif saat tiba di bandara. Pembatasan dan syarat itu membuat bandara-bandara di Kalimantan Tengah menjadi sepi.
Eksekutif General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Tjilik Riwut Kota Palangkaraya Siswanto mengungkapkan, maskapai Lion Air sudah menghentikan operasinya untuk 12 jadwal penerbangan yang biasanya dilakukan di Palangkaraya. Terdapat enam pesawat yang tidak beroperasi dari dan menuju Kota Palangkaraya.
”Maskapai lainnya mengurangi jam operasional hingga 80 persen, tetapi masih ada pesawat yang masuk dan pergi. Hanya memang berkurang sekali,” kata Siswanto.
Siswanto menjelaskan, penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya hanya memiliki tujuh orang penumpang dari yang biasanya bisa mencapai 20 sampai 30 orang.
Penurunan penumpang itu sudah mulai terasa sejak PPKM tahap pertama pada bulan Juni lalu. Penurunan terjadi hingga 50 persen lebih. ”Ini sesuai juga dengan keinginan pemerintah pusat soal pembatasan kegiatan, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Siswanto.
Siswanto mengungkapkan, meskipun penumpang berkurang drastis, Bandar Udara Tjilik Riwut Kota Palangkaraya, Kalteng, tetap beroperasi.
Maskapai lainnya mengurangi jam operasional hingga 80 persen, tetapi masih ada pesawat yang masuk dan pergi. Hanya memang berkurang sekali.
Dari data Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, hingga saat ini tercatat tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 309 kasus sehingga totalnya 35.043 kasus. Kasus kematian pun bertambah 18 orang sehingga totalnya mencapai 1.147 kasus kematian.
Kasus sembuh juga bertambah 208 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga jumlahnya menjadi 30.194 kasus. Tambahan pasien yang dirawat sebanyak 83 pasien sehingga totalnya menjadi 3.702 kasus.
Melihat hal itu, Kepala Dinas Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah menjadi salah satu kunci memotong penyebaran virus mematikan tersebut. Sepinya bandara membuat PPKM efektif berjalan dan dampaknya bisa dirasakan nanti.
Hingga saat ini, lanjut Suyuti, selain fokus pada PPKM pihaknya juga berupaya sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19 di Kalteng. Ketersediaan obat dan oksigen yang menipis membuatnya melakukan beragam upaya.
Saat ini ketersediaan oksigen, kata Suyuti, mencapai lebih kurang 17 ton, sedangkan pemakaiannya mencapai 13 ton per hari. Sisanya hanya bisa dipakai selama dua hari. ”Kami berkoordinasi dengan semua pihak, hingga ke pemerintah pusat,” katanya.
Untuk obat-obatan, menurut Suyuti, hanya mampu bertahan lebih kurang tujuh hari. ”Kami menjaga suplai stok ideal sesuai kebutuhan kami. Kami upayakan terus,” kata Suyuti.
Suyuti mengungkapkan, saat ini warga yang melakukan isolasi mandiri mencapai 1.871 orang. Banyaknya warga yang melakukan isolasi mandiri membuat tenaga kesehatan kewalahan dan membutuhkan bantuan.
”Dengan jumlah seperti itu, kalau hanya mengandalkan teman kesehatan tentu tidak bisa terkejar. Saat ini banyak warga dan organisasi non pemerintah yang membantu, jadi ini bukan kerja sendiri tetapi bersama,” kata Suyuti.