Oksigen di Kalteng Menipis, Pemda Bakal Andalkan Perusahaan Tambang
Lonjakan kasus terkonfirmasi terjadi lagi, angka kematian pun meningkat. Hal itu berdampak pada kebutuhan oksigen yang sangat tinggi, tetapi persediaan terbatas. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pun surati menteri.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kalimantan Tengah membuat persediaan oksigen menipis. Perusahaan pertambangan menjadi salah satu pihak yang bakal diandalkan pemerintah daerah guna menjamin ketersediaan oksigen.
Pada Kamis (29/7/2021), tercatat 416 kasus positif Covid-19. Jumlah ini menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi. Total kasus positif di Kalteng kini tercatat 33.344 kasus.
Kasus kematian juga bertambah 19 orang sehingga totalnya menjadi 1.027 kasus. Angka kematian pun meningkat menjadi 3,1 persen atau naik dari seminggu sebelumnya, 2,9 persen. Tercatat ada penambahan 37 pasien pada Kamis.
Peningkatan kasus ini, kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul menyebabkan menipisnya persediaan oksigen. Penyedia oksigen kewalahan melayani permintaan. ”Dulu pengiriman setiap minggu, sekarang harus setiap dua hari. Padahal, jadwal kapal tidak bisa mengikuti kebutuhan kami,” kata Suyuti di Palangkaraya, Kamis.
Untuk meminimalkan dampak kelangkaan oksigen, Suyuti menjelaskan, pihaknya tengah menggunakan sistem pinjam. Rumah sakit yang masih memiliki persediaan meminjamkan dulu untuk fasilitas kesehatan yang kehabisan.
”Di Kalteng masalah utama bukan di iso tank. Kami sejauh ini punya tiga unit di Palangkaraya dan Kotawaringin Barat. Penyedianya kesulitan memberikan kebutuhan oksigen,” tambahnya.
Ke depan, Suyuti menjelaskan, pihaknya berencana meminta bantuan perusahaan pertambangan dan perusahaan peleburan emas dan besi untuk ikut menjamin ketersediaan oksigen. ”Ini untuk kepentingan medis,” katanya.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengungkapkan, kebutuhan oksigen di rumah sakitnya mencapai 3.000 kilogram oksigen cair. Jumlah itu untuk semua bagian atau ruangan di rumah sakit.
”Sekarang sudah tipis sekali oksigen yang tersedia, ada bagian (ruangan) yang hanya bertahan tiga hari saja,” ungkap Yayu.
Penjabat Sekretaris Daerah Kalteng Nuryakin mengungkapkan, sudah membentuk Tim Satuan Tugas Oksigen untuk menyelesaikan permasalahan ini. Ketersediaan oksigen medis kini terbatas dan jumlah persediaan yang tidak seimbang.
”Saat ini, permintaannya meningkat tiga sampai empat kali lipat di Kalteng, sedangkan pasokannya tetap,” kata Nuryakin.
Nuryakin menjelaskan, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran sudah menyurati pemerintah pusat untuk mengatur distribusi oksigen. Sugianto disebut sudah mengeluarkan kebijakan membeli 30 tabung gas oksigen di Sidoarjo senilai Rp 450 juta.
Kemudian, Nuryakin mengungkapkan, ada perusahaan yang sebelumnya sudah tidak memproduksi oksigen kini telah kembali beroperasi. ”PT Korindo siap memenuhi keperluan 900 tabung gas oksigen per hari,” ujarnya.