Guna mempercepat pelayanan kepada warga Kota Surabaya yang terpapar Covid-19, Pemerintah Kota Surabaya tidak hanya merekrut sukarelawan sebagai pengemudi, tetapi juga memodifikasi kendaraan operasional menjadi ambulans.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Angka kematian warga Kota Surabaya akibat terpapar Covid-19 masih tinggi. Untuk mempercepat proses penjemputan jenazah di rumah ataupun di rumah sakit ke pemakaman, Pemerintah Kota Surabaya menambah armada dan merekrut sukarelawan pengemudi ambulans.
Sampai Kamis (15/7/2021), jenazah yang dimakamkan baik di Tempat Pemakaman Umum Babat Jerawat maupun Keputih serta krematorium setiap hari rata-rata mencapai 50 orang. Pernah angka kematian akibat terpapar Covid-19 mencapai 100 bahkan 180 orang per hari sehingga proses pemakaman perlu antre hingga 48 jam.
Tingginya angka kematian itu menjadi alasan utama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memodifikasi belasan mobil operasional di lingkungan Pemkot Surabaya menjadi ambulans. Hal itu dilakukan karena seluruh ambulans yang ada harus beroperasi 24 jam.
Penambahan ambulans merupakan peningkatan kapasitas layanan kedaruratan bagi warga Surabaya. Apalagi, mobil jenazah yang dimiliki Pemkot Surabaya saat ini jumlahnya terbatas.
Pemkot Surabaya di tahap awal telah memodifikasi 14 unit dari target 30 unit. Selama ini, ambulans khusus penjemput jenazah hingga pemakaman yang dioperasikan oleh Dinas Sosial hanya 15 unit.
Untuk menunjang pengoperasian ambulans, Pemkot Surabaya juga sudah merekrut 120 pengemudi. Mereka ini direkrut melalui Relawan Surabaya Memanggil dengan keahlian mengemudi.
Ery bersyukur lantaran Pemkot Surabaya kembali mendapatkan dukungan sukarelawan dalam upaya penanganan Covid-19. Dukungan ini tentu menambah kekuatan dan amunisi baru bagi Kota Surabaya dalam melawan pandemi Covid-19.
Jangan sampai ada lagi warga yang terpapar Covid-19 meninggal di rumah karena tidak segera diambil dalam waktu 24 jam.
Tak antre
Menurut dia, dengan adanya dukungan tenaga pengemudi dari para sukarelawan ini, operasional puskesmas beserta ambulans bisa berjalan selama 24 jam. Dengan demikian, warga Surabaya yang meninggal karena harus antre untuk mendapatkan layanan ambulans segera teratasi. ”Jangan sampai ada lagi warga yang terpapar Covid-19 meninggal di rumah karena tidak segera diambil dalam waktu 24 jam,” katanya.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, sekarang pemkot mendapatkan dukungan 126 pengemudi dari Relawan Surabaya Memanggil. Mereka akan membantu operasional mobil ambulans di dinas sosial (dinsos), dinas kesehatan (dinkes), hingga meng-cover puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan.
”Mereka akan jadi pengemudi ambulans dan sebelum terjun ke lapangan ditingkatkan sisi kuratif kedaruratan medisnya,” katanya.
Dengan meningkatnya kapasitas SDM ambulans, pihaknya berharap ke depan warga Kota Surabaya tak perlu lagi harus mengantre untuk mendapatkan layanan kesehatan sehingga saat bersamaan pula semakin banyak warga yang bisa langsung tertangani.
Irvan menyebut Pemkot Surabaya juga menambah armada ambulans di setiap wilayah. Salah satu dengan penambahan unit ambulans untuk Tim Gerak Cepat (TGC) yang terbagi di tujuh wilayah.
Koordinator Relawan Ambulance Surabaya Setiawan mengatakan, sukarelawan yang tergabung sebagai pengemudi mobil ambulans tentu sudah memiliki keahlian mengemudi disertai dengan SIM A. Selain itu, sebelum terjun ke lapangan, mereka juga telah mengikuti uji swab antigen dan menerima vaksinasi Covid-19.